TDH - 17

39.8K 1.2K 6
                                    

Yuhuuuu
Aku kembali lagi
😍😍😍

Kalian udah pada follow aku belum nih?
Ramein yuk!!
😍😍

Camatttt baca ya semua
🙌😍

.
.
.
.
.

"Aku, Anya."

Zanna menatap tangan itu dengan nanar. Seorang gadis yang kini berdiri di depannya, menyambutnya dengan sangat senang. Gadis dengan pakaian feminim, cantik, manis, dan juga anggun. Sudah jelas jika dibandingkan dengan Anya, Zanna bukanlah apa-apa.

Zanna tersenyum, menerima ukuran tangan itu. "Zanna, Kak."

Percayalah, sekarang keduanya menjadi pusat perhatian seisi ruangan. Ini pertama kali Zanna datang ke markas Aodra, dan juga ikut acara mereka.

"Nah!! Sekarang kalian udah saling kenal, nih. Gue seneng kalo nambah orang di circle kita ya, Nya." Jane merangkul tangan Anya. Keduanya memang terlihat sangat akrab. Dan hal itu membuat Zanna hanya bisa tersenyum tipis.

Anya tersenyum tipis, dia merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan Zanna. Sama-sama tidak nyaman. "Iya, semoga kita bisa jadi temen deket." Anya menatap Zanna yang sekarang hanya tersenyum seolah sedang menimpali ucapannya barusan.

"Pokoknya nanti kita bisa healing bareng!! Ih gue gak sabar banget ngajak kalian berdua ngemall, nonton bareng, nginep di villa. Pokoknya gue gak sabar!!" Jane terlihat antusias sekali dengan hal-hal itu. Wajar saja, Jane sudah lama tidak melakukan hal seperti itu bersama Jane semenjak gadis itu pindah. Bahkan Anya tidak punya teman perempuan sama sekali selain Anya.

"Iya, iya. Nanti kita wujudin mau kamu. Iya, kan, Zanna?" Sekarang Anya menoleh ke arah Zanna. Menatap gadis itu dengan tatapan yang menurut Zanna tidak ada artinya.

Zanna mengangguk pelan, "Iya, Kak, boleh." jawab Zanna terdengar apa adanya.

Sebenarnya masih banyak hal yang Zanna tidak mengerti. Tentang Algrarez, tentang Aodra.

Tentu disini Zanna bukan lah apa-apa di mata mereka. Dibandingkan Anya dan Jane, Zanna hanyalah orang baru disini.

Itu artinya, kehadirannya disini bukan berarti apa-apa. Zanna yang berstatus sebagai istri Algrarez, mungkin tidak ada artinya di mata mereka. Karena mata mereka hanya tertuju pada Jane dan Anya, Zanna tidak terlihat di mata mereka.

Algrarez berdehem merasa ada kecanggungan di antara mereka bertiga. Apalagi Zanna dan Anya masih diam, sementara Jane berusaha untuk mencairkan suasana. "Semuanya udah siap, kan? Buat nanti siang?" Tanya Algrarez

Gabriel mengangguk, "Udah dong, ini kalo semisal kita berangkat sekarang juga gak masalah. Gak harus nunggu ntar siang." Karena semua barang-barang yang akn di donasikan ke panti asuhan sudah siap semua. Makanya tidak akan masalah sama sekali jika mereka berangkat sekarang.

"Gue gimana kalian aja," Algrarez menyenderkan bahunya ke sofa, sementara tangan kanannya meraih pinggang Zanna agar lebih dekat dengannya.

"Sekarang aja gimana? Ini kan banyaknya pake motor, ya. Takutnya nanti tiba-tiba hujan atau gimana." Komentar Benji membuat Algrarez mengangguk.

Algrarez beralih menatap ke yang lain. Seolah sedang meminta pendapat dari mereka.

"Sekarang aja ayo, lagian udah siap semuanya. Nunggu apa lagi coba?" ucap Kenzo

"Ya udah, kita berangkat sekarang aja." Putus Algrarez langsung disetujui oleh mereka semua.

Mereka pun satu persatu langsung beranjak dari tempat duduk mereka masing-masing. Ada beberapa dari mereka yang langsung keluar menuju motor-motor mereka. Ada juga yang masih bersiap-siap di dalam.

ALGRAREZ || The Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang