Bab 20

854 90 9
                                    

WARNING CERITA sedikit MEMBOSANKAN
BANYAK TYPO 🙏🏻 dan ALUR LAMBAT

HAPPY READING
like jika suka 👍🏻 dan komen jika bisa💬
Sorry for typo
Jangan jadi pembaca gelap terus 🤧

"Mas jevan bisa tidak untuk tidak meminta makan malam-malam" keluh Gisel terhadap sang pemilik hunian, jujur saja hari ini ia sangat lelah tapi meski bibirnya terus melontarkan kalimat protes dirinya tetap melakukan kegiatan memasak sebungkus mie ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Mas jevan bisa tidak untuk tidak meminta makan malam-malam" keluh Gisel terhadap sang pemilik hunian, jujur saja hari ini ia sangat lelah tapi meski bibirnya terus melontarkan kalimat protes dirinya tetap melakukan kegiatan memasak sebungkus mie instan sesuai permintaan sang tuan.

Dia baru saja terlelap kurang dari 30 menit tapi dengan baik hati dan dengan penuh pengertiannya Jevan mengetuk pintu kamarnya.

"Saya lapar" dengan tanpa rasa bersalah pria itu berucap.

Ini sudah tengah malam sudah waktunya bagi manusia untuk terjun kedalam mimpi dan bergelung dalam selimut bukan berdiri di depan kompor dan memasak sebungkus indomie.

Sebenernya Jevan maunya apa si? Entah kenapa akhir-akhir ini tingkat menyebalkannya semakin tinggi. Tidak tahu kah bahwa Gisel sedang menumpuk banyak pikiran, tubuh dan kepalanya juga benar-benar lelah hari ini.

"Huuh~" Dia menghela napas untuk mengusir ingatan pertemuan tidak sengaja tadi sore di mall, ia juga harap mereka tidak pernah bertemu lagi.

Setelah lima menit sekitar 10 menit Gisel pun memberikan semangko mie kepada Jevan, saat ia hendak pergi namun sang puan melangnya pergi dan memintanya duduk menamani makan. Lebih tepatnya kini Gisel menonton Jevan makan sambil menopang dagung melawan rasa kantuk.

Jika di perhatikan secara rinci pahatan wajah Jevan mendekati sempurna, wajah seperti tokoh fiksi webtoon dimana ia memiki rahang yang tegas, hidung mancung. Fisik 100% rupawan, sekali lagi Gisel katakan dia itu tidak munafik untuk menerima fakta bahwa pria di hadapannya itu tampan.

Selain fisik Jevan juga di berkahi dengan finansial yang mendukung, Gisel tidak berani menebak seberapa kaya pria itu melihat bagaimana hunian apartement yang saat ini ia tinggali sangat mewah.

Tidak heran pria itu kadang sedikit sombong soal uang.

Jika di ingat Gisel pernah mengira Jevan ini seorang penipu dan mobil yang di pakai sang pria itu milik orang lain, secara mereka bertemu karena menjadi tentangga di gedung apartement yang sangat jauh jika di bandingkan yang saat ini.

"Mau makan juga" Jevan menyodorkan sesuap mie di garpu ke arah Gisel. Ia itu melihat perempuan itu terus menatapnya jadi dia pikir mungkin saja ibu satu anak itu juga mau.

Gisel mengeleng, "tidak terima kasih" Dia menyudahi pikiran randomnya dan memilih menjatuhkan wajah ke atas meja makan dan tertidur secara tak sadar.

"Yeh, malah tidur" ujar Jevan melihat Gisel yang terlelap dengan begitu saja tanpa peduli mungkin saja wajahnya akan terlihat aneh di depannya.

BABY FATHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang