⚠️ HANYA FIKSI ⚠️
TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!Shani masih setia menemani Chika, tangannya tak henti mengusap punggung tangan Chika. Wajah yang biasanya terlihat ceria kini hanya terdiam dihadapannya. Shani merasakan sakit yang teramat saat melihat Chika terbaring lemah seperti sekarang dan itu mungkin karena dirinya yang terlalu keras pada Chika.
"Sayang, kapan kamu bangunnya Kak? Bunda kangen..." Lirih Shani.
"Kakak marah sama bunda ya? Gak papa kakak mau marah juga asal Kakak jangan bikin bunda khawatir. Apalagi bunda harus liat Kakak kaya gini bunda ga sanggup Kak."
Shani menelungkupkan wajahnya sambil menggenggam tangan Chika."Bunda" panggil Chika.
"Kak?" Shani segera bangkit dari duduknya dan memeluk Chika yang terbaring, sekilas Shani mencium kening Chika.
"Bunda hiksss hiksss," Ucap Chika yang mulai menangis.
"Iya sayang bunda disini nemenin Kakak. Mana yang sakit hm? Kasih tau bunda Kak!" Tanya Shani sambil mengecek seluruh tubuh Chika.
"Badan Kakak pegel semua Bun hiksss, kepalanya juga pusing." Adu Chika pada Shani.
"Suuttss jangan nangis dong, nanti malah tambah sakit. Sebentar lagi juga sembuh, asal Kakak minum obatnya ya." Chika mengangguk pelan.
Toktoktok
"Permisi." Ucap seorang dokter di ambang pintu. Dokter wanita dengan name tag bertuliskan Rhea adalah dokter yang menangani Chika selama dirawat.
"Dokter, silahkan masuk!" Ucap Shani.
"Halo selamat pagi anak cantik, gimana sekarang masih sakit?" Tanya dokter pada Chika.
"Badannya pegal-pegal sama kepalanya pusing Dokter." Bukan Chika yang menjawab pertanyaan dokter melainkan Shani.
Dokter mengangguk paham."Dokter izin periksa ya." Ucap dokter.
"Silahkan dok." Ucap Shani. Dokter pun mulai memeriksa kondisi Chika.
"Jadi gimana anak saya dok?" Tanya Shani.
"Seperti yang sudah saya katakan..."
"Dokter" panggil seseorang yang baru saja masuk semua orang yang ada di ruangan itu menoleh ke arah sumber suara.
"Ayah?" Ucap Shani terkejut.
"Sepertinya tadi ada suster yang mencari dokter, ada pasien yang membutuhkan dokter di IGD." Ucap Cio.
"Oh seperti itu, baiklah. Kalau begitu nanti sore saya akan visit kembali untuk mengetahui kondisi pasien lebih lanjut. Maaf saya harus segera kesana." Ucap dokter Rhea.
"Baik Dok, terimakasih." Ucap Cio. Sementara Shani terlihat kebingungan kenapa Cio bisa tau kalau dokter Rhea ada di ruangan Chika sementara dia saja tadi pergi keluar. Shani terus menatap Cio ada gelagat aneh yang suaminya itu lakukan tidak seperti biasanya.
"Ko kamu bisa tau yah?" Tanya Shani.
"Tau apa?"
"Dokter Rhea disini."
"Udah dibilang ada suster yang nanyain dokter Rhea, Bun." Ucap Cio sambil menaruh kantung berisi makanan yang baru saja dia beli dari kantin rumah sakit.
"Kamu aneh banget deh yah." Ucap Shani.
"Anak cantiknya ayah udah bangun?" Tanya Cio pada Chika, dia mencium pipi Chika dan lagi-lagi Cio menghiraukan perkataan Shani.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Milikku [Greshan+Ch2]✓
RandomTak selamanya keluarga itu harus terbentuk dari ikatan darah yang sama.