Part 29 [Sakha Gila]

4.1K 380 27
                                    

Happy Reading, sorry for typo.

Pertama kali mengetahui jika aku akan di jodohkan dengan Sakha, aku yakin jika Sakha akan menolak perjodohan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertama kali mengetahui jika aku akan di jodohkan dengan Sakha, aku yakin jika Sakha akan menolak perjodohan ini. Karena itu saat Mama tiba-tiba memberi kabar jadwal pertemuan pertama kami, aku terkejut bukan main.

Karena terlanjur janji pada Mama, aku menepati jadwal pertemuan kami. Aku datang tepat lima menit sebelum janji, saat itu aku tak yakin Sakha akan datang tepat waktu mengingat pekerjaannya yang sangat padat, selain itu kebiasaan warga lokal selalu datang melebihi waktu yang di janjikan.

Ternyata lagi-lagi aku salah, Sakha sudah datang sebelum aku tiba. Sakha adalah salah satu orang langka yang selalu on time jika memiliki janji pertemuan, saat itu aku memberikan satu poin untuknya.

First impression bertemu Sakha, aku bisa menyimpulkan jika Sakha adalah orang kaku yang tak suka basa-basi. Obrolan yang terjadi di antara kami berat sebelah, di mana aku yang selalu melayangkan pertanyaan padanya.

Meski tak suka basa-basi, Sakha selalu menjawab pertanyaanku tentang dirinya apa adanya, tidak di lebih-lebihkan tapi tidak juga di kurangi. Semua yang Sakha katakan, bukanlah omong kosong semata.

Jujur saja, Sakha adalah tipe pria idaman yang aku cari. Tidak berisik, tidak angkuh, tidak lebay dan tidak sombong. Tingkah lakunya baik sekali, pembicaraannya berbobot dan yang paling penting adalah tatapannya yang tidak memandangku remeh.

Di pertemuan pertama aku memceritakan semua masalah dalam diriku, alih-alih kelebihan yang bisa meningkatkan derajatku di hadapannya. Aku tak ingin memulai dengan menutupi masa lalu, yang nantinya akan menjadi bom waktu.

Dan Sakha juga melakukan hal yang sama, dia menceritakan sisi yang tak pernah terlihat di depan publik. Percintaannya yang tidak berpengalaman sama sepertiku, sifatnya yang cuek dan bisa menyebalkan, kebiasaan high class, pekerjaan yang menjadi prioritasnya, sifatnya yang lebih suka sendiri. Sakha memberitahu hal yang bisa aku lihat.

"Apa alasan kamu menerima perjodohan ini?" itulah pertanyaan terakhir yang aku berikan padanya.

"I want try something new, in my life."

"Something new? Like what?"

"Have a wife, agar bisa memiliki seseorang yang bisa di banggakan di depan umum?" saat itu Sakha menjawabnya dengan keraguan, Sakha tak mendapatkan jawaban atas pertanyaanku.

"Why me? Dengan semua yang kamu punya, kamu bisa dapatkan wanita paling sempurna di dunia ini."

"Itu berlebihan, Nona Gempita. Seolah kamu menyepelekan dirimu sendiri."

"Aku hanya mau membuka matamu, siapa tahu kamu lupa. Ada banyak wanita yang menyukai kamu, tapi kenapa pada akhirnya kamu menerima perjodohan ini?"

"Ini terdengar menggelikan, tapi ini nyata. Karena kamu berbeda."

Flawless WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang