happy reading vote dan komennya jangan lupaaa.
★~(◠ω◕✿)
tanpa sepatah kata langit pun melenggang pergi untuk pulang ia harus menenangkan pikirannya sejenak.
sedangkan calista ia sedang menunggu galen tapi tiba-tiba sebuah teriakan mengalihkan atensi calista.
"calista!!" teriak queen dari kejauhan memanggil calista dengan berlari bersiap untuk menerjang calista dengan pelukan.
"e-eh tunggu-"
telat.
queen sudah memeluk calista dengan kasar sehingga calista pun terhuyung ke belakang.
sedangkan murid-murid yang melihat hanya menggeleng-gelengkan kepala nya.
"cal lo gapapa? lo kemana aja? kenapa tadi ga masuk kelas? gue khawatir sama lo tau" tanya queen tak henti.
"ish a-ku ga bisa naf-ass" ucap calista.
queen pun melepaskan pelukannya dengan tersenyum kuda pada calista "sorry sorry"
"aku gapapa gausah khawatir" ucap calista.
queen pun memutar bola matanya malas "pede banget lo siapa juga yang khawatir" ucap queen menyangkal.
"alah gengsi banget,khawatir kan sama aku" ucap calista pede.
saat queen akan menjawab tiba-tiba suara panggilan seseorang mengurungkan niatnya.
"calista" panggil seorang lelaki.
queen pun menatap tajam si lelaki.
"mau apa lo kesini hah?" tanya queen ngegas.
"ish jangan gitu, ada perlu apa kak langit?" tanya calista memang langit lah yang tadi memanggilnya.
"gue mau ngomong berdua" ucap langit.
"emm a-aku... mau pulang kak iya mau pulang" ucap calista menolak dengan halus, tapi emang dasarnya si langit otak pemaksa.
langit pun menggenggam pergelangan tangan calista "bentar aja ayo" ajak langit menarik calista.
"eh eh aku-"
dugg
shh
tiba-tiba cekalan langit pada pergelangan calista pun lepas kini langit sedang menunduk di hadapan calista sembari meringis.
"eh kak langit!" ucap calista khawatir yang melihat langit meringis kesakitan.
"mau apa lo tarik-tarik biru?!" tanya galen emosi.
langit pun berdiri "galen? maksud lo apa mukul gue?" tanya langit sembari menahan sakit pada punggungnya, memang tadi galen lah yang meninju punggung langit.
"jangan sentuh biru" ucap galen dengan merangkul bahu calista posesif sedangkan queen yang melihat antusias sendiri kala galen begitu perhatian pada calista.
"biru?" tanya langit keheranan.
"panggilan kesayangan" ucap galen dengan memandang lekat calista yang masih terdiam.
"shit! jangan sampe" batin langit mengepalkan tangannya emosi.
"apa hubungan lo sama calista?" tanya langit.
"kalo lo tau juga apa urusannya sama lo?" tanya balik galen menantang ia tidak akan segan-segan menghabisi langit jika menyakiti calista meskipun langit adalah sahabatnya.
"ck, jangan ikut campur urusan gue" ucap langit dengan menekan setiap perkataannya.
"udah punya nenek lampir ngapain masih deket-deket biru?" tanya galen.
KAMU SEDANG MEMBACA
calista [belum revisi]
Подростковая литератураbagaimana jika seorang gadis sma harus merasakan manis dan pahit nya kehidupan? bagaimana rasanya dicintai oleh dua lelaki sekaligus? seorang gadis berkulit putih bibir pink yang bernama calista harus menerima takdirnya jika ia adalah penyebab ibu...