Bab 4

58 12 1
                                    

Tidak terasa, hari sabtu pun sudah tiba.

Zidane yang memang dari awal sangat bersemangat pun sudah siap sedia di mobil. Padahal sekarang baru jam 11 pagi menjelang siang.

"Bawa motor yang mana ya..." Sambil bergumam Zidane berjalan menyusuri koleksi motor-motor nya yang tersusun rapih di garasi.

Matanya tertuju pada satu motor kesayangannya, yang dimana belum ada satu orang pun yang pernah di bonceng Zidane menggunakan motor kesayangannya ini.

"Ok bro, hari ini kamu bakal ketemu dan kenalan sama calon mama kamu." Dengan senyum yang tidak pernah lepas dari semalam, Zidane berbicara dengan motor kesayangannya Kawasaki Vulcan S 650 Malta itu.

Brmm

Setelah menghidupkan mesin motor, dan tidak lupa untuk membawa helm satu lagi untuk Ana, Zidane pun melaju melintasi jalanan Jakarta yang mulai padat siang itu.

***

Pada pukul 11.30 siang, Ana baru selesai memasak untuk makan siang. Dia pun mandi dan bersiap untuk makan siang. 

Karena dia akan bertemu dengan Zidane nanti malam, maka dia akan nyantai dulu untuk beberapa jam kedepan. 

Tringgg

Dering telpon di apartemen nya pun berbunyi. Ana meras heran, karena telpon itu akan berbunyi hanya saat resepsionis di apartemennya mengabari kalau ada tamu atau ada paket ataupun delivery makanan. 

"Tamu kah?" Ana berjalan sambil bergumam dan mengangkat telpon itu.

"Halo?" 

"Halo, selamat siang Bu Ana, ini ada tamu di bawah. Katanya dia pacarnya Bu Ana? Apa benar bu?" tanya resepsionis dengan suara ramah. 

Ana terkejut. "Pacar? Siapa ya?" tanyanya, merasa bingung. 

Hei, dia bahkan tidak dekat dengan siapapun selama satu tahun ini, sejak kapan dia punya pacar? 

"Katanya namanya Zidane, Bu. Apa Ibu mengenal beliau?" tanya resepsionis lagi. 

Ana terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi yang baru saja didengarnya. Setelah beberapa detik, dia akhirnya menjawab, "Oh, iya. Dia teman saya. Suruh naik aja gapapa Mbak."

Kenapa Zidane sudah di apartemennya? Dia bilang akan menjemput Ana pada jam 7 malam. Ini bahkan baru jam setengah 12 siang, dia saja baru mau makan siang. 

Beberapa saat kemudian, terdengar ketukan di pintu. 

Ana buru-buru mengganti pakaian dengan yang lebih sopan dan melirik jam dinding. Waktu menunjukkan pukul 11:45. Dengan sedikit tergesa-gesa, dia menuju pintu depan dan membuka pintu apartemennya. 

"Zidane?" tanya Ana dengan nada bingung dan sedikit cemas saat membuka pintu. 

Zidane berdiri di sana dengan senyum lebar, masih mengenakan jaket motor dan memegang helm ekstra. "Hai!"

Ana menghela napas. "Kamu ngapain datang jam segini? Bukannya kita janji ketemu malam nanti?" 

Zidane terkekeh. "Ya gapapa, aku gak sabar aja pengen ketemu kamu." 

Tunggu! Kenapa anak ini malah menggunakan panggilan aku-kamu? 

"Yaudah masuk dulu." Sebenarnya Ana masih merasa canggung berdua saja bersama Zidane, dia juga sebenarnya merasa aneh kenapa dia memperbolehkan Zidane masuk kedalam apartemennya. 

Zidane merasa senang karena Ana memperbolehkannya untuk masuk kedalam apartemennya. Sebenarnya tadi Zidane sudah takut kalau dia tidak di perbolehkan Ana untuk masuk. Tapi untunglah Ana memperbolehkannya untuk masuk.

Eclipsed HarmonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang