PERINGATAN: CERITA INI HANYA DAPAT DINIKMATI UNTUK USIA 17 TAHUN KE ATAS. BEBERAPA ALUR, KATA-KATA KASAR DAN TIDAK PANTAS AKAN HADIR DI CERITA INI. DIHARAPKAN PEMBACA BISA BIJAK DALAM MENERIMA INFORMASI.
CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA.
Jangan lupa untuk follow, vote, komen, dan simpan book ini di perpustakaan favorit kalian yaaw❤️❤️❤️💙💙💙
16
||• MENJAUH ATAU MATI •||
..
.
Berada di antara keheningan, Rudi hanyut oleh pikirannya sendiri. Berjalan seorang diri menuju rumah Maya sembari menggenggam kresek hitam berisikan makanan. Hatinya sesekali merasa resah, pikirannya senantiasa tertuju kepada Maya.
Apakah perempuan itu baik-baik saja di rumah? Setengah jam lebih lamanya Rudi meninggalkan Maya. Sebenarnya itu tidak terlalu lama. Lagi pula dia hanya berjalan kaki, belum lagi terkendala oleh jalan yang ramai. Tentu saja itu akan sedikit membuang waktu.
'Aku harap, Maya menyukai makanan yang aku beli. Dia juga nggak bilang mau beli apa, aku jadi nggak tau apa yang dia suka.'
Ketika Rudi berjalan memasuki gang yang berdekatan dengan komplek perumahan Maya, sejenak dia merasakan ada sesuatu yang mengintai. Dari arah belakang, samar-samar Rudi melihat bayangan seseorang. Gerakan dari bayangan itu cepat sekali, karena Rudi memiliki refleks yang cukup terlatih maka dia lebih memilih untuk mengikuti insting alaminya.
Dia mampu menepis serangan itu dengan cepat, melangkah mundur seraya menjaga jarak. Rudi sejenak menatap lengan jaketnya, tampak sedikit koyak. Untung saja dia mengenakan jaket yang cukup tebal. Akhir-akhir ini, udara terasa dingin. Ada untungnya juga, karena saat ini dia berhadapan dengan orang gila yang bersenjata.
Suara tawa terdengar dari depan sana. Seseorang yang tak begitu asing bagi Rudi akhirnya menampakkan diri juga. Dengan sebilah pisau yang saat ini digenggam olehnya, Zayyan mengulas senyuman puas.
"Sudah kuduga, kamu ini memang bukan laki-laki biasa ya? Padahal aku benar-benar berniat untuk membunuh loh, tapi pisau ini masih belum cukup untuk memberikan luka sedikit pun. Hebat, kau hebat juga." Zayyan mulai mengoceh tidak tahu arah, sesekali terkekeh dan tertawa.
Rudi tak menimpali, lebih tepatnya buat apa dia membalas ocehan gila itu? Benar-benar membuang waktu dan tenaga saja. Rudi tak memiliki banyak waktu untuk meladeni kegilaan lagi.
"Jangan ganggu aku. Kita sama sekali nggak ada masalah," ucap Rudi kepada Zayyan. Intonasinya tak menunjukkan banyak emosi, terdengar datar dan tidak peduli.
"Hah, tidak ada masalah? Yang benar saja dong, kau itu sumber masalah untuk hubunganku dan Maya! Apa yang kau inginkan dari Maya, hm?"
Sejenak Rudi mengangkat bahunya sekilas, menggeleng. "Tidak ada. Aku hanya menolong dia saja. Menolongnya dari laki-laki gila sepertimu, sebenarnya aku juga tidak ada urusan denganmu atau pun Maya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam yang Gemerlap [ END ]
Romance[ ORIGINAL STORY ] =| SERI PERTAMA |= °°Antara putih dan hitam°° Kisah ini menceritakan tentang perjalanan hidup seorang gadis mungil dengan sejuta penderitaan yang dimiliki. Namanya Mayara. Dia memiliki postur tubuh yang menggemaskan. Sejuta cahay...