Desa tersebut merupakan desa yang lokasinya tidak jauh dari Darhagen.
Malam itu, suasana di desa begitu sepi karena semua penduduk di sana sudah terlelap dan masuk ke alam mimpi masing-masing. Hanya terdengar suara binatang malam yang saling bersahutan.
Sayup-sayup terdengar suara cengkrama dari para penjaga di pos. Mereka sedang bermain kartu sambil menegak bir.
Suara tawa mereka memecah kesunyian malam. Tubuh mereka dihangatkan oleh alkohol yang mereka minum untuk menghalau dinginnya angin malam.
Namun, tawa mereka perlahan teredam, ketika mereka mencium bau busuk yang sangat menyengat. Bahkan, sayup-sayup mereka mendengar suara seperti suara langkah kaki yang menginjak tanah becek.
"Bau busuk apa ini?" ucap salah satu penjaga sambil menutup hidung mereka dengan kuat.
Semua penjaga mulai menutup hidung mereka. Namun, bau itu masih saja tercium sampai-sampai mereka semakin menekan lubang hidung mereka sehingga kesulitan untuk bernafas.
Ketika mereka mencoba bernafas lewat mulut, malah bau busuk itu seperti masuk ke dalam mulut mereka dan menyebabkan para penjaga tersebut merasakan pusing yang hebat.
Rasa pusing itu membuat pandangan mereka mengabur dan semuanya terlihat berputar. Mereka juga merasakan tanah yang mereka pijaki bergetar karena rasa pusing itu.
Beberapa dari penjaga itu mulai merasakan ada yang mengaduk perut mereka, sehingga mereka memuntahkan isi perut mereka yang menyisakan air saja. Bahkan, ada yang terus muntah walaupun tidak mengeluarkan apa pun dari mulutnya hingga dari mulut tersebut mengeluarkan cairan hitam pekat.
Melihat hal tersebut membuat beberapa penjaga yang masih cukup kuat menahan pusing di kepala mereka langsung panik.
Mereka berteriak dan mencoba mencari bantuan namun, penjaga yang muntah itu justru tertawa seperti orang gila dan mulai mengayunkan pedangnya ke semua penjaga yang ada di sana dengan bekas cairan hitam pekat itu masih menempel di dekat mulutnya.
Para penjaga tidak bisa melakukan apa-apa karena rasa pusing di kepala mereka tidak bisa membuat mereka berpikir jernih.
Mereka bahkan lari sempoyongan dan tidak sempat meraih pedang mereka karena penjaga yang muntah itu telah memenggal kepala mereka terlebih dahulu.
Suasana malam itu sangat mencekam.
Desa tersebut hanya dipenuhi dengan suara teriakan dan jeritan serta genangan darah yang perlahan berubah menjadi hitam pekat.
***
Seluruh kesatria berlarian menuju ruang pertemuan di mana sudah ada Aiken bersama Andrew di sana. Mereka semua duduk di kursi lalu menatap Aiken yang wajahnya terlihat lebih serius dari pada biasanya.
"Tidak ada satu pun yang hidup di desa itu."
Kalimat pembuka dari Aiken membuat seluruh kesatria menahan nafas.
Mereka sampai tidak bisa berkata-kata dan terlihat tidak menyangka bahwa seluruh penduduk desa bisa kehilangan nyawa mereka dalam satu malam.
Pagi itu, seluruh penghuni di istana dihebohkan dengan laporan mengenai keadaan desa kecil di dekat Darhagen.
Seluruh penduduk di desa tersebut ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa, bahkan para penjaga yang merupakan prajurit hebat dari Darhagen pun semuanya mati dalam keadaan mengenaskan.
Dan orang yang melaporkan itu mengatakan, mereka mencium bau busuk di desa tersebut serta cairan hitam yang sangat pekat.
"Bahkan, beberapa penjaga memuntahkan cairan hitam pekat itu, Tuan Cattegirn."
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] Helmut: Chaos
Fanfic*Lanjutan dari HELMUT* Reinhard pikir, semuanya akan berakhir dengan bahagia setelah berhasil mengalahkan Lucius. Dia kembali menjalani harinya sebagai seorang Huang Renjun di pinggir kota Seoul. Selama bertahun-tahun, Reinhard selalu mendapatkan mi...