(35) polisi datang

2 2 0
                                    

"Tolong jaga hessa anggap dia sebagai adik lo."

- Azizan edwin lesmana

"gue bilang bunuh gue hes, bunuh gue," suara zizan sudah melemah, ia meringkuk berusaha menahan isak nya.

Tanpa sadar albi berusaha turun dari tangga untuk melihat apa yang terjadi, ia pun sampai di ambang pintu dan mulai berbicara, "bunuh aja dia hes," hessa semakin ingin menarik pemicu pistol tersebut.

Spontan kelima pria itu melihat kebelakang dan menampilkan albi yang duduk di ambang pintu dekat tangga tersebut.

"bunuh dia hes, lo kan mau perusahaan nya," albi membujuk hessa.

Hessa berdiri dari tempat duduk nya dan mengarahkan pistol itu di kepala zizan yang masih meringkuk, reno mencoba mencegah hessa dengan mendekat namun hessa langsung mengarahkan pistol itu ke reno dan mengancam reno untuk tidak mendekat.

"hes lo jangan coba coba hes, dia itu abang lo hes," reno sangat panik dengan situasi.

"abang? abang kek dia pantes mati," hessa mulai berbicara lalu berusaha untuk menarik pemicu pistol itu namun tangannya seperti tidak mampu melakukan itu.

"ya, psikopat kek gue pantes mati, gitu kan mau lo, bunuh aja gue, tarik pemicu itu," zizan berbicara namun ia tak mengangkat wajah nya dari tangan nya.

"misi gue sudah selesai bukan, gue pernah bilang ke lo kan reno," zizan mengangkat wajah nya dan menatap ke reno, "gue pernah bilang ke lo kan, kalau misi gue sudah selesai gue bakal pergi menyusul keluarga," reno menggeleng geleng kan kepala nya.

"tidak zi, misi lo belum selesai lo harus bunuh albi dulu," zizan tersenyum mendengar ucapan reno.

"kalau gue bunuh dia, hessa gimana? dia ga ada siapa siapa lagi bukan selain albi," mata zizan menutup setetes air mata nya mengalir.

"kelamaan, cepat bunuh dia hes," hessa tak mendengarkan ia menjatuhkan pistol tersebut ke lantai

"kenapa?" zizan mengambil pistol itu lalu mengembalikan nya di tangan hessa.

Hessa lalu mengarahkan lagi pistol itu di wajah zizan, zizan tersenyum melihat itu, dan tegak dari tempat duduknya, "sampai kapan pun gue tetap sayang sama lo hes, lo sangat mirip dengan zilan, mau lo buat kesalahan apapun gue ga bisa buat benci sama lo gue selalu sayang sama lo, gue sudah anggap lo sebagai adik gue sendiri, gue berusaha buat membenci lo karena lo sudah membunuh orang tua gue," tanpa sadar air mata hessa terjatuh.

"dan sekarang gue rela kalau lo mau bunuh gue juga, biar gue bisa ketemu sama keluarga gue," zizan tersenyum ke hessa.

"dramatis banget anjing, hessa gue bilang bunuh dia," albi emosi terhadap hessa yang masih belum membunuh zizan.

"itu, abang kandung lo suruh lo untuk bunuh abang sepupu lo ini," zizan tersenyum dan melebarkan tangannya.

Bima berusaha memberi tahu hessa, "hessa, ingat ini hes. hezi dan pantai," hessa semakin lemah mendengar kata hezi, ia tidak tahu apa yang di dalam dirinya ini, hessa menutup matanya ia mengingat lagi kenangan nya bersama zizan.

"BANGG LIHAT ITU APA," hessa berumur 12 tahun melompat ke pelukan zizan karena melihat kecoa.

"cuma kecoa," zizan yang berumur 22 tahun itu mengendong hessa.

"takut," zizan tertawa tipis.

"yaudah ayo ke pantai, mau?" tanya zizan.

"ayooo," zizan tetap mengendong hessa sampai di mobil.

"hezi mau kemana?" tanya tiffany. bundanya zizan yang habis pulang dari pasar.

"mau ke pantai bun," ucap hezi secara serempak.

"ohh hati hati ya."

"siapp bunda," hessa dan zizan menghormat kepada tiffany lalu pergi menaiki mobil.

Mereka berdua pun sampai di pantai dan bermain air disana, mereka tampak akrab dan bersenang-senang bersama sama, mereka saling menyayangi layak nya adik kakak kandung.

Hessa dan zizan setiap hari ke pantai karena mereka berdua sangat suka dengan suara ombak di pantai dan tenang nya suara ombak pantai di sore hari.

Mereka berdua selalu menghabiskan waktu di pantai, selalu berdua dan selalu di pantai.

Hessa membuka matanya, "m-maaf" rintih hessa lalu ia lembar pistol itu menjauh dari nya.

"kenapa? KENAPA GA LO BUNUH AJA GUE HES," zizan memegang kuat kedua bahu hessa.

"atau lo gamau bunuh gue pake pistol yaudah pake pisau aja," zizan menyodorkan pisau dan memaksa hessa untuk memegang pisau itu.

Hessa melepaskan pisau itu karena tak mampu memegang barang itu lagi, "psikopat kek gue pantes mati hes, ayo bunuh gue," hessa melemah ia menatap mata zizan sendu, wajah nya yang lesu tersenyum tipis dengan zizan lalu ia tiba tiba pingsan dan mendarat tepat di bahu zizan.

Azizan menangkap hessa, lalu ia lihat wajah hessa yang pucat, "hes bangun hes," zizan berusaha membangun kan hessa, "lo bilang mau bunuh gue, ayo bunuh gue sekarang."

Wiu wiu wiu wiu

Suara sirine polisi terdengar dari luar rumah ini, "gamungkin polisi bisa tau rumah hutan ini," zizan panik karena suara sirine polisi itu semakin dekat, dan kelima pria itu juga tak kalah kaget mendengar sirine polisi tersebut.

Azizan melihat ke arah albi yang sedang memegang ponsel dengan tangan dan kaki yang telepas dari ikatan tali.

"pasti yang menelpon polisi dia," tebak raden.

"ya, gue yang sudah telpon polisi dan kalian akan di penjara, kalian ga liat gue tadi berusaha melepaskan tali itu waktu kalian sibuk dengan hessa," zizan emosi dengan tindakan albi, zizan pun membaringkan tubuh hessa dengan lembut lalu zizan berjalan ke arah nya lalu mengambil pistol yang tadi di lempar oleh hessa.

Azizan menarik rambut zizan, "ikat tangan kalian pakai tali ikat juga tangan hessa," titah zizan.

"tapi-"

"lakuin," zizan melarang reno untuk berbicara lagi dan menyuruhnya untuk melaksanakan perintah nya.

Keempat pria itu menurut dengan perintahan zizan, mereka mengikat tangan mereka secara bergantian, dan mereka juga tidak lupa untuk mengikat tangan hessa yang telah pingsan.

"LO MAU NGAPAIN BANGSAT," pekik albi saat zizan telah menarik rambut nya.

Dorrr!!

Four in four people is
DEAD

Suara tembakan yang membuat polisi langsung mencari keberadaan buronan yang di cari cari, polisi langsung menyadari jika di rumah ini ada basement.

Polisi turun dari tangga untuk sampai ke lantai basement itu, lalu melihat zizan yang telah menembak seseorang yaitu albi.

"ANGKAT TANGAN ATAU SAYA TEMBAK," ancam salah satu polisi tersebut.

Segerombolan polisi mengarahkan pistol ke arah zizan, "mau nangkap saya, beri saya waktu sedikit," polisi tak menjawab ucapan zizan, dan zizan langsung berjalan ke arah reno dan berbisik, "ren, lo gabakal di tangkap, dan gue gabakal kembali gue titip hessa ya, jaga dia anggap dia seperti adik lo, dia sudah tidak punya siapa siapa lagi sekarang, cuma lo yang gue percayakan," bisik zizan yang tidak di dengar oleh polisi tersebut.

reno tak mampu menjawab ucapan zizan, ia ingin menangis mendengar ucapan zizan, zizan tersenyum kepada reno yang sedang menahan isak kan nya, "tolong jaga hessa anggap dia sebagai adik lo."

#DAY30 Salmasr13

Masa lalu seorang psychopath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang