Bab I

41 8 12
                                    

Bab 1: "Kehidupan yang normal"

.
.
.
.

.
.
.
.

(Author pov)

-

06:00 A.M
Senior High School, Jakarta, Indonesian.

"Rajin nyaa temen temen gue, pagi-pagi udah piket kelas aja" Mereka menoleh, melihat seorang laki-laki dengan tas yang dikaitkan di bahu kanan nya berjalan masuk kedalam kelas.

"Lo kalo gak mau bantu mending diem deh Vin" Vincent menyengir tidak bersalah kepada perempuan yang baru saja menyahuti nya.

"Bener tuh kata Vero, ni kelas berantakan juga karena kita-kita kemaren" Sahut laki-laki lain yang sedang menghapus papan tulis.

"Dih apaan, gue gak ikutan yaa, cuma kalian yang main, gue cuma ngeliatin aja tuh" Kekeh nya membuat kedua orang tadi langsung memutar mata mereka dengan malas.

"Ni beneran baru kita berempat yang dateng? Yang lain mana?" Tanya Vincent.

"Ya lo pikir aja gak sih? Ini masih jam 6 sedangkan sekolah kita aja masuk jam 8 ego'!" Veronica yang menyandang gelar sekretaris di kelas itu menyahut kesal mendengar celetukan Vincet.

"Berlima oi, noh liat di belakang" Mereka melihat perempuan yang sedang duduk dimeja ujung lalu melihat seorang laki-laki yang sedang berbaring nyaman diatas matras di belakang kelas mereka.

"Yaa gak heran sih, Revan kerjaan nya kek gak ada yang lain selain tiduran gitu?" Vincent menggelengkan kepalanya dengan dramatis.

"Kayak gak tau si Revan aja lo" Kekeh laki-laki yang masih berdiri di depan papan tulis. Pergi ke kursi kosong yang ada disebelah Vincent untuk mendudukkan dirinya disana.

"Oi ly, selesai noh papan tulis! Sana nyapu lo, enak aja dari tadi cuma ngeliatin kita kerja" Seru nya pada wanita yang tadi duduk di meja paling ujung.

"Gak usah disuruh juga gue bakal gerak, Lo cuma hapus papan tulis gak usah belagu ya Har" Harsa mendengus sambil menatap sinis kearah Lily yang berjalan menghampiri Veronica yang sedang mencatat absen.

"Yang penting gue gerak" Ucapnya dengan nada yang terdengar menyebalkan.

"Btw biasanya si Kelvin dateng paling awal? Tumben gue belum liat dia sekarang?" Vincent kembali berseru di sebelahnya.

"Paling nungguin si Kevin, lo tau mereka itu udah sepaket, gak bisa di pisah pisah" Veronica ikut menjawab sambil terkekeh dengan mata yang masih fokus dengan buku absen di depan nya.

"Gue kalo jadi si Kelvin udah gak peduli, biar aja tu anak pergi sendiri, mentang-mentang rumah sebelahan" Ujar Harsa sirik.

"Lo pada berisik, kalo mau gibah mending keluar sana!" Mereka menoleh melihat Revano yang terbangun, bangkit dari posisi nya lalu duduk di kursi nya.

"Tau, daripada ngoceh gak jelas gitu mending buat PR, pasti pada belom selesai" Sahut Lily.

"PR? Emang kita punya?" Veronica menggeleng kan kepalanya maklum. "Gak heran kalau yang nanya si Vincent, kecil-kecil udah pikunan"

Class XII-C.. (Horor/Mystery) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang