Assalamualaikum, semuanya. Apa kabar setelah beberapa bulan saya gak up, sehat-sehat 'kan? Mudah-mudahan saja. Aamiin🤭
-
-
Seperti biasanya, jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca okey🥰💐
-
-
Semoga saja kalian semakin suka dengan cerita ku yang semakin tak jelas😂✨ Khusus untuk saat ini part nya lebih panjang📍
Okey, selamat membaca sayang-sayang Ku💐•••
Setelah sampai didepan Rumah, Aurel tak langsung masuk, ia mengendap-ngendap dibalik pintu, melihat kanan-kiri dengan hati-hati, mencari sesosok tubuh kekar yang biasa duduk di kursi depan Tv. Sudah yakin bahwa seseorang itu tidak ada, dengan senang hati ia masuk kedalam rumah. "Hah, pasti main tu anak."
"A-aduh... Sakit. Lepasin! Lepasin!"
Baru saja satu langkah, telinganya langsung di sambut jeweran keras oleh seseorang, siapa lagi kalo bukan Ariel.
"Saki-sakit-sakit! Lepasin!" Mohon Aurel.
"Abis dari mana Lo?"
Aurel tak menjawab, ia hanya berusaha melepaskan jeweran Ariel yang semakin mengencang, membuat anak laki-laki itu semakin mengencang'kan lagi jeweran nya, membuat Aurel mendesis kesakitan dua kali lipat.
"Lo abis dari mana sampe gak pulang semalam, hah?!"
"G-gue kecelakaan kemarin!" Ucapnya semakin berusaha melepaskan jeweran itu. "Udah lepasin! Sakit, Riel!"
Mendengar jawaban adiknya itu, refleks Ariel melepaskan jeweran nya dengan panik melihat kanan-kiri tubuh Aurel. "Lo, gak papa?"
"Tubuh Gue gak papa, tapi telinga Gue ni!" Sentak Aurel dengan tangan yang tak henti-henti menggesek-gesek telinganya yang semakin memerah.
Ariel sedikit lega mendengar jawaban nya, wajahnya juga kembali ke setelan pabrik, lalu pergi begitu saja meninggalkan Aurel yang tengah kesakitan.
"E-eh, bukanya bantuin bawa barang!" Teriak Aurel yang tak didengar sedikitpun oleh Ariel. "Aduh, sakit banget!" Rengeknya sambil berjalan mengarah dapur menyimpan kresek kecil yang berisi belanjaannya kemarin.
*****
Jam menunjukan pukul 20:26 malam, dimana ketiga penghuni rumah sederhana ini berkumpul di dapur membuat bakso untuk persiapan besok jualan, masing-masing mengerjakan pekerjaan nya. Sekarang, Ariel juga mulai rajin membantu Aminah membuat bakso.
"Nanti, kalo mamah udah gak ada, kalian pertahanin jualan bakso ini, ya? Untuk bekal kalian juga. Aurel juga, nanti kalo ada apa-apa, telpon Abang, ya? Biar Ariel bantu masalahnya, jangan sampe gak pulang-pulang." ucap Aminah disela-sela keheningan mereka dengan senyuman yang mengiringi setiap pembicaraannya.
Aurel serta Ariel yang mendengar itu langsung melihat kearah Aminah yang tengah fokus mengupas bawang. "Mamah ngomong apa si?" Timpal Aurel menghentikan pekerjaannya. "Kenapa mamah ngomong kaya gitu? Memang nya, mamah mau keman? Mamah mau ninggalin Aurel?"
Perlahan Aminah memandang kearah anak gadisnya itu, tangannya mulai meraih pipi kanan Aurel, mengelusnya dengan lembut. "Mamah gak bakalan tinggalin Aurel kok. Meski mamah udah gak ada, mamah pasti ada buat Aurel, mamah pasti ada di dekat Aurel, buat jagain Aurel terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurel And Four Boys [Hiatus Sementara]
Humor(Masih tahap revisi, di revisi setelah End, dengan bantuan Author² lain yang koreksi nanti♥️) ••• Kisah 1Cewe And 4 Cowo. Kisah ini menceritakan Aurel serta 4Cowo yang memiliki karir masing-masing. Tentunya, dengan sifat cowo yang berbeda-beda. Kalo...