Sal menatap lekat pada wajah dewasa sang adik. Remaja yang biasanya menyapa dengan senyum ramah dan tatapan kagum, tidak lagi bisa dilihat olehnya di wajah Aldebaran.
Adiknya memang mengalami lupa ingatan, tapi kekecewaan yang dirasakan oleh Al sebelum kecelakaan masih ada di dalam diri adiknya. Dan dia menyadari itu dari kecanggungan Aldebaran terhadapnya.
'Kau adalah kakakku, kenapa harus kau yang lakukan tindakan bejat itu padanya!'
Sal ingat, itu adalah pertama kalinya, sang adik yang selalu patuh akan perintahnya berubah menjadi pembangkang yang sangat membuatnya terkejut.
'Jangan memaksaku untuk membencimu, Sal!'
Dan tatapan kecewa juga benci itu merupakan hal terakhir yang dilihat Sal, dari kepergian Al yang memilih keluar dari penthouse yang diberikannya pada sang adik.
Al yang ditatap lekat seperti itu, jadi risih juga, "Kenapa menatapku seperti itu? Aku tahu aku memang pria paling tampan di kota Swiss ini, tapi kau kan tak perlu sampai sebegitunya cuma mau melihat wajah rupawanku ini." candanya mencoba mencairkan suasana beku diantara mereka.
Sal mengangkat alisnya, mendengar nada penuh percaya diri itu dari mulut sang adik, dia tidak tahu harus bagaimana menanggapi ucapan yang hampir membuatnya serangan jantung.
Dan ucapan dokter Shanoon terlintas di dalam benak Sal.
"Adikmu kadang-kadang akan kembali bersikap menjadi dirinya di usia remajanya, kalau kau mendapati keanehan sikapnya yang kekanakan, jangan terlalu terkejut."
Ah, adiknya memang dulu seperti ini. Memiliki sifat narsis begini, kan.
Sal terkekeh dan wajahnya yang tegang tampak rileks. Dia masih memiliki kesempatan itu, Tuhan memberinya kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahan yang sudah dilakukannya dulu di masa lalu.
"Ya... Kau benar, Al. Adikku memang yang paling tampan di kota ini. Bahkan aku pun sudah dikalahkan olehmu." Kau memang berhasil mengalahkan kakakmu yang arogan ini, Al, sejak dulu. Sambung Sal di dalam batinnya.
Al yang tadi sempat dalam mood buruk, tiba-tiba berubah antusias saat dia bercerita pada Sal tentang kepergiannya selama di Amsterdam. "Kau tahu kalau keluarga kita baru saja datang dari pesta William?"
Hanya pada orang yang dia sayangi, Al akan berubah sepenuhnya menjadi dirinya sendiri. Al yang suka dimanja. Al yang sangat menyukai jika diperhatikan orang-orang terdekatnya. Al yang sangat menyukai melakukan skinship tiba-tiba, dan ciuman adalah hal paling menyenangkan baginya untuk mengungkapkan rasa sayang.
Al tak akan pernah malu melakukannya, bahkan jika dia harus melakukannya di depan umum, dia tak akan segan untuk mencium sang Ibu, mencium sang Ayah dan mencium kakaknya di depan sekumpulan banyak orang untuk menunjukkan perasaan sayangnya.
Dan bahkan pada gadisnya, Al sudah menjadi orang pecandu, memberikan ciuman di setiap jengkal wajah kekasihnya- dan itu dulu, di masa remajanya.
Sal merubah posisinya yang tadi duduk bersandar menjadi berbaring di sofa panjang, kakinya tepat berada di atas paha adiknya. "Hmm. Aku dengar dari Papa." bohongnya.
Al membiarkan kaki sang kakak di atas pahanya, "Aku bertemu dengan seorang wanita di sana, di pesta itu."
Sal sudah mengetahui semuanya itu dari Tobias, tapi dia berpura-pura tidak tahu dan menanggapi cerita sang adik dengan sedikit rasa penasaran dan dengan ekspresi pura-pura tertarik yang dirinya perlihatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musimnya Cinta (Season's Of Love Series/SoL)
FanfictionMenceritakan tentang kisah cinta antara mantan atlet ice skating yang cantik dengan lelaki tampan yang berprofesi sebagai pengusaha developer real estate. Semua tokoh berdasarkan sinet Ikatan Cinta.