"DRAF {21}"

27 12 1
                                    


Annyeong👋
Jangan lupa vote setalah membaca okey, itu sangat berarti untuk Aku sebagai Author🥳❤️
-
-
Tinggalkan jejak disini, dan list asal dari mana aja nih?🌳
-
-
Silahkan membaca❤️📍

•••

Bel istirahat pun mendatang, kelas yang sedari tadi sunyi kini kembali bergemuruh sorak seluruh murid untuk mendekati Garen saling cepat.

"Cha, kabur!" Ajak Aurel yang mulai takut melihat seluruh murid mendekat kearah bangku mereka. Tapi Icha tak mendengar, dia malah ikut-ikutan, apalagi sedekat itu.

"Ahh... Garen, Poto bareng!" Pinta Icha seraya mengulurkan hp terhadap Garen tanpa ditolak oleh Garen. Makin jadilah teriakan Icha itu. "Ahhh..." Dengan cepat, mereka mengambil pose.

"Cepatlah, Icha. Kita juga pengen!"
"Ahh, Garen!"
"Icha lo lama banget si! Kita masih ngantri nih!"

"Sabar!" Ketus Icha seraya mengambil handphone dari genggaman Garen dengan sengaja menyentuh tangan halus Garen. "Ahhh, Makasih Garen."

Salah satu murid siswi menarik Icha dengan kasar, membuat dirinya mendesis sakit. "Gak sopan banget si, Lo!" Kesal Icha tanpa ada balasan dari orang itu. Dirinya semakin tersungkur kan oleh seropotan orang-orang yang berbondong-bondong mendekati Garen.

"Ih! Jadi jauhkan dari Ayang Garen!" Rengeknya. Setelah beberapa saat terdiam, dia mulai sadar, bahwa sahabatnya sudah tidak ada didalam sana, begitupun Ariel. Dengan cepat ia berlari kearah belakang taman sekolah, sesuai janji yang dibilang Ariel terhadap Aurel.

*****

Sedangkan disisi lain, Ariel yang tampak kebingungan dengan pikiran nya, hanya menarik-narik rambutnya kesal. "Kenapa dia bisa pindah kesini?!" Gumam nya tanpa henti-henti menarik rambutnya semakin kencang.

"Gak bisa, gue harus temuin dia!" Ucapnya kembali memukul tembok disisinya seraya berjalan entah mau kemana.

*****

"Euh.... Akhirnya nyampe juga!" gumam Aurel seraya duduk di bangku kantin yang terlihat begitu sepi. Yah pastinya sedang berkumpul di kelasnya untuk melihat Garen. "Bi, minta Air dingin satu." Teriaknya, tanpa menunggu lama segera mendapatkan minuman yang di pintanya. "Makasih, Bi."

"Ini pada kemana yah Neng muridnya?" Tanya si penjual itu.

"Oukh, ini Bi. Biasa, ada anak baru, Artis lagi."

"Hah? Yang benar? Siapa neng kalo boleh tau?"

"Garen. Garen Mahardika Rafif kalo gak salah, BI,"

"Hah? Yang bener Neng?" Teriak si penjual tak percaya, sampai-sampai Aurel di buat terkejut olehnya.

"Bener, Bi." Jawabnya menghela napas.

"Aduh-aduh, harus kesana juga ini mah!" Pekiknya seraya membenarkan tampilannya. "Gimana, udah cakep belum neng?"

"E-u-udah, BI."

"Aduh, gak sabar pengen ketemu!" Segera dirinya keluar sedikit berlari.

Sedangkan Aurel yang melihatnya hanya mengerutkan kening. "Segitunya? Heuh, kalo gue kasih tau tukang mabuk tu orang, bakal gimana yah orang-orang ini?!" Gumamnya seraya meminum air yang mulai mereda kedinginan nya.

"Ah seger." Gumamnya sambil menutup kembali botol minuman nya. "Gak papa deh, enakan sepi dari pada rame. Kan bisa santai," gumamnya seraya merenggangkan otot-otot nya, lalu tiduran dengan santainya.

*****

"Woy." Teriak Alvin menepuk pundak Ariel begitu keras. Ia salah satu anggota gang Ariel.

Ariel yang tengah berjalan fokus ke depan sedikit kaget atas perlakuan temannya itu, Ia langsung memasang muka masam yang tak bisa dibaca oleh sahabat nya itu.

Aurel And Four Boys [Hiatus Sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang