Ting!
Suara notifikasi masuk, [M/n] mencari sumber suara. Dia masih linglung, baru saja membuka matanya eh tiba tiba ada suara notifikasi.
Dia kira itu dari ponsel, tapi gak ada tuh notifikasi masuk. Sepi hp nya, jadi darimana suara tadi?
"Gue halusinasi pasti."
[M/n] menguap, dia mau langsung mandi saja. Tubuh nya lengket karena saat tidur dirinya berkeringat, dikarenakan tirai kamar nya gak ketutup rapet, jadi sinar matahari masuk ngepanggang [M/n].
Baru saja [M/n] buka pintu kamar mandi, dia langsung ngeliat em ada cowo di situ? Bingung, dia langsung menghampiri nya.
"Oi, siapa-"
Belum juga selesai bicara, perkataan nya di potong sosok di depan nya.
"Maaf terlambat tuan," Ujar nya membungkuk sejenak lalu kembali tegak. "Kemarin ada masalah di kantor pusat."
[M/n] melongo, dia ngeliatin laki laki yang tinggi nya sekitar 178 cm, kira kira se bahu diri nya.
"Apa apaan anying, lu juga kok bisa bahasa Indonesia."
Si pria itu tersenyum, kemudian menjelaskan dari mana asal nya.
"Saya leomord, anda bisa memanggil saya leo. Saya ai buatan perusahaan di masa depan." Ujar leomord sopan, kemudian dia melanjutkan ucapan nya.
"Saya di tugaskan memantau perkembangan anda di sini, anda juga salah satu kelinci percobaan perusahaan kami."
Oh [M/n] sekarang ngerti, dia ngangguk paham.
"Jadi singkat nya, lu cuma mantau gue aja kan?"
Di jawab oleh leomord, "Benar tuan."
Aneh, [M/n] merinding kemudian menepuk santai bahu leomord.
"Gausah formal gitu aelah, panggil gue abang aja."
Leomord mengangguk setuju, beruntung perusahaan mereka memberikan mode formal atau tidak. Dia bisa menonaktifkan nya sesuka hati.
'Gila aja ai se sempurna itu, badan nya bener bener kayak manusia. Secanggih apa masa depan disana ya?'
[M/n] masih banyak pertanyaan sebenarnya, tapi dia malas menanyakan hal tersebut. Bisa di tanya lain waktu kan? Jadi informasi tentang leomord saja sudah cukup, dirinya mau membersihkan diri terlebih dahulu.
o0o
"Jadi, gue harus kerja?"
Di sinilah mereka berdua, di ruang tamu sederhana yang hanya berisi dua sofa, meja, bunga palsu dan karpet. Benar benar sederhana tapi terkesan hangat, mungkin pengaruh dari cat putih bersih dan perabotan tersusun rapi.
"Iya, kamu harus kerja. Disini kami gak bisa kasi duit seenaknya nya, kamu harus bekerja keras."
[M/n] berdecak kesal, dia pernah membaca cerita bagaimana jadi nya jika terlempar ke dunia lain. Tapi mereka di beri sistem untuk mempermudah karakter tersebut, dan mendapatkan uang juga biasanya dari misi misi sistem. Tapi kenapa dia harus bekerja.
"Males banget gue kerja." [M/n] menaikkan kaki nya ke meja bundar di tengah tengah mereka, sungguh tidak sopan.
Leomord menghela nafas, seperti dia harus sedikit membujuk abang nya ini.
"Ayolah bang, kamu harus kerja. Ini rumah ada listrik, air, makanan. Kalo gak kerja darimana bisa membayar semua nya?" Leomord gusar, bagaimanapun [M/n] harus kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗟ee x 𝗣ark.「Edisi Jonggun boti」
Hayran KurguSeme ngerebutin uke? halah udah biasa, gimana jadi nya uke ngerebutin seme di saat panas nya perlombaan merebutkan kertas merah Choi Dongsoo