⚜GGMGM 80⚜

1.6K 108 11
                                    

Gus Fachrul dan juga Zahra telah kembali ke ndalem. Mereka berdua pulang dengan membawa sekantong plastik putih sedang berisi belanjaan mereka. ternyata, mereka pergi ke Supermarket, bukan hanya untuk membeli es krim saja, tapi untuk belanja bulanan. yeah, memang stok makanan di ndalem tinggal sedikit. isi kulkas juga sudah habis.

Baru saja Gus Fachrul dan Zahra ingin masuk ke dalam rumah, mereka sudah dihadapkan oleh Abinya Gus Fachrul yang sepertinya memang sudah menunggu kepulangan mereka. "Habis darimana?" tanyanya dengan nada serius

Gus Fachrul mengangkat kantong belanjaannya. "Ini, habis beli ini," jawabnya

"Kenapa Nazwa nya nggak di ajak ikut bareng kalian?" nada bicaranya seperti seseorang yang sedang mengintimidasi.

Ning Nazwa yang berada tepat dibelakang Abinya Gus Fachrul diam-diam tersenyum smirk.

"Hmm.. ya--kita nggak tau, kalau Ning Nazwa mau ikut." jawab Gus Fachrul. ia masih dengan santai menjawab pertanyaan dari Abinya

"Ya, seharusnya kamu sebagai suaminya ajak dong dia. dia juga pasti ingin ikut dengan kalian juga!"

"Iya-iya, Bi, lain kali Fachrul ajak," -kalau ingat.'. lanjut Gus Fachrul di dalam batinnya

"Nah, bagus kalau begitu! jangan di ulangin lagi, hal ini." tegas Abinya Gus Fachrul. Setelah itu ia beranjak pergi

Gus Fachrul hanya membalasnya dengan dehemen.

"Siniin, Gus!" Zahra mengambil alih plastik belanjaan dari tangannya Gus Fachrul ke tangannya. ia nampak mengambil sesuatu di dalam plastik itu. dan memberikannya pada Ning Nazwa. "Untuk Ning," yeah, meskipun Zahra tak suka dengan Ning Nazwa, bukan berarti ia juga harus berbuat jahat pada perempuan itu.

Nazwa menatap pemberian yang Zahra berikan padanya. es krim dan 2 cemilan?? yakinkah dia untuk memberikannya itu? sedangkan dirinya hendak merencanakan sesuatu hal yang jahat pada Zahra. Nazwa menggeleng. meskipun Zahra bersikap baik padanya, ia tidak boleh menggagalkan rencananya!

"Makasih nya mana, Ning?" ucap Gus Fachrul dengan nada menyindir Ning Nazwa. "Itu, masih mending loh, di beliin. Jika bukan karna Zahra yang memintanya, Saya juga tidak ingin membelikannya. Bagaimana pun juga Ning yang hampir membuat Saya tidak akan tidur nanti malam dengan dia." kata Gus Fachrul

"Iya, makasih ya, Zahraaa" ucap Nazwa dengan senyuman di bibirnya

"Sama-sama, Ning,"

"Ayo masuk, Gus! Zahra pengen cepat-cepat makan cemilannya." ajak Zahra yang langsung dijawab dengan sebuah anggukan oleh Gus Fachrul. Mereka berdua pergi masuk ke dalam, meninggalkan Nazwa sendirian.

•••••••••••••

"Eh, haus banget nih."

"Mam, minta tolong ambilin gelas itu dong!" suruh Reza dengan menuding gelas yang berada di atas meja. dan meja itu berada di belakangnya Ustadz Imam.

Ustadz Imam berdiri. "Gelas yang mana?" tanyanya. karna diatas meja itu, ada 3 gelas yang memiliki warna yang berbeda. ada warna putih, kuning, dan pink.

"Yang kuning!"

Ustadz Imam mengambil gelas berwarna kuning itu. Ia mengamati seksama gelas itu. "Kenapa di sini ada gelas berwarna kuning? Sebelumnya nggak pernah ada tuh," katanya dengan perasaan heran

"Nggak tau. Mungkin gelas itu, gelas kamar sebelah, yang sedang di pinjam. Udahlah, kenapa nanyain tentang gelas coba? Ane udah kehausan ini!" kesal Ustadz Reza

"Ah, iy----" Ustadz Imam tiba-tiba mendapatkan sebuah ingatan dimana, ia melihat seorang wanita yang sedang mengaduk minuman, dengan senyuman smirk nya. perempuan itu berkata "Saya yakin, minuman ini akan berhasil!" Setelah itu, Ustadz Imam kembali dengan dirinya yang sedang bersama dengan Ustadz Reza.

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang