Bab 16

436 38 0
                                    

"Gimana?" Tanya Nara dan Tania bersamaan dengan nada suara biasa.

Saat ini mereka berada di sebuah kafe, berdiskusi sambil makan.

"Kata Bunda Adit sih, dia gak yakin akan perasaannya. Nah kita yakinkan aja perasaannya itu."

Yang lain setuju dengan perkataan Dewi.

"Tapi, ....apa gak papa nih, kita lakukan itu aja."
Tanya Dewi agak ragu.

Jadi sebelumnya, mereka sudah berencana untuk membuat Adit dan Dimas berduaan, lantas cinta mereka perlahan-lahan mengalir bagai Air.

Di mulai dari Dewi yang menyuruh Bunda Adit bertanya tentang perasaannya kepada Dimas, agar mereka tahu bahwa ada tidak perasaan Cinta. Jika cinta di paksakan itu bakal percuma saja.

Setelah tahu bahwa Adit ada rasa Cinta, mereka pun melanjutkan rencana ke dua yaitu membuat Dimas kecelakaan, dan di rawat oleh Adit karena khawatir.

"Kalau di rawat orang tuanya gimana?" Tanya Tania.

"Tenang saja untuk itu aku sudah pastikan mereka gak bisa merawat Dimas, karena ada proyek yang harus di kerjakan sekitar sebulan lebih deh." Tania merasa lega dengan perkataan Nara.

"Iya itu bagus sih, tapi kalau misalnya Das gak suka balik gimana?" Tanya Dewi, ia lupa poin penting ini.

Mereka bertiga terlihat berpikir. Tiba-tiba saja pintu kafe terbuka, terlihatlah Dimas dengan pakaian rumahnya, duduk di seberang mereka bertiga.

"Noh dapat jawabannya. Tanyain gih, Dewi." Suruh Tania.

Dewi mengangguk, ia beranjak pergi ke sebrang kursi, menemui Dimas.

"Eh, Dimas kamu di sini juga. Boleh Uwi duduk di sini gak?" Tanyanya dengan senyuman manis.

"Oh, silahkan."

Dewi duduk, mereke memesan makanan. Sebelum menanyakan perasaan Dimas, Dewi melakukan sesi basa-basi, baru ke inti pembicaraan.

"Mas, kamu suka Adit kah?"

Dimas yang sedang minum, langsung menyemburkan minumannya, hingga mengenai wajah serta baju Dewi.

"Eeeee, maaf." Dimas berdiri menghadap Dewi, ia membersihkan kekacauan yang di buatnya.

"Gak papa, Uwi bisa bersihkan sendiri kok, tapi jawab dulu pertanyaan Uwi. Suka gak sama Adit?"

Dimas terdiam, ia bingung mau jawab apa.

"Kenapa Mas? Kamu gak suka kah?"

"Eh, bukan. ...Bukan begitu, aku suka. Tapi sedikit, ...jangan beritahu siapa-siapa ya!!" Dimas melotot ke arah Dewi yang dibalas anggukan.

"Kalau begitu mau Uwi  bantu, agar bisa dekat dengan Adit gak?"

"Memangnya bisa?"

Dewi tersenyum lagi, ia mendekatkan badannya hingga ke telinga Dimas, mulai berbisik.

"Mau kan?"

Dimas mengangguk.

Setelah selesai berbicara, Dewi kembali ke gengnya.

"Teman-teman, kita gak jadi bikin Dimas kecelakaan."

Tania dan Nara menoleh ke sumber bicara.

"Lama amat." Balas Tania.

"Kok gak jadi?" Nara menatap Dewi.

Dewi duduk di antara mereka, mulai menjelaskan mengapa dirinya tadi lama, dan mengapa tidak terjadi.

"Baguslah dengan begini aku gak repot." Batin Tania dan Nara bersamaan.

Vote woi setelah baca

MY Love {Adit × Dimas} (B×B)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang