2. Bajingan Gila!
Rabbit punch, petinju wanita yang baru saja memenangkan pertandingan malam ini membuka topengnya usai ia sampai di ruang ganti, di belakangnya kekasihnya berjalan mengikutinya dari belakang.
"Jane, apa kau kenal laki-laki itu?" tanya kekasihnya dengan alis menukik curam ke bawah, Ronald Tiberius, kekasihnya yang telah bersiap untuk naik ke ring untuk pertandingan selanjutnya itu justru berdiri mengitari Jane.
Jane menghembuskan nafasnya berat, ia baru saja selesai bertanding, bertemu orang yang paling tidak ingin ia lihat wajahnya seumur hidupnya lagi, dan sekarang harus menghadapi kecemburuan tak mendasar kekasihnya.
Mata Jane menyipit tak senang ke arah kekasihnya itu, "Ron, kau cemburu kepada orang yang jelas-jelas hidungnya ku hancurkan? Apa kau melihat aku tersenyum atau memeluknya di sana? Kau melihatku memukulnya dan memberikannya jari tengah, bukannya bertanya apa aku baik-baik saja atau bertanya apakah bajingan itu mengganggu ku sampai aku memukulnya, kau justru menatapku dengan tatapan cemburu mu itu!"
Jane melempar sarung tangan tinjunya ke meja, ia menatap penampilan kekasihnya itu dari ujung kepala hingga ujung kaki, Ronald telah siap untuk melakukan pertandingannya.
"Kau harus bertanding, mereka akan memanggil nama-mu sebentar lagi, pergilah, aku akan menonton pertandinganmu setelah aku selesai membersihkan tubuhku." Jane menepuk dada bidang Ronald yang yang tak terbalut pakaian apapun selain celana pendeknya.
Ronald tampaknya masih ingin mendebat Jane, namun asistennya datang dan menghampiri Ronald dengan wajah panik, "Kenapa kau masih di sini? Nama-mu sebentar lagi akan dipanggil!" Asisten Ronald tersebut menarik lengan Ronald untuk keluar dari ruangan ganti, Ronald masih menatap tajam ke arah Jane sampai Ronald menghilang dari balik pintu.
Jane menghembuskan nafas panjang, memilih mengganti pakaiannya seraya menatap pantulan wajahnya di cermin, namun fokus Jane bukan tertuju pada wajahnya sendiri melainkan pada wajah menyebalkan dari orang masa lalunya yang tiba-tiba saja muncul dengan senyuman menyebalkannya tanpa rasa bersalah.
Tangan Jane mengepal erat hingga buku jarinya memutih, berani sekali bajingan itu muncul setelah 10 tahun lamanya, setelah menghancurkan hidup Jane sedemikian rupa dan kembali seolah tak bersalah, memamerkan senyum menyebalkannya itu.
Pandangan Jane turun ke kepalan tangannya yang selain ia gunakan untuk memukul lawan namun juga Jane gunakan untuk memukul bajingan itu, bajingan yang sudah merusak hidupnya, yang telah membuat Jane terpaksa menjadi petarung di tempat ini, juga orang yang pernah Jane berikan tubuhnya, pengalaman pertamanya, keperawanannya.
Orang yang sama yang menghilang usai berhasil meniduri Jane di malam kelulusan, namun keesokannya menghilang tanpa jejak.
Nafas Jane memburu karena mengingat kenangan sepuluh tahun yang lalu, Jane menggelengkan kepalanya, tidak ada artinya mengingat masa lalu, Jane tidak mau lagi terlibat dengan bajingan itu, hidup Jane sudah hancur sekali, tidak perlu membuatnya lebih buruk dengan berurusan dengan bajingan gila itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHATTERED
Любовные романыDalton Ludovic Konstantine bertemu kembali dengan cinta pertamanya semasa SMA yaitu Jane Austyn yang sekarang bekerja sebagai petinju dengan nama samaran Rabbit Punch. Dalton dibuat bingung namun juga terpesona untuk ke sekian kalinya oleh Jane saat...