Bunga

5 1 0
                                    

Hari pertama Zaline menjabat sebagai ketua OSIS, bagi Zaline itu semua biasa saja, dirinya tetap menjadi Zaline yang petakilan dan suka bergaul dari satu kelas ke kelas lainnya, mungkin hal itu juga yang membuat Zaline berhasil menjadi ketos terpilih karena relasinya yang banyak dan sikapnya yang friendly yang disukai banyak orang.

"pagi buk ketos" sapa Echa yang baru memasuki kelas.
"hmm selamat pagi juga buk bohay" balas Zaline.
"yes beibeh" timpal Echa dengan manja.
"issh, kalau sikap lo kayak gini gw gak rela lo jadi kakak ipar gw" ujar Zaline yang membuat Echa kicep.
"duhduh jangan gitu dong calon adek ipar gw nih sipaling cantik uhuy" bujuk Echa.
"ehek ya dong Zaline kan cantik" kata Zaline sembari menangkupkan kedua tangannya pada pipinya.

Pelajaran pertama pun dimulai seperti biasa, saat itu pelajaran Bahasa Inggris, pelajaran yang paling Zaline sukai dari semua pelajaran yang ada. Impian Zaline untuk menjadi duta besar Indonesia di Inggris, membuat dirinya sangat terobsesi dengan negara Kerajaan itu.




2 jam pelajaran sudah selesai, diiringi dengan suara pengumuman yang terdengar nyaring dari microfon.

"maaf mengganggu proses pembelajaran, bagi para pengurus OSIS untuk sekarang juga berkumpul pada sumber  suara, sekali lagi untuk semua pengurus OSIS diharapkan untuk segera menuju ke sumber suara, terimakasih"

Zaline sebagai ketua OSIS yang baru segera mengindahkan pengumuman itu, Zaline bergegas menuju tempat yang dimaksud pak Amir tadi.
Setelah beberapa saat, seluruh pengurus serta anggota OSIS sudah berkumpul di lapangan. Pak Amir pun segera menyuruh Zaline selaku ketos untuk memerintahkan mereka semua yang ada dilapangan untuk berkumpul di aula sekolah, Zaline yang mendapatkan tugas pertamanya sebagai ketua OSIS, merasa ragu untuk itu, namun Zaline berusaha untuk terlihat santai.

Dengan sebuah senyuman, Zaline berkata.
"karena semuanya sudah berada disini, supaya kita semua tidak kepanasan, maka dari itu sekarang kita menuju ke Aula sekolah" ujar Zaline.

Saat Zaline berbicara didepan sana, sepasang mata dengan sunggingan senyumnya terus melihat kearah Zaline, seakan tidak ada lagi hal yang harus dia lihat selain Zaline, siapa lagi kalau bukan Zaveen.


Pak Amir langsung memberikan tugas pada Zaline, ada beberapa pengumuman yang harus disampaikan, namun pak Amir meminta Zaline untuk menyampaikannya.

"Assalamualaikum, teman-teman dan adik-adik yang baru bergabung dalam keorganisasian ini, awal kata saya mengucapkan terima kasih karena saya telah diberi kepercayaan untuk menjadi ketua, dalam proses ini saya masih belajar dan kita sama-sama belajar, jika saya tidak becus dan tidak telaten dalam melaksanakan tugas, saya mohon bantuan untuk rekan-rekan semuanya memberikan saya masukan, agar saya bisa menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya"

"wah, apakah saya terlihat seperti Zaline yang biasa, atau terlihat berbeda, maap yaa saya juga ada gugupnya, apalagi menopang jabatan ini" ujar Zaline ingin mencairkan suasana.

"baiklah, kita dikumpulkan disini, tentu ada maksud dan tujuannya. Pertama, bagi adik-adik yang baru bergabung, kita punya blezzer seperti ini, blezzer ini difasilitasi oleh sekolah ya, jadi kami membutuhkan ukuran badannya untuk membuatkan blezzer seperti ini juga untuk kalian, boleh nanti ukuran badannya dikasih tahu sama rekan saya Aldi ya"

"lanjut, organisasi ini memiliki beberapa bidang didalamnya, dan itu semua udah dikasih tau saat pelantikan kemaren, dan kami pengurus sudah membaginya, bisa dilihat nanti setelah ini di mading ya, disana  sudah ada nama bidang serta nama anggotanya"

"terakhir, karena sekolah kita menjadi tuan rumah tempat diadakannya festival budaya 2 minggu lagi, jadi saya mohon kerja samanya untuk mempersiapkan segala kebutuhan acara nanti"

Zaveen Untuk ZalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang