Love 2

18.6K 997 9
                                    

@ multimedia: Crhish Vanberond. ini penampakan Crhish yang author pakai. ^^

nyahooo~~ ^^

maaf ya baru up date. hehehe. kesibukan personal. #PLAK X3

sebelumnya author ingin bilang kalau maaf andai ceritanya sedikit berdaorama. ^^ hehehe. agak lebay gitu. tapi semoga kalian menikmatinya. ^^  mohon beri kritik kalau andai ada yang salah pada cerita saya. ^^ terima kasih.

happy reading~~~

================================================================================

Setelah sarapan aku berangkat menuju sekolah Weterbuct. Sekolah yang paling tidak sedikit membuatku jengkel dan emosi. Bukan karena sekolah ini membosankan. Ataupun guru-guru di sini sangat tidak bersahabat. Bukan. Aku malah menjadi murid andalan di sekolah ini. Murid yang terkenal dengan kepintarannya. Aku di andalkan oleh setiap guru yang mengajar.

Para guru di sini selalu memuja dan memuji kemampuan otakku yang luar biasa. Akan tetapi di luar itu tak banyak anak murid dari kalangan atas yang iri padaku. Mereka selalu mengatai dengan berbagai macam perkataan yang sekiranya mereka tak memikirkannya. Aku maklum karena mereka idiot dan berkapasitas otak rendah.

"Aw!" aku meringis dalam diam ketika sesuatu telah menghalangi jalanku dan aku terjatuh. Aku menatap tajam pada segerombolan anak laki-laki maupun perempuan di depanku. Mereka terkikik senang dengan keadaanku sekarang.

"Hei! Bocah buangan! Harusnya kamu tak pantas untuk menginjakkan kakimu di Weterbuct ini. Kau menodai kesucian Weterbuct!"cercah anak perempuan di depanku dengan gaya soknya. Wajahnya yang jelek itu yang memaparkan betapa tebalnya riasannya di depan wajahku membuatku muak. Akan tetapi seluruh sekolah ini menganggapnya sebagai ratu? Ahaha.

Aku kembali meringis ketika anak laki-laki di antara mereka menginjak tangan kiriku. "Hoi! Wajahmu menjijikkan! Aku jadi muak denganmu. Huh! Pagi-pagi harus melihat muka menjijikkanmu, pagiku sial!" laki-laki itu merancu tak jelas. Aku yang harusnya berkata begitu. Entah mereka adalah seonggok daging hidup yang tak memiliki otak? Atau emang mereka terlahir dengan tak memiliki otak? Aku meragukannya.

"Anak ini semakin lama semakin menyebalkan! Aku muak. Hajar saja dia."dan 'ratu' itu menyuruh pada budaknya untuk menghajarku habis-habisan. Aku hanya bisa bertahan memegangi wajah dan juga dadaku. Cukup kuat mereka menghajarku. Setelah puas menghajarku mereka melenggang pergi. Dan tak lupa menumpahkan susu basi yang mereka siapkan untukku.

Aku hanya menutup hidung saat bau susu itu menghampiri indra penciumanku. Aku menahan sakit yang menyergap seluruh tubuhku. Aku melangkah menuju tasku yang telah berhamburan isinya. Ku ambil satu demi satu isi tasku. Dan melangkahkan kakiku menuju loker. Aku mengambil baju olahragaku dan segera melangkah menuju ruang ganti.

Saat aku melepas bajuku tampak luka yang di berikan pada budak-budak 'ratu' busuk itu mulai membiru. Aku hanya meringis melihatnya. Setelah itu aku cepat-cepat berganti pakaian. Dan pergi ke kelas. Sebenarnya sialku ada dua. Karena sang 'ratu' busuk itu sekelas denganku. Dia hanya nyengir licik saat menatapku mulai memasuki kelas.

"Tuan Crhish? Kenapa kau terlambat? Dan?" Mrs.Chotten memandangku dari atas hingga bawah dengan pandangan heran. "Kenapa kau memakai seragam olahraga?"

Aku menunjuk seragamku yang berbau susu itu. Rupanya Mrs. Chotten tidak memusingkannya. Dia menyuruhku untuk segera duduk. Sesaat aku telah duduk tiba-tiba bangku yang aku dudukki telah hancur. Dan aku terjatuh dengan tidak elit. Aku menatap sang 'ratu' busuk itu. Dia hanya tersenyum senang.

"Ada apa Tuan Crhish?" aku berdiri dan menunjuk-nunjuk kursi yang telah hancur. Dan Mrs. Chotten hanya menggelengkan kepala dan meminta murid lain untuk membawakan kursi baru. "Ah kau. Kembali ulangi perkenalanmu." Aku baru sadar bahwa di samping Mrs. Chotten ada seorang laki-laki. Dia menatapku dengan takjup? Apa baginya ini suatu hal yang patut dia kagumi?

"Namaku Denime Prime. Aku berasal dari NerverosLand. Aku pindah kemari karena pekerjaan ayah yang di pindah kemari. Jadi. Untuk awal yang baik mari kita berteman. Aku senang berteman dengan kalian. Salam kenal."ucapnya dengan penuh semangat. Dan anak baru itu kembali menatapku dengan pandangan penuh rasa penasaran. Aku hanya mampu mengalihkan wajahku dari pandangan anak itu yang seakan-akan mampu menembus dalam hatiku.

^.^.^.^.^.^

"Hei, hei. Siapa namamu? Kenapa kau diam saja? Apa kau bisu? Hei, hei."dia terus menerus bercuap-cuap membuatku harus terus menerus memutar bola mataku. "Heeii. Aku berbicara denganmu. Apa kau tak mendengarkanku?"

Aku menatapnya dengan penuh arti dengan artian 'berhentilah menggangguku'. Tapi dia hanya terkesima dan kembali bercuap-cuap hal yang tak penting. Dia sama sekali tak mengerti maksud dari tatapanku! Aku heran. Ada juga makhluk spesies macam dia. Dia hanya terus-menerus menggangguku dengan ceritanya yang konyol. Bagiku itu sangatlah tak penting. Dalam sepanjang pelajaran dia dengan hebatnya mampu bercerita apapun yang dapat ia ceritakan. Aku heran. Apa yang dia makan? Sehingga dia mampu berkoar-koar dan membuang-buang tenaganya hanya untuk bercerita tak jelas.

Namun cerita anak baru itu harus terhenti ketika suara gebrakkan datang dari arah mejaku. Tentu, siapa lagi kalau bukan 'ratu' busuk dengan para budaknya.

"Heh! Anak buangan! Kau itu jangan cemari nodamu pada anak baru ini. Nanti malah ada dia bakal mati busuk di sini."ucapan 'ratu' busuk itu mampu membuat anak baru itu terdiam dan memandang heran. "Aw! Denime, kau cakep sekali. Kenapa kau harus duduk dengan anak busuk dan bisu ini? Bagaimana kalau duduk denganku?"

Aku yang mendengar suara 'ratu' busuk itu seperti mendengar bunyi yang memekakkan telinga. Menggelikan sekaligus menjengkelkan. Suaranya yang di imut-imutkan, dengan gaya yang di feminimkan, membuatku jengkel. Itu sangat menjijikkan. Rasanya tak betah hanya untuk memandang juga mendengarkan.

"Ah tidak! aku tak ingin duduk denganmu. Baumu sangat menyengat! Aku tak menyukainya. Bila sikapmu kau kasih pemanis dan kau diam. Mungkin aku akan menyukaimu." Sang 'ratu' itu hanya menggeram luar biasa mendengar kata-kata yang keluar dari mulut anak baru ini.

"Kau jangan menghinaku! Baru kali ini ada yang berani menghinaku! Awas kau!"

"Aku hanya mengatakan apa yang aku tau dan ketahui. Dan aku tak berniat menghinamu."anak ini berkata dengan entengnya aku hanya memandangnya. Tapi dia kembali memandangku, akupun memalingkan wajahku dari tatapannya. Sang 'ratu' kini telah pergi dengan suasana hatinya yang jelek. Mungkin hari ini aku beruntung.

"Kau. Apa kau sering di bully mereka?"

Aku hanya menggidikkan bahuku lalu pergi menjauh darinya. Aku pergi ke tempat yang menurutku paling tenang. Yaitu perpustakaan. Walau aku bukan anak kutu buku. Tapi aku hanya sangat senang membaca dan keadaan yang tenang. Ini akan sangat nyaman bagiku.

^.^.^.^.^.^

tbc...

terima kasih sudah membaca cerita saya. ^^

see you next chapt~~~

Love is Blind (BoyXBoy) yaoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang