08

55 6 1
                                    

𝘽𝙞𝙨𝙢𝙞𝙡𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧𝙧𝙖𝙝𝙢𝙖𝙣𝙞𝙧𝙧𝙖𝙝𝙞𝙢

Happy Reading 🌹🌹🌹

"Amara! Oy! Lo kenapa dah ngelamun mulu perasaan,"

"Eh... enggak gw gak papa."

"Aduh... lo kenapa sih Ra? Kenapa lo jadi kepikiran terus sama tuh cowok? Ahkkk!"

Flashback

"Kamu mau pergi?" tanya Arfaz saat melihat Amara yang sedang berhias diri di hadapan cermin.

Amara terlihat cantik dengan rambut digerai serta riasan tipis pada wajahnya. Bahkan kaus, jaket kulit serta celana yang ia kenakan membuatnya ehmm... terlihat cantik (?).

Amara mengangguk. "Gw mau ketemu sama temen-temen gw,"

Arfaz mengangguk saja. "Jangan pulang terlalu malam, kalau ada apa-apa hubungi saya, jaga diri baik-baik." pesan Arfaz seraya mengusak rambut Amara.

"Hmm.."

"Oh iya, Amara. Kalau... ehmm tidak jadi. Hati-hati ya."

"Nih cowok kenapa sih?"

"Ahkkk!"

"Amara lo kenapa dah?"

"Gw gak papa."

"Beneran lo gak papa?"

"Mau kita anter ke rumah sakit gak?"

"Rumah sakit jiwa sekalian mau?"

"Eh sembarangan 𝗅𝗈 kalo ngomong!" sentaknya.

"Ya lagian lo kenapa sih dari tadi uring-uringan gak jelas?"

"E-engga gw gapapa, udah ga usah dipikirin kita lanjut aja happy-happy!"

Mereka pun mengangguk lalu kembali melanjutkan obrolan mereka.

Waktupun semakin larut, Amara melihat jam yang ada di handphonenya, waktu 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 menunjukkan pukul 𝟤𝟣:𝟥𝟢 𝖶𝖨𝖡, dan bukan hanya itu yang membuatnya harus segera pulang adalah ada dua telpon tak terjawab dari Arfaz. Dia bergegas membereskan barang-barangnya lalu berpamitan pulang.

"Eh sorry guys gw harus pulang sekarang, maaf ya ga bisa ikut sampe selesai," pamit Amara.

"Loh tumben Mar biasanya juga tengah malem lo baru pulang" ujar Rachel. Racheliya Anastasya Rahadja—sahabat Amara.

"Gw udah di-chat bokap nih, sorry banget ya guys bye." Amara kemudian berlalu pergi.

Yang lain pun hanya menatap punggung Amara lalu menggedikkan bahu tak acuh.

Saat hendak menaiki motornya Amara mendengar dering yang berada dari handphone miliknya.

Kring...
Kring...
Kring...

Nama Arfaz tertera disana, dia pun segera mengangkat telponnya.

"Halo,"

"Assalamu'alaikum,  Amara!" tegur Arfaz dari sebrang telpon sana.

"Ck, iya, iya. Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam, Amara kenapa kami belum pulang? Sekarang sudah malam,"

"Iya ini udah mau pulang, sabar napa sih!"

"Baiklah, hati-hati dijalan, jangan ngebut!" ingatnya.

"Iyaa bawel!"

AMARFAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang