PROLOG

18 0 0
                                    

Cerita ini adalah Fiktif belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini adalah Fiktif belaka.
Happy Reading 🫶

"GOOOLLLL!!!" Teriakan cempreng gadis 5 tahun terdengar memenuhi halaman rumah.

"Nala jago, Alec cupu, ye ye ye.." Ledek gadis bernama Nala sembari menggoyangkam pantatnya kearah Alec yang kini wajahnya terlihat memerah seperti tomat menahan tangis.

"Huuu Alec cengeng..." Goda Nala lagi

"MOMMY, NALA NAKAL!! HUEEEE..." Bocah bernama Alec itu berlari kearah rumah yang berada di samping kanan sembari menangis.

PLAK!! Tepokan pantat terasa panas membuat Nala menoleh dan mendapati Eyang kakungnya sedang berdiri berkacak pinggang.

"Nala jangan di nakalin Alec-nya, kamu itu ya bikin anak orang nangis terus." Ucap Eyang Kakung dengan mata melotot, bukannya takut malah Nala menampilkan cengiran hingga terlihat gigi ompongnya.

"Habisnya Alec gak jago main bolanya sih.. masa kalah sama Nala yang cewek." Ucap Nala sembari mengangkat tangannya bermaksud meminta gendong kek Eyang.

Eyang Kakung menggendong tubuh gempal Nala dan berjalan kearah rumah Alec "Gak semua cowok jago main bola Nala. Ayo sekarang minta maaf ke Alec."

Tahu kalau dirinya di bawa ke rumah Alec, bibir Nala mengerucut kesal. Dia tak mau meminta maaf ke Alec, dia tak salah, salahkan alec yang tak jago main bola.

"Loh Nala." Ucap Wanita cantik yang tak lain adalah Ibu Alec

"Alec, Nala mau ngomong nih ke Alec." Ucap Eyang kakung sembari menurunkan Nala dari gendongannya.

"Alec, Nala minta maaf ya sudah nakal." Nala menjulurkan tangannya.

"No mommy." Alec masih menyembunyikan wajahnya di dada Ibunya saat merasakan tubuhnya di tarik agar menghadap Nala.

"Itu Nala mau minta maaf loh." Ucap Mira ibu Alec.

"Nala minta maaf Alec, nanti Nala ajarkan main bola biar Alec jago." Bujuk Nala. Mendengar iming-iming tersebut mau tak mau Alec membalas jabatan tangan Nala dan mengusap ingusnya yang keluar. Eyang kakung dan Mommy Mira pun tersenyum melihat kedua anak kecil tersebut.

----

"Nala kalau besar mau jadi apa?" Tanya Alec sembari keduanya duduk di pinggir lapangan sepak bola depan rumah mereka.

"Mau jadi pemain bola." Jawab Nala

"Tapi kan kamu cewek, kenapa gak mau jadi penyanyi aja?" Tanya Alec lagi.

"Suara Nala jelek, gak papa jadi pemain bola nanti duitnya banyak." Ucap Nala

"Kalau gitu aku mau jadi pemain bola juga deh." Ucap Alec

"Ish tidak boleh menyontek Alec."

"Gak papa, biar kamu ada temannya nanti." Ucap Alec

Dua anak kecil itu memang terbiasa bersama-sama, mau itu di sekolah atau di rumah. Tak jarang orang-orang menganggap keduanya kembar, dari warna pakaian yang selalu sama bahkan tak ayal mereka akan memaksa berganti baju jika mengetahui di hari itu warna baju mereka tak sama, sampai Mommy Mira maupun Budhe Retno saling memberi pengumuman lewat jendela samping rumah.

"Mbak Retno hari ini warna kuning ya." Atau "Mira warna merah ya." Seperti itulah keseharian duo bocil tersebut.

-----
"Ish aku gak mau main sama Alec." Nala memberengut kesal sembari bersidekap tangan di depan dada. Matanya menatap tajam Alec yang sekarang mengusap pantatnya sehabis jatuh di tanah.

"Ihh kan aku udah jago main bola, kok kamu gak mau main sama aku sih. Tuh aku udah berhasil masukin bola ke gawang kamu." Ucap Alec menunjuk bola yang berada di dalam gawang kecil milik Nala

"Ck! Kan aku jadinya kalah Alec. Ish kamu jelek." Ucap Nala

"Aku tampan kok."

"Tapi tidak setampan pemain bola favorit aku wlekk.."ejek Nala

----
"Nala, anak baik yuk salaman dulu sama Alec. Alec mau pergi tuh." Bujuk Budhe Retno

"Gak mau, Alec nakal mau ninggalin Nala. Hiks.. hiks.."

"Nala, maafin Mommy ya, tapi Mommy sama Alec mau nemenin Daddy Jo, kasihan Daddy Jo sendirian." Bujuk Mommy Mira sembari mengusap lembut kepala Nala

"Nala, maafin Daddy Jo, nanti kalau Daddy Jo libur, Daddy, Mommy sama Alec main lagi ke Surabaya ya." Bujuk Daddy Jo, Ayah Alec. Sedangkan Alec sendiri sedang menunduk menahan tangis karena akan berpisah dengan Nala.

"Alec janji nanti bakal ketemu dan main lagi sama Nala kok." Ucap Alec

"Janji?" Ucap Nala mengulurkan kelingkingnya dan di balas oleh Alec

"Janji." Ucap Alec

Tapi Janji itu terlupakan begitu saja, baik Nala maupun Alec sibuk dengan kehidupan baru mereka tanpa kehadiran masing-masing.

Nala yang sibuk dengan les matematika, bahasa inggris dan sering di ajak Eyang Kakung ke kebun atau sekedar di ajak Eyang Uti menyulam, membantu Budhe Retno memasak dan membuat kue atau membantu Pakdhe Janu di toko.

Alec juga demikian, kembali ke negara asal Daddynya yaitu Inggris, sibuk beradaptasi dengan culture dan bahasa disana membuat Alec melupakan janjinya untuk berlibur menemui Nala.






Alec juga demikian, kembali ke negara asal Daddynya yaitu Inggris, sibuk beradaptasi dengan culture dan bahasa disana membuat Alec melupakan janjinya untuk berlibur menemui Nala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




IS YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang