‎ ‎𝒊‎𝒊‎. treasure imagine

2͝6 . husband

‎ ‎

Watanabe Haruto × You
Happy reading!

.

.

.

"Sayang kamu kenapa, kok cemberut terus dari tadi?" Suara deep voice milik suamimu itu mulai menginterupsi kegiatan mu yang membuat mu langsung memalingkan wajah ke jendela

"Pikir aja sendiri," balas kamu acuh

Bukan tanpa alasan kamu marah terhadap Haruto, akan tetapi Haruto terus saja berkerja dan bekerja hingga larut malam, bahkan dihari libur pun dirinya tetap berkerja dan berakhir Haruto yang jarang ada waktu untuk setidaknya mengajakmu deep talk maupun yang lainnya. Dan kalau boleh jujur, kamu amat tak menyukai itu.

"Jangan marah gitu dong, mas kerja kan buat kamu juga."

"Peduli setan!"

Mendengarnya sontak membuat Haruto terlonjak kaget karena baru saja mendengar sang istri mengucapkan kata kata yang seharunya tak boleh kamu ucapkan "heh mulutnya! Mau mas pukul pake ini?" Haruto menunjuk bibirnya

"Mesum, jelek."

Haruto pun mulai menunjukan wajah jail nya "kalau mas jelek, nggak mungkin kamu mau nikah sama mas."

"Apaan sih mas, nggak jelas banget tau!"

Kemudian kamu merasa ada yang memeluk mu dari belakang dengan amat possessive nya seakan kamu akan menghilang barang sedetik saja tak dipeluk. Dan itu adalah ulah Haruto.

Bahkan kamu saja sampai tak bisa lepas dari pelukannya, padahal sedari tadi kamu telah berusaha. Namun nihil, semuanya sia sia, karna sudah jelas Haruto yang lebih kuat dibandingkan dengan mu.

"Jangan erat erat meluknya, entar kalau aku dead gimana?" Tanya kamu yang langsung membuat Haruto mengendurkan pelukan

Namun sedetik kemudian ia mulai membalikan tubuhmu menjadi menghadap padanya sambil memasang wajah sok galak padahal Haruto mah gak bisa marah sama sekali kalau menyangkut urusan kamu itu. Huh, dasar!

"Yang bener dong kalau ngomong! Mas nggak mau jadi duda dalam waktu dekat, apalagi mas ini masih muda, masa udah mau melajang gitu aja?" Cerocos Haruto sok dramatis, berusaha mendramatisir keadaan padahal mah kamunya biasa aja menanggapinya

"Kambingnya Siwon samco kan ada," celetuk kamu yang langsung dihadiahi sentilan halus dari Haruto

"Ngadi ngadi deh kamu kalau ngomong!" Ucapnya yang kembali memelukmu

"Udah lah lepasin, aku mau tidur," ucap kamu gusar yang masih sibuk melepaskan pelukan yang sama sekali nggak ada hasilnya itu walaupun sudah berusaha keras sekalipun

"Dan mas juga sana mandi, kan dari kemarin kamu belum mandi."

Lagi dan lagi Haruto berusaha mendramatisir keadaan dan jangan lupakan wajahnya yang sok galak itu masih terpampang jelas sedari tadi di wajah tampannya "asal aja kamu kalau ngomong. Mas dari tadi udah mandi loh, malah tadi mas mandi pakai kembang."

Perasaan gue kok gak enak ya? batin kamu "kembang? Kembang mana yang kamu maksud?"

"Itu loh babe yang di dekat jendela depan rumah kita," perlahan Haruto mulai mengendurkan pelukan

Hingga sudah benar benar terlepas, ia segara kabur dari tempat kejadian perkara dan meninggalkan kamu yang masih bergelut dengan pikiran mu.

Dan setelah beberapa saat, kamu baru sadar kalau...

"WATANABE SIALAN HARUTO, ITU KAN KEMBANG KESAYANGAN GUE! AWAS AJA LO YA!"

.

.

.

"Masih marah nih sama mas?"

Pake ditanya, ya jelas marah lah! batin kamu.

Kamu hanya membuang pandangan kearah yang berlawanan dengan tempat berdirinya Haruto karena masih sebal dengan ulahnya. Bisa bisanya dirinya mandi menggunakan kembang kesayangan mu yang dirimu dapatkan dari aksi tawar menawar dengan sang penjual.

Bahkan butuh waktu sekitar satu jam untuk kamu agar bisa mendapatkan barang tersebut dengan harga yang kami inginkan, tapi apa ini? Dengan seenak jidatnya Haruto menggunakannya tanpa memikirkan seperti apa perjuangan sang istri saat membeli barang tersebut. Benar benar menyebalkan!

"Yaudah kalau kamu masih marah ya rapopo, mas berangkat dulu," menyempatkan diri untuk mencium keningku terlebih dahulu, walaupun agak sedikit susah dikarenakan kamu yang sedang mengaktifkan mode galaknya ini. Merapihkan kembali jasnya dan bersiap untuk berangkat ke kantor

Setelah suamimu pergi, kamu mulai kembali melanjutkan aktivitas mu yang sempat tertunda yaitu bersih bersih rumah.

Ketika kamu sedang membersihkan barang barang yang sedikit berdebu, secara tak sengaja matamu melirik kearah kalender yang terpajang ditembok dan kamu baru ingat kalau hari ini adalah hari jadi suamimu.

Keadaan menjadi ricuh setelahnya, kamu sibuk mengacak acak dapur untuk mencari bahan bahan yang akan kamu gunakan untuk membuat cake. Untung saja kamu sudah sedikit ahli dalam memasak, jadi kamu tak begitu kesulitan dengan menentukan apa saja dan takaran yang harus digunakan dari setiap bahannya.

Berjam jam telah membuatmu sibuk dengan kegiatan dapur akhirnya selesai juga. Kamu hanya membuat chocolate cake flavor dengan beruang kecil diatasnya, karena hanya itu bahan bahan yang tersedia di rumahmu. Kamu berharap semoga Haruto menyukai cake yang kamu buat.

.

.

.

Sebelum kamu ke kantor Haruto, kamu lebih dulu menyempatkan diri untuk membeli hadiah di toko yang jaraknya hanya beberapa langkah dari kantor.

Bermenit-menit kamu habiskan waktu hanya untuk menjelajahi seisi toko, namun tak ada satupun barang yang berada disini yang menarik minatmu dan membuatmu pergi meninggalkan toko dengan tangan kiri yang kosong.

Tetapi tenang saja tak jadi membeli, bukan berarti tak memiliki surprise. Kamu akan tetap memberikan Haruto sesuatu yang mungkin akan sangat berkesan untuk dirinya sendiri.

Sesampainya disana kamu lebih dulu menyalakan lilinnya alih alih masuk terlebih dahulu. Saat kamu mulai beranjak untuk masuk, manik mu tak sengaja melihat seseorang selain suamimu diruangan tersebut yang sedang berpelukan dengan Haruto yang terus tersenyum disetiap detiknya.

Kamu urungkan kembali untuk masuk kedalam dan memilih untuk pergi dan membiarkan cake yang tadi kamu buat tergeletak di meja yang berada diluar ruangan Haruto. Entah mengapa sangat begitu sakit setelah melihat apa yang seharusnya tak kamu lihat.

"Y/N TUNGGU!"

"Tunggu babe," kata Haruto yang sudah berhasil menarik mu yang ingin berlari menjauhi nya "kenapa nggak masuk tadi, ada mー

tbc.

don't skip vote and comment after reading this stories, thank you!

ー april 5, 2022.