12

2 1 0
                                    

happy Reading

★~(◠ω◕✿)

enggak kak nisha bohong akuu-"

plakk

"DASAR TOLOL UDAH GAK GUNA PEMBUNUH PEMBAWA SIAL SEKARANG KAMU MAU JADI JALANG HAH!!" teriak bara menampar calista, bara begitu kecewa pada calista emosinya pun memuncak.

"kak nisha bohong pa aku abis dari restoran" ucap calista.

"sama siapa?" tanya bara dengan nada dingin wajah datar.

calista pun menunduk, mana mungkin ia akan membawa-bawa kak galen dalam urusan keluarganya "s-sen-diri" jawab calista dengan sedikit ragu-ragu.

"sialan, lo kenapa bohong biru..." gumam seseorang yang mendengar perdebatan tersebut.

"udah aku bilang pa, dia pergi sama om om" ucap tanisha menghampiri bara.

"stop nuduh-nuduh aku kak!" ucap calista menunjuk tanisha dengan nada di naikkan.

"l-lo be-ntak hiks gue?" tanya tanisha dengan air mata buayanya.

"calista! stop bentak-bentak anak saya!" teriak bara membuat calista terlonjak kaget.

"calista juga anak papa..." gumam calista lirih.

"lo cuman pembunuh mama inget PEMBUNUH MAMA!!" ucap tanisha dengan mengeraskan suaranya di akhir kalimat.

"engga, ini takdir aku bukan pembunuh bukan, bukan pembunuh" ucap calista.

"udah lah pa hukum aja jalang ini, dia di sekolah selalu goda pacar aku" ucap tanisha dengan wajah disedih-sedihkan.

"benar-benar jalang!" gumam bara.

"papa sakit calista gamau" ucap calista saat pergelangan tangannya di tarik paksa oleh bara.

bara tak menghiraukan ia masih menarik-narik calista ke arah kamar mandi hingga tubuh calista pun terseret-seret.

uhukk uhukk~

batuk calista saat ia di tenggelamkan ke bathtub membuat air didalamnya tak sengaja terminum oleh calista.

plak

bara mencambuk bathtub dengan kencang, membuat tubuh calista bergetar ia menutup kedua telinganya rapat-rapat trauma masa kecil nya kembali calista trauma dengan apapun yang berkaitan dengan cambuk.

itulah mengapa dulu saat umur 4 tahun calista sempat kritis di rumah sakit, ia di cambuki oleh bara karna tak sengaja menumpahkan kopi ke berkas kerja bara, tanisha yang juga masih kecil hanya bisa menangis melihat calista di cambuki.

"j-jang-an paa c-calista ta-kut" lirih calista

bara yang mendengar tersenyum miring, ia mengetahui calista trauma cambukan jadi tujuannya ialah memancing agar calista kembali trauma lalu menderita dengan sendirinya.

"kenapa hm, takut?" tanya bara seraya memancing calista dengan memutar-mutar cambukan yang berada di tangannya.

"jangan pa sakit hiks sakit calista mohon" gumam calista, kini ia terbayang-bayang masa kecilnya membuat bara akhirnya tersenyum.

seret

dengan tangan kosong bara merobek baju seragam calista yang basah membuat tubuh atasnya hanya tertutupi oleh bra "JANGAN! seragam calista jangan di robek" teriak calista berusaha menutupi dada nya.

"so naif padahal udah pernah dilihat sama lelaki, oh apa jangan-jangan kamu sudah tidak perawan lagi?" tanya bara.

sedangkan calista hanya menunduk dengan berderai air mata, meskipun bara adalah papa kandungnya bara tidak ada hak untuk mempermalukan calista begini.

"hahahahaaa jangan ditutupin dong mau aku viralin nih" ucap tanisha sembari mengarahkan ponselnya pada calista, diduga ia merekam calista yang bertelanjang dada.

"jangan aku mohon.." lirih calista.

"liat gays ternyata calista yang pintar seorang jalang yaa" ucap tanisha.

"mungkin dengan cara di viralkan kamu akan berhenti menjadi jalang!" ucap bara lalu melenggang pergi dari kamar mandi.

"k-kak hapus videonya aku maluu" ucap calista.

"mau gue hapus hm?" tanya tanisha diangguki calista.

"kalo begitu berhenti suka sama langit" ucap tanisha memberi syarat membuat calista bungkam.

tanisha pun memutar bola matanya malas saat calista hanya terdiam mematung "jangan salahin gue kalo besok di sekolahan lo jadi terkenal" ucap tanisha lalu pergi dari kamar mandi meninggalkan calista yang terdiam menggigil.

alurnya gak masuk akal fiks unpublish aja lah.

jangan lupa vote dan komen yaa

oiya follow akun tiktok ku : author. calista

calista [belum revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang