Pukul 19.50
Indra mengikuti mobil Acha dari belakang. Tetap dengan pakaiannya yang tadi. Ia memberi jarak supaya tidak dicurigai.
Semakin lama jalanan semakin sepi. Acha mengendarai mobilnya ketempat yang jarang dilalui orang. Indra berhenti agak jauh tatkala Acha menghentikan mobilnya.
Indra memang cukup handal dalam bersembunyi, berkelahi dan mempunyai insting yang kuat. Karena ketika dirinya masih duduk di bangku SMA, Indra rajin berlatih.
Indra dibuat terkejut karena Acha masuk ke sebuah rumah kumuh dan tampak terbengkalai jika dilihat dari luar. Kecurigaannya semakin besar meski dirinya tak mau.
Indra memindai rumah itu. Ada yang menjaga rupanya. Indra tidak bisa gegabah dan langsung bertindak. Segera ia menelpon seseorang.
***
Pukul 20.00Regan dan Acha menghampiri Aira yang tengah memejamkan mata. Mendengar langkah kaki, Aira membuka matanya.
"Gimana, Baby?" tanya Regan membuat Aira muak.
"Udah siap?" lanjutnya.
Aira diam.
Seringai di wajah Regan terlihat. Ia melepaskan ikatan tangan Aira. Sementara Acha melepaskan ikatan kakinya.
Tanpa mereka duga, ketika ikatannya dilepas, kaki Aira langsung menendang Acha sampai Acha tersungkur.
Sementara tangannya langsung memukul wajah Regan sampai berdarah.
Bug!
"Argh!"
Aira langsung bergegas pergi dengan langkah tertatih.
"Ya Allah hamba mohon tolong hamba."
"La haula wala quwwata illa billah."
Regan segera bangun. Sedangkan Acha kesakitan. Ia tidak pernah dipukul sedemikian rupa. Maksudnya ditendang. Membuatnya terkejut dan kesakitan.
Rumah itu bukan rumah besar. Itu rumah biasa.
Aira berusaha membuka pintu utama. Terbuka, karena memang sudah rusak. Aira tersenyum.
Namun ia tak tahu kalau ada yang menjaga diluar.
"Lepas!" Aira berontak ketika dua orang pria berbadan besar menahan lengannya.
Dug!
"Argh!" Aira terduduk. Kakinya dipukul dengan sebuah balok kayu. Dan pelakunya adalah Regan.
Sejak kapan Regan jadi kasar, pemirsa!
Aira tak sanggup berdiri. Kakinya benar-benar dipukul dengan kuat.
Regan langsung menghampiri Aira. Ia mencengkram dagu Aira kuat. Regan menatapnya tajam.
"Lo berani sama gue, hah! Lo mau macam-macam!" bentaknya.
"Gue pastiin lo hancur, Aira!"
Plak!
Tamparan yang kedua kali berhasil mendarat dengan keras di pipi kanan Aira. Darah segar keluar dari sudut bibirnya.
Air mata Aira luruh. Regan tersenyum miring.
Regan menarik Aira dengan kasar supaya berdiri.
"Lepas, Regan! Lo salah paham!" Aira berusaha berontak semampunya. Aira tidak peduli lagi dengan sakit yang mendera kakinya. Ini lebih baik daripada harus ikut dengan Regan.
Kaki Aira gemetar.
"DIAM!" bentaknya membuat Aira terperanjat dan terdiam.
Tatapan Regan seketika berubah. Ia tersenyum. Tapi Aira tahu itu bukan senyum baik. Tangan Regan terulur mengelus pipi Aira. Aira segera memalingkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indra Aira
Romance"Saya terima nikah dan kawinnya Aira Humaira Azzahra binti Ahmad Hidayat dengan maskawin tersebut dibayar tunai!" Pernikahan didasari dengan keterpaksaan. Kedua insan yang awalnya tak saling mengenal menyatu dalam ikatan suci. Indra Fadil Dirgantara...