Maka, semakin besarlah perasaan Marie pada Janvier. Pandangannya seolah otomatis tertuju pada Janvier, baik pada wajahnya atau tangannya yang giat menggoreskan tulisan. Ketika mereka bersitatap, degup jatung menjadi lebih cepat dan tidak teratur. Ia merasa nyaman berkomunikasi dengan pemuda tersebut.
Meskipun kedua insan tersebut menghabiskan waktu di Solstice dan Auvergnat, Marie merasa tidak bosan. Malah, waktu terasa cepat berlalu bila ia bersama pujaan hatinya.
Awalnya Marie berpikir untuk tetap pada hubungan yang seperti ini. Akan tetapi, Marie tidak bisa memendam gejolak ini sendirian sehingga memutuskan untuk menjadikannya kekasihnya. Ia sudah membuat pertimbangan sebelum memutuskan hal ini.
Marie mengajaknya khusus makan malam di restoran Auvergnat, lokasi yang menjadi saksi kedekatan mereka selama ini.
Marie mengaku bahwa ia belum pernah memiliki pengalaman berkencan atau mengambil langkah terlebih dahulu. Namun, Adeline berkata ia harus menjadi dirinya sendiri. Ia merasa tindakan ini tidaklah berlebihan.
Pada hari yang didambakannya, Marie mengenakan pakaian yang begitu manis tapi tidak terlalu berlebihan. Ia menyemprotkan wewangian andalannya. Hal yang seperti biasa ia lakukan ketika bersiap pergi, tetapi kali ini dilengkapi dengan hati yang bersuka.
Kereta kuda Marie berhenti didepan restoran. Marie menaikkan sebelah alisnya bingung karena tidak seperti biasanya dimana pintu akan langsung dibukakan oleh pelayannya. Akan tetapi, begitu terkejutnya ia ketika melihat Janvier didepan pintu keretanya.
"Selamat malam, Lady Schneider. Izinkan saya mendampingi Anda menuju ke dalam Auvergnat."
"S-Selamat malam dan terima kasih, Tuan Janvier." Marie menjadi gugup karena tidak menyangka yang dilakukan Janvier. Marie menerima uluran tangan Janvier dan mereka berjalan bersama menuju ruang utama Auvergnat.
Marie melirik ke arah Janvier dan hal itu mengakibatkan jantungnya yang makin berdetak kencang. Janvier dengan pakaian kasualnya sudah memanjakan matanya, tetapi Janvier dengan setelan formal lebih mengguncangkan rohnya lagi.
Marie menatap profil samping wajah Janvier dan betapa ia mengaguminya. Janvier yang merasakan tatapan Marie menyadarinya dan melihat pada Marie. Janvier malu sehingga ia langsung memalingkan wajahnya selain dari Marie. Marie merasakan rasa malu yang dialami Janvier sehingga ia juga merasakan pipinya memanas.
"Apakah Tuan baik-baik saja?" Marie sengaja bertanya padanya dan membuat dirinya dan Janvier semakin malu.
"Y-Ya, saya baik-baik saja. Bagaimana hari Anda, Lady?"
"Hariku baik dan aku merasa senang, terutama setelah bertemu dengan Tuan Janvier hari ini."
"Saya juga merasa terhormat dan berterima kasih karena Lady telah mengundang saya untuk makan malam bersama."
"Bagaimana dengan pekerjaan Tuan? Apakah pekerjaan Tuan lancar?"
"Ya, saya tengah bekerja untuk dokumen baru. Seorang Scribe merekomendasikan saya untuk proyek sastra dan ini merupakan tantangan baru untuk saya."
"Wah, bidang baru? Semoga Tuan mendapatkan inspirasi yang lancar."
Setelah melakukan basa-basi, Marie mengutarakan tujuannya.
"Tuan Janvier, ada yang ingin saya katakan pada Anda," tutur Marie dengan serius.
Perubahan intonasi dan suasana itu juga memengaruhi Janvier dan membuatnya merasa gugup. Ketegangan itu membuatnya dapat merasakan degup jantungnya sendiri.
Marie juga merasakan kegugupan yang luar biasa, meskipun ia sudah mempersiapkan dirinya. Ia meremas kedua tangannya yang terletak dibawah meja. Janvier adalah seorang yang terbiasa dengan kata-kata sehingga melatih lafalnya untuk mengesankan Janvier akan pengakuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Seer's Beyond Sight
RomanceMarie Lise Schneider dapat melihat cuplikan masa lalu dan masa depan dengan menyentuh orang atau benda yang memiliki kenangan. Kemampuan tersebut membuatnya dapat melihat sikap kaum adam yang tidak sesuai dengan tipenya serta masa depannya yang sura...