🦘

41 5 0
                                    

"Hei, kamu baik-baik saja?"

San bergegas menghampiri Seonghwa setelah acara fan meeting berakhir. Tidak ada kejadian khusus yang terjadi, tetapi San merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Seonghwa.

Senyum Seonghwa tampak tidak tulus. Senyumnya terlihat dipaksakan, seolah-olah dia hanya ingin menyenangkan orang-orang di sekitarnya. Dia tidak seaktif berbicara seperti biasanya, dan hal ini sangat mengkhawatirkan San sepanjang acara berlangsung.

San menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum bertanya lagi. "Seonghwa, ada apa? Kamu terlihat tidak seperti biasanya."

Seonghwa menoleh, tersenyum tipis kepada San, tetapi matanya tidak menyembunyikan kelelahan dan kekecewaan. "Aku baik-baik saja, San. Hanya sedikit lelah, itu saja."

San menggelengkan kepala, tidak percaya dengan jawaban itu. "Tidak, ada sesuatu yang lebih dari itu. Aku bisa melihatnya di matamu. Tolong, beritahu aku apa yang terjadi."

Seonghwa menghela napas panjang, lalu duduk di bangku terdekat. Dia menundukkan kepala, seolah sedang berusaha mengumpulkan kata-kata. "San, kadang-kadang... rasanya sulit untuk terus tersenyum dan berpura-pura semuanya baik-baik saja. Tekanan untuk selalu terlihat bahagia dan sempurna di depan para penggemar... itu bisa sangat melelahkan."

San duduk di sebelahnya, meraih tangan Seonghwa dengan lembut. "Kamu tidak perlu berpura-pura di depanku, Hwa. Aku di sini untukmu. Kamu bisa mengatakan apa pun yang kamu rasakan."

Seonghwa menatap tangan San yang menggenggamnya, merasa sedikit lega dengan sentuhan itu. "Aku merasa terbebani dengan ekspektasi semua orang. Terkadang aku merasa seperti kehilangan diriku sendiri di tengah semua ini. Aku takut mengecewakan orang-orang, tapi aku juga takut kehilangan diriku sendiri."

San meremas tangan Seonghwa, mencoba menyalurkan kekuatan dan ketenangan melalui genggamannya. "Kamu tidak sendirian, Hwa. Kita semua merasakan tekanan itu. Tapi kita harus ingat untuk saling mendukung. Jangan memaksakan diri untuk selalu terlihat sempurna. Para penggemar mencintai kamu apa adanya, bukan karena kamu selalu terlihat bahagia."

Seonghwa mengangguk pelan, merasakan beban di hatinya sedikit terangkat. "Aku tahu, San. Tapi kadang-kadang rasanya sulit untuk diingatkan. Terima kasih sudah ada di sini untukku."

San tersenyum, menatap Seonghwa dengan penuh kasih sayang. "Itulah yang teman lakukan. Kita saling mendukung, di saat senang dan sulit. Jadi, jika kamu merasa lelah atau tertekan, tolong jangan ragu untuk berbicara padaku. Aku akan selalu ada di sini untukmu."

Seonghwa merasa hatinya lebih ringan mendengar kata-kata San. Dia tahu bahwa dia bisa mengandalkan San untuk dukungan dan pengertian. "Terima kasih, San. Aku merasa lebih baik sekarang."

San mengangguk, merasa lega melihat senyuman tulus di wajah Seonghwa. "Ayo, kita pulang sekarang. Kita butuh istirahat setelah hari yang panjang ini."

Mereka berdua berjalan keluar dari tempat acara, saling mendukung satu sama lain. San merasa bersyukur bisa membantu Seonghwa, dan Seonghwa merasa lebih kuat dengan dukungan dari San.

Malam itu, mereka berbicara panjang lebar, saling berbagi perasaan dan kekhawatiran. Dengan setiap kata yang diucapkan, mereka merasa semakin dekat, menguatkan ikatan persahabatan yang sudah mereka miliki.

Ketika akhirnya mereka sampai di tempat tinggal mereka, Seonghwa merasa lebih tenang dan siap menghadapi hari esok. Dan San merasa lebih lega mengetahui bahwa dia bisa membantu sahabatnya mengatasi masa-masa sulit.

Mereka berdua berbaring di tempat tidur masing-masing, tersenyum dengan hati yang lebih ringan.

Exquisite Episode • All × SeonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang