Saat ini keluarga Sagaratama dan Hardianasyah sedang berada dipoli kandungan untuk memeriksakan calon cucu mereka
"Bagaimana cucu kami dok?" tanya Saga
"Lihat semua, itu adalah bayinya dan dlihat ya hidungnya mancung nih"
"Wah mirip saya itu dok" celetuk Arsy
"Kok kamu sih dek kan anak kakak" ucap Yesy tak terima anaknya dibilang mirip dengan Arsy
"Ih kakak lihat deh hidung babynya mancung Arsy kan juga mancung tau" Arsy tak mau kalah
"Tapi ya tetep aja mirip kakak dek, kan kakak ibunya"
"Ih kak, pokok mirip Arsy ya"
"Udah kenapa kalian berantem sih, itu baby mirip aku" ucap Arka melerai keduanya
"Nggak" jawab Yesy dan Arsy kompak
"Udah mirip papa itu dedenya" kali ini Hardi
"Enak aja, itu mirip aku Hardi" ucap Saga tak mau kalah
"Duh udah kalian semua ini, biar bayinya mirip pak dokternya aja"
"Mama kok mirip dokternya sih, kan Arkan yang buat" ucap Arka
"Keluarga apa ini, kenapa malah berantem disini, mana saya juga ikut dibawa bawa" batin sang dokter
"Pak bu sudah ya, ini baby pusing denger semuanya pada berantem, mending kita lihat jenis kelaminnya saja bagaimana ?"
"Tidak dok" tegas mereka bersamaan, sudahlah memang aneh, tadi mereka debat sekarang justru kompak..
"Santai semuanya kompak banget, kok berasa jadi saya yang dihakimi ya" kekeh sang dokter
"Maaf dok, kami rahasiakan saja ya jenis kelaminnya" ucap Hardi
"Baik pak bu, selesai pemeriksaannya ya, saya tuliskan resep dulu"
"Ini resep vitaminnya bisa ditebus diapotek rumah sakita ya, serta keadaan bayinya baik baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, hanya saja ibunya sangat dijaga pola makan nutrisi yang masuk, dan juga pikirannya jangan sampai stres ya karena nanti akan berpengaruh pada kandungannya" jelas sang dokter sembari menyodorkan resep, dan lagi lagi para lelaki berebut untuk mengambil resep sang dokter
"Papa sama om Saga kenapa sih kan Arka ayah dari bayinya, jadi Arka yang berhak menerima resep dokternya dong"
"Tapi saya ayahnya Yesy" sinis Saga
"Papa kan ingin menebus resep vitamin untuk calon cucu papa" tambah Hardi
"Bapak bapak sudah, ini resep saya berikan langsung kepada ibu dari bayinya" lerai sang dokter, daripada dia yang lama lama bisa darah tinggi berada diantara dua keluarga itu
"Terimakasih dokter" ucap Yesy menerima resep itu dan mengajak Mamanya, Mami Arka, serta Arsy untuk berjalan lebih dulu meninggalkan para laki laki yang masih saling menatap sinis karena tak ada satupun yang menerima resep dokter itu
"Apa bapak bapak tetap ingin disini dan tidak menyusul para istri anda ?" tanya sang dokter
mereka yang tersadar "Ma..maaf dok, kami permisi" ketiganya langsung menyusul para istri yang sudah dulu meninggalkan mereka
"Ntah apa jadinya suasana rumah ketika mereka berkumpul, aku yang bertemu mereka sekali saja takut stres" batin dokter tersebut
Setelah Arka menebus vitamin untuk Yesy, ia menyusul para orang tua yang sudah menunggu diparkiran
"Hardi, aku dan keluarga pamit dulu ya" ucap Saga
"Iya Saga kasihan kedua putrimu sudah lelah sepertinya" Ya, yesy dan Arsy sudah dahulu memasuki mobil, karena memang mereka sangat lelah dengan drama hari ini
"Om besok apa boleh saya mulai tinggal dirumah om?" tanya Arka
"Tentu silahkan rumah kami terbuka"
"Teirmaksih om tante"
"Iya, kami pamit dulu ya" kali ini Sela yang menjawab
"Hati hati ya Sela, Saga" ucap Hana
"Iya kalian juga hati hati"
para ibu cipika cipiki khas ketika mereka akan berpisah
Kedua keluarga itupun berpisah diparkiran rumah sakit menuju kerumah masing masing.
Kediaman Keluarga Sagara
Setelah memarkirkan mobilnya, Sagara melirik kearah belakang ternyata Yesy dan Arsy sudah terlelap
"Ma, jangan bangunin mereka, papa ingin bergantian menggendong mereka kekamar"
"Pa tapi mereka sudah besar"
"Ma justru karena mereka sudah besar, papa tidak tahu kan kapan terakhir kali akan menggendong mereka, sebelum mereka nantinya digendong oleh suami mereka"
Sela mengerti arah pembicaraan suaminya, ia mempersilahkan suaminya menggendong kedua anak perempuan mereka secara bergantian, sedangkan Sela akan tetap duduk disamping kursi kemudi sembari menunggu sang suami mengangkat salah satu anak mereka.
Setelah Saga mengangkat Arsy terlebih dahulu, ia kemudian mengangkat Yesy, secara tiba tiba air matanya luruh dia tidak benar benar mendiamkan, membentak, memarahi bahkan membenci putrinya, dia hanya kecewa dengan perbuatan sang putri
"Mama aja yang kunci pintu mobil, papa langsung aja masuk ya" ucap Sela, Saga pun membawa Yesy kekamarnya, dan menidurkannya dengan sangat lembut agar putrinya tak terbangun, ia lalu mengelus kepala sang anak dan menciumnya
"Nak maafkan papa yang gagal menjaga dan mendidikmu" lirihnya sembari menghapus air matanya
"Papa nggak salah, Yesy yang salah maafkan Yesy pa" ucap Yesy serak dengan air mata yang sudah menetes, sebenarnya sejak digendongan sang papa ia sudah terbangun bahkan ia juga sedikit megintip bagaimana papahnya berusaha tidak terisak ketika menggendongnya
"Nak apakah papa mengganggu tidurmu?"
"Papa tidak menggangguku, pa.. kumohon jangan diamkan Yesy, Yesy sangat membutuhkan papa, butuh pelukan dan lengan papa untuk bersandar hikss.."
"Nak papa akan selalu memelukmu melindungi dan menjagamu" Saga langsung memeluk tubuh sang anak yang sudah bergetar dengan isakannya
"Sudah tidurlah, kasian cucu papa pasti kelelahan" Saga melepas pelukannya dan menyelimuti tubuh Yesy
"Sayang papa" ucap Yesy
"Sayang putri cantik papa" Saga mecium kepala Yesy lalu mematikan lampu dan menutup pintu kamar sang anak. Tanpa mereka ketahui seseorang sedaritadi mentap interaksi mereka penuh haru ya itu adalah Sela
"Aku yakin kebahagian, keutuhan dirumah ini akan kembali lagi dan akan lebih hangat dengan kehadiran baby nantinya" batin Sela
Duhh..
bener bener keluarga Sagara dan Hardiansyah, periksa kandungan saja penuh drama ya,
Sepertinya kasihan baby Arka dan Yesy yang akan lahir ditengah tengah keluarga aneh ini, drama apa yang akan tiap hari terjadi nantinya, kita lihat saja drama lain yang akan menghiasi kehidupan dua keluarga ini.Gimana nih cerita BPK?
Kalau suka jangan lupa votenya ya, eh tentunya komen juga jangan ketinggalan dongg..
See you readers kesayangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pengganti Kakak
Novela Juvenil"Mari kita menikah" "HAH?" "Arsy ini rumah sakit" bagaimana tidak teriak, ia terkejud dengan ucapan itu, meski dia mengucapkan dengan nada dinginnya tapi kalimat yang dilontarkan Arka cukup membuat Arsy terkejut "Kakak becanda deh" "Saya serius"...