49

3.6K 346 36
                                    

⚠️ HANYA FIKSI ⚠️

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!













Kini hanya Shani dan Chika yang berada diruangan itu. Shani masih terdiam di sofa sambil fokus pada layar ponselnya. Sementara Chika terus memperhatikan Shani dari ranjangnya, sepertinya bunda kesayangannya itu kembali merajuk. Bukankah dia sendiri yang menginginkan Chika bertemu dengan Gracia tetapi kenapa dia juga yang kesal sendiri.

"Bun." Panggil Chika.

"Hm." Dibalas deheman oleh Shani.

"Bundaa."

"Apa?" Jawab Shani datar. Entah apa yang dilihat di layar ponselnya itu sampai-sampai dia mengabaikan Chika.

"KAKAK DISINI BUKAN DI HP, BUNDA!" Ucap Chika dengan suara yang sedikit meninggi.
Kalau Chika sedang tidak sakit mungkin Shani akan memarahinya karna sudah berbicara lebih tinggi daripadanya.

"Bunda kenapa sih?"
Lanjut Chika.

"Mau apa hm?" Tanya Shani, dia menyimpan ponselnya diatas meja. Dan mendekati ranjang Chika.

"Marah?" Tanya Chika, matanya yang sendu itu menatap Shani.

"Kalo iya Kakak mau apa?"

"Marah balik." Ucap Chika sambil menyilangkan tangannya di dada dan memalingkan wajahnya dari Shani.

"Dih ko gitu? Harusnya bunda yang marah, kenapa tadi Kakak kaya gitu sama si Gracia Gracia itu?" Ucap Shani ngegas.

"Kaya gimana sih Bun? Emang kakak ngapain?" Tanya Chika yang kembali menghadap Shani.

"Kamu mau aja di cium², dipeluk² sama dia." Ucap Shani.

"Tante Ge yang cium kakak, bunda." Jelas Chika.

"Emang maunya kamu itu mah di cium sama dia." Ucap Shani sambil menjauh dari ranjang Chika dan kembali duduk di sofa.

"Bundaaaa iiihhh, hari-hari marah...hari-hari marah... Kakak mau sama ayah aja. Ayah gak pernah marah², gak pernah cemburuan kaya bunda." Ucap Chika sambil kembali merebahkan tubuhnya, memunggungi Shani yang duduk di sofa. Bukannya kesal pada Chika Shani justru merasa gemas pada anaknya itu, dia sungguh tidak cocok untuk marah karena suaranya yang begitu lembut tidak akan membuat lawan bicaranya takut dengan ancaman yang dia berikan.
Shani kembali bangkit dari duduknya dan mendekati Chika.

"Muachhh..." Shani mencium pipi Chika, dia sedikit membungkukkan badannya karena posisi Chika yang masih membelakangi.
Chika membalikkan badannya kembali dia menatap Shani.

"Pipi ini." Tunjuk Shani pada pipi Chika.

"Cuman bunda yang boleh cium, DIA GAK BOLEH!"

"Tubuh ini, cuman bunda yang boleh peluk. DIA GAK BOLEH!" Lanjut Shani.
Chika mengerutkan keningnya.

"Ayah sama adek juga gak boleh, Bun?" Tanya Chika polos.
Shani menghela nafasnya.

"Kalo mereka ya boleh Kak, si Gracia Gracia itu yang gak boleh. Pokoknya kakak jangan mau dicium atau dipeluk dia apalagi kalo bunda liat." Jelas Shani.

"Kalo bunda ga liat boleh???" Tanya Chika masih dengan wajah polosnya. Dia senang jika menggoda sang bunda dan membuatnya semakin kesal.

"Gak boleh! Bunda bilang gak boleh ya gak boleh, kaaak." Rengek Shani seperti anak kecil, sambil menghentakkan kakinya.
(Thor: "Gimana kalo bunda yang jadi anaknya Chika aja. Inget... Bun Shan udah ga muda lagi loh😌 masa kelakuan kaya bayi gitu."
Shani: "Biarin aja apa Thor, suka-suka Bunda. Anak, anak bunda juga. Ko kamu yang ngatur."
Thor: "Ampun Bun, iya iya Chika anak bunda deh😪🤫")

Hanya Milikku [Greshan+Ch2]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang