prolog

4 1 2
                                    

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ─

Pagi hari telah tiba, Rasha tampak tergesa-gesa pagi ini.

"Aduh, mama!!! Kok alarm nya dimatiin?!?! Asha telat kan!"

  Rasha segera mengganti pakaiannya dengan seragam putih abu-abu dan segera pergi.

"Asha! Sarapan dulu!" Seru mama Rasha.

"Gak ada waktu, ma! Asha udah telat ini!" Asha menjawab dengan nada panik.

   Sesampainya di Sekolah, Rasha bertemu dengan Sabian seperti biasa.

  Rasha bingung, tali apa ini?

"Sabian, ini tali merah siapa? Kok punya kita nyambung?" Tanya Rasha dengan bingung.

  Sabian juga ikutan bingung, karena Sabian tak melihat apa-apa.

"Tali merah?"

  Setelah menanyakan pertanyaan itu, Sabian langsung tertawa.

"Tali merah apa sih? kamu halu ya?"

"Ih, orang beneran kok! Siapa juga yang mau bohong"

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Apa jangan jangan tali merah itu cuman aku yang bisa lihat? Batin Rasha.

  Rasha berjalan seraya memikirkan tali merah itu, tiba-tiba...

"Asha!" Sabian menarik tangan Rasha

  Seketika lamunan Rasha buyar.

"Kalo jalan, jangan ngelamun. Kamu hampir ketabrak mobil loh."

  Rasha lagi-lagi melihat tali merah itu, apa jangan jangan itu melambangkan jodoh?

  Ah, enggak enggak! Rasha mana mau sama pecinta kodok kayak Sabian?

"udah kan ngelamunnya? Sekarang ayo pulang. Aku anterin."

  Rasha langsung melihat kearah Sabian.

"Eh, gausah! Gapapa kok, aku jalan aja." Rasha menolak.

"Ini udah sore, Sha. Kalo kamu diculik gimana? Udah, kamu ikut aku aja"

  Sabian langsung menarik tangan Rasha.

  Saat tiba di motor Sabian, Sabian langsung memakaikan helm di kepala Rasha.

  Jantung Rasha berdetak kencang. Seumur hidup Rasha sekolah, dia tak pernah mengalami ini.

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tali Merah?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang