pemaksaan!

1 0 0
                                    

******

" Is , dipanggil adznan ". Ian datang menghampiri kedua gadis yang saat ini tengah sibuk memotret.

Ya , yang mendatangi Isma bukan Rafa melainkan Ian karna pria itu sendiri yang mengusulkan.

Jihan mengalihkan pandangannya dari ponsel milik Isma yang ada di genggamannya dan menatap penuh tanya pada Ian .

Ian hanya menyediakan bahu acuh .

Sedangkan Isma ? Wanita itu menolehpun enggan rasanya . Tak dihiraukannya ucapan sepupunya itu.

" Isma ! Denger gak sih !! ". Kesal Ian .

Isma hanya mengedikkan bahunya tak perduli . " Gw ga kenal dia ". Ujarnya singkat

Baik Ian dan Jihan , mereka sama sama menghela nafas panjang melihat respon acuh yang di tunjukan oleh Isma .

Dengan santainya Isma pergi dari tempat itu , tujuannya adalah kelas saat ini .

Melihat tingkah Isma yang benar benar acuh tak acuh , Ian merasa begitu geram . Di tariknya lengan sepupunya itu dengan sedikit kasar membuat Isma membalikan badannya menatap tajam pada Ian .

Menyadari tatap tajam Isma , Ian pun membalas tatapan itu tak kalah tajam .

" Ikut gw !! ". Tegasnya

" Lepas! ". Dingin Isma .

Mendengar penuturan Isma yang sudah mengeluarkan aura dinginnya , Jihan bergidik ngeri dibuatnya . Ian pun tak kalah sama takutnya dengan Jihan membuatnya segera melepaskan cekalan tanganya pada tangan Isma .

" Gw mohon ikut gw , atau gw bisa kena masalah sama adznan". Ian memasang wajah memelasnya menatap penuh harap pada sepupunya itu .

" Gw gak mau ! Mending Lo balik atau gw laporin sama Renald ".

Aura dingin dan tatapan tajam membuat Ian sedikit merasa takut . Menurutnya, aura yang dimiliki oleh sepupunya ini sama seperti aura yang di miliki ketua gengnya itu yang tak lain dan tak bukan adalah adznan .

" Iya , iya , gw balik ". Putus Ian merasa takut .

Setelah kepergian Ian , Isma menarik nafasnya panjang guna meredam emosinya saat ini kemudian matanya beralih pada temannya yang berdiri mematung di sampingnya itu .

" Siapa Renald ? Sampai sampai Ian setakut itu sama Lo ? ". Bingung Jihan

" Abang gw ". Jawab Isma singkat

Mendengar pengakuan Isma , Jihan hanya mengangguk tanda mengerti kemudian mengembalikan ponsel yang ada di tangannya pada pemiliknya .

" Jangan lupa kirim ya ". Ujar Jihan dengan senyum yang mengembang di wajahnya .

Isma hanya mengangguk kemudian memasukan ponselnya ke kantung bajunya .

" Kelas ". Singkat Isma namun Jihan langsung faham .

Jihan mengangguk mengerti kemudian mereka mulai berjalan menuju ke kelas . Di perjalanan menuju ke kelas , Isma lagi lagi menguap , entah mengapa dirinya hari ini merasa begitu mengantuk .

Sementara itu....

" Dia gak mau bos ". Ujar Ian sekembalinya dari mendatangi Isma .

" Lo gak paksa dia ? ".

" Kenapa gak Lo seret aja sih ! ".

" Tau tuh padahal biasanya juga langsung menyeret cewe sesuka Lo tampa harus bilang dulu ".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ADZNAN BAIHAQI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang