Author Point Of View On
"Sudah aku bilang jangan syuting di gunung selama musim hujan ini, tapi kamu masih saja keras kepala dan tidak peduli dengan perkataanku! Apakah sekarang kata-kataku hanya sekedar angin lalu untukmu?" Gulf kesal dan marah melihat kondisi suaminya yang pulang dengan kondisi kaki di gibs dan kepala di perban.
"Maafkan aku sayang.." Mew kini sedang terbaring lemah di atas tempat tidur. Dia tidak bisa melakukan apapun karena tubuhnya benar-benar terasa lemas sekarang.
Terdapat banyak memar di tubuh Mew karena terjatuh di gunung kemarin sehingga membuat tubuhnya terasa nyeri semua. Mew kini hanya bisa terbaring pasrah menerima kemarahan istrinya tercinta.
"Aku mengatakan hal itu bukan tanpa alasan! Lihat, ini akibatnya karena kamu tidak mendengarkan aku!"
"Aku benar-benar minta maaf sayang. Sudah marah-marahnya! Malu dilihat Alex!" Mew kini menatap ke arah Alex yang sedang menatap ke arahnya dengan tatapan sedih.
"Biarkan ini jadi pembelajaran juga untuk Alex karena dia sudah mulai tubuh besar! Dia tidak boleh membantah dan bersikap keras kepala kepada kedua orang tuanya, karena akan berakibat seperti ini nantinya." Usia Alex kini sudah menginjak usia 4 tahun.
"Lain kali aku.." Mew merasa sangat menyesal.
"Tidak ada lain kali! Kamu berhenti saja dari pekerjaanmu itu! Aku sudah muak melihatmu bekerja di acara itu!"
"Sayang, ngga bisa begitu! Aku sudah terikat kontrak kerja!"
"Masalah denda, biar aku yang bayar!"
"Bukan masalah itu!"
"Lalu apa?"
"Profesionalitas kerja. Kamu tahu sendiri kan kalau itu sangat penting."
"Kalau kamu sakit seperti ini, siapa yang akan merawatmu huh? Aku yang hampir mati karena khawatir dan aku juga yang akan merawatmu. Tidakkah sekali saja kamu memikirkan perasaanku?"
"Maaf, aku akan lebih berhati-hati lagi. Aku mohon beri aku kesempatan ya?"
Gulf marah kepada Mew bukan tanpa sebab. Gulf marah karena Mew jatuh di gunung saat musim hujan dan membuat kakinya retak serta kepala yang berdarah karena terbentur batu. Tidak hanya itu saja, akan tetapi Mew juga mengalami demam dan flu yang parah.
"Jangan naik gunung saat musim hujan lagi!"
"Ini semua atas perintah produser. Kalau aku tidak melakukannya, orang-orang akan semakin merendahkan aku yang bisa bersikap seenaknya karena mendapatkan dukungan darimu."
"Bukankah itu memang benar?"
"Meskipun itu benar, tapi aku tidak ingin dianggap itu terjadi karena ketidakmampuanku. Aku ingin dianggap mendapat dukunganmu karena aku memang layak untuk itu."
"Terserah kamu saja, pada akhirnya memang semuanya tidak mudah kan? Aku tahu sikap mereka semua kepadamu saat di lokasi syuting." Mew seringkali mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari teman-temannya di lokasi syuting.
"Darimana kamu tahu?"
"Apa Phi pikir aku hanya sekedar berinvestasi saja? Dalam bisnis, itu disebut membuang-buang uang. Setidaknya aku harus memahami semuanya sebelum memutuskan untuk berinvestasi dan terus mengecek kemajuan yang dapat terlihat setiap harinya. Aku tidak ingin membuang-buang uangku untuk sesuatu yang tidak aku mengerti."
"Apakah kamu memasukkan seorang mata-mata pada salah satu kru acara itu?"
"Rahasia!"
"Sayang..."
"Alex, ayo kita tidur di kamarmu sayang! Malam ini Papa akan menemani Alex tidur. Papa tidak mungkin tidur dengan Daddy karena dia sedang sakit." Gulf mengajak Alex keluar dari kamar itu sekarang."
"Baik Papa..."
"Sayang, kamu akan meninggalkan aku? Lalu siapa yang mengurus aku hm? Bagaimana kalau aku mau buang air kecil nanti?" Mew kini merasa sedih karena Gulf membiarkannya tidur sendirian.
"Lakukan saja sendiri! Aku tidak peduli!"
"Ohh ayolah sayang!"
Gulf kini berjalan keluar dari dalam ruangan itu bersama anak semata wayangnya. Mew terlihat sedih karena tidak akan ada yang menjaganya malam ini. Gulf ingin menghukum Mew, meskipun dia tidak akan tega dan tetap kembali kepada Mew.
***
"Bagaimana pernikahanmu yang kedua ini? Apakah kamu merasa bahagia?" Gulf kini sedang menelpon seseorang. Gulf tidak berencana tidur lebih awal, jadi dia menghubungi seseorang yang sedang berbulan madu.
Gulf berjalan keluar dari dalam kamar anak semata wayangnya setelah anak semata wayangnya itu tidur. Gulf hanya menidurkannya lalu berjalan keluar menuju ke ruang keluarga untuk menelpon seseorang. Dia merindukan orang itu karena sudah satu minggu mereka tidak bertemu.
"Hmm, sangat bahagia! Aku tidak perlu memikirkan kami setara atau tidak lagi. Jujur itu sedikit melelahkan karena aku harus selalu mengalah dan merendah untuk pasanganku dulu."
"Kau pada akhirnya kembali ke mantan kekasihmu, Win. Aku tidak menyangka dari sekian banyak orang, kenapa harus Jeff?"
"Hmm, dia jauh lebih baik setelah kami kembali bersama. Aku ternyata yang tidak bisa move on darinya." Win kini menyadari jika mantan suaminya dan suaminya yanh sekarang memiliki sedikit kemiripan.
"Bagaimana dengan Naya atau Nala? Aku lupa nama anakmu."
"Nala sedang menghabiskan waktu bersama Bright. Bright meminta agar Nala bersama dengannya saja selagi aku pergi berbulan madu."
"Dia cukup baik untuk anakmu."
"Dia memang Daddy yang baik untuk Nala, namun dia bukan suami yang baik untukku."
"Apakah pada akhirnya dia bersama dengan selingkuhannya itu?"
"Entahlah, aku tidak peduli. Lagipula itu bukan urusanku lagi."
"Selamat berbahagia untuk pernikahanmu ya!"
"Terima kasih. Oiya, bagaimana dengan Phi Mew? Apakah dia baik-baik saja? Aku melihat beritanya bahwa dia mengalami kecelakaan di gunung dan mendapatkan cidera yang parah pada kakinya."
"Iya, aku memarahinya karena hal itu."
"Astaga, itu sangat membahayakan. Dia jatuh dari ketinggian kan?"
"Hmm, dia jatuh ke jurang, makanya dia mendapatkan cidera yang parah. Aku hampir mati khawatir karena dia. Kalau dia ingin mati, setidaknya dia membawa aku dan anaknya bersama dengannya. Bagaimana dia ingin meninggalkan kami berdua?"
"Kau pasti akan melarangnya untuk melakukan syuting acara itu lagi."
"Itulah yang ingin aku diskusikan denganmu. Aku ingin membatalkan kontrak kerja Phi Mew. Aku tidak mau dia terluka lagi."
"Baiklah, aku akan mengurusnya setelah aku pulang."
"Iya, tidak perlu tergesa-gesa. Lagipula aku juga akan sibuk mengurus Phi Mew di rumah. Bersenang-senanglah!"
"Hmm..."
Gulf kini mematikan telponnya lalu merenung sebentar memikirkan tentang keputusannya ini. Dia mulai berpikir mengenai reaksi Mew setelah tahu pemutusan sepihak pembatalan kontrak kerja ini. Mew mungkin akan marah kepadanya, namun dia tidak peduli. Dia akan membujuk Mew sembari merawat Mew.
"Aku yakin dia hanya akan marah sebentar." Ucap Gulf.
"Siapa yang marah hanya sebentar hm?" Seseorang yang sedari tadi memperhatikan Gulf kini berjalan menghampiri Gulf. Dengan menggunakan alat bantu, orang itu bersusah payah berjalan menghampiri Gulf. Gulf yang melihat orang itu langsung beranjak dan membantu orang itu berjalan.
Gulf kini mulai merasa cemas kalau orang itu mendengar semua pembicaraan Gulf dengan Win. Dia tidak berniat membahas itu sekarang. Gulf mencoba mencari alasan yang membuat Mew tidak akan marah kepadanya.
Author Point Of View Off
KAMU SEDANG MEMBACA
UNWRITTEN STORY (END)
FanficGulf tidak mengerti dengan dirinya sendiri, mengapa dia jatuh cinta kepada seseorang yang pernah membully dirinya pada saat masa SMA dulu. Cinta itu berkembang menjadi sebuah obsesi dimana Gulf hanya ingin memiliki orang itu sendirian, padahal orang...