48. Konser dan Hujan

2.9K 237 36
                                    

siap-siap gigit bantal, ini so sweet bgt aaaaa
kutambahin backsong biar ngefeel, semoga saja suka

maaf ya lama huhuhuuu, sp yg nunggu?

Happy reading

-

-

Kau tahu artinya mati rasa?
Semua nampak kosong dan tak berarti di hidupmu. Ketika kau merasa... dunia ini seperti mimpi.
Semua berjalan sedangkan kamu merasa semuanya berhenti.

Saat membuka mata, kamu selalu berharap ini semua segera berakhir.
Walau kamu sendiri tidak tahu, semua ini dimulai dari mana sampai kamu berada dalam titik ini.

Setiap bagun tidur, aku selalu kecewa karena masih hidup.
Dengan harapan yang sama saat menutup mata, aku ingin menghilang dari dunia bagai debu yang melebur.
Ditelan oleh bumi saat tertidur.
Tapi semenjak ada Karang, sebelum tidur, bangun tidur, aku punya keinginan melihat lelakiku itu.
Menatap sepasang mata coklat teduh itu yang selalu menatap penuh kasih sayang padaku.

Karang, aku ingin menghabiskan banyak waktu dengan satu manusia itu.
Satu detik pun tidak ingin aku lewatkan.
Menanti hal apalagi yang Karang lakukan untuk membuatku memilih bertahan beberapa waktu ke depan.

"LARA!"

Pemuda yang memakai kemeja putih itu melambai padanya. Tangannya sesekali mencoba menghindari tetesan hujan yang terus menghujam. Ia mencoba tenang dengan senyum hangatnya. Wajahnya yang basah dengan lengan kemeja yang tergulung rapi.

Dua kata, sangat tampan.

Gaya rambutnya agak berbeda. Tertata rapi dengan pakaian formal yang nampak agak berantakan saat dikenakan. Baiklah, Lara mengakui selain tampan, pemuda itu juga sexy.

Gadis itu tertegun. Masih terdiam berdiri di tempatnya. Membiarkan Karang menghampirinya.

"Kenapa diam aja? Ini hujan, nanti kamu demam Lara," gerutu Karang menguatkan suaranya begitu di depan gadis itu. Hujan semakin deras, ia terburu-buru sampai lupa membawa jas atau jaketnya tadi.

Dengan nafas tak beraturan, Karang menatap sepasang mata Lara yang sama sekali tidak berkedip. Mulut gadis itu menganga.

Iya, ceritanya gadis itu masih perpesona.

Tangan Karang bergerak melambai di depan mata gadis itu. "Lara... kamu marah? Maaf, aku kira aku ngga bakal seterlambat ini. Aku usaha biar cepet urusannya, tapi semuanya diluar dugaan. Maaf ya..." kata Karang cepat mengelus surai gadis itu.

Lara mengerjap tersadar. Matanya mengedar berusaha mengalihkan pikirannya.

Sorakan penonton konser terdengar. Keduanya berada di ujung belakang. Mereka seakan berada dalam dunia berbeda yang hanya berpusat pada keduanya. Bahkan tak terasa penyanyi di atas panggung sedang masuk chorus lagu dengan menyanyikan lagu Taylor Swift Love story.

Keduanya dengan kompak menoleh ke arah panggung saat suara serentak penonton yang menyanyikan lagu populer itu. Lagu itu memang menjadi trend dan sangat asik saat di dengar. Penonton juga menghentakkan kakaknya meloncat-loncat mengikuti irama lagu. Menyanyikan bersama mengalahkan sang penyanyi.

Detik selanjutnya Karang dan Lara saling pandang. Mata mereka yang berbicara, keduanya langsung menarik untuk masuk ke dalam kerumunan penonton ikut bergabung. Karang dengan tubuh tingginya dengan mudah dapat masuk menyeludup ke tengah.

Sea For Blue WhalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang