Bab 20.

450 51 11
                                    

"Kok Hp Aisha dibawa Mas Rayhan?"tanya Desi ketika Rayhan mengembalikan Hp Aisha.

"Kemarin ketinggalan di mobil."jawab Rayhan.

Yati mengernyit, menatap Rayhan dengan heran. Rayhan merasa tatapan Yati penuh tanya.

"Kayaknya pas turun hpnya jatuh di mobilku, Bu."Rayhan berusaha menjelaskan pada Yati.

"Ooh ... kirain Ibu memang sengaja kamu pinjam."

Rayhan menggeleng. Kurang kerjaan banget sampai pinjam hp Aisha.

"Aisha mana? Kok ga ada?"

"Lagi dirumahnya Kayla, Mas. Lagi ada perlu katanya."jawab Desi.

Tumben mau keluar rumah.

Yati menghidangkan Brownis panggang, Rayhan langsung mengambil sepotong. Renyah kacang kenari dan mete memanjakan lidah bercampur legit coklat.

Sempurna

"Enak banget, Bu."

"Siapa dulu dong yang bikin."Ibunya mengerling pada Rayhan.

"Calon istri idaman, Han. Cantik, sholehah, pinter bikin kue."tambah Yati.

Please jangan minta aku nikahin Aisha lagi, Bu...

Rayhan ingat tujuannya pulang untuk memberitahu Yati tentang Promosi jabatan dan mutasinya. Yati mendengarkan dengan baik.

"Duh, jadi jauh lagi, Han."

"Katanya setelah 3 tahun boleh mengajukan pindah daerah lagi, Bu. Rayhan in syaa Allah sebulan sekali pulang. Atau kalau ada rapat atau dinas di Magelang Rayhan pasti pulang."

"Berapa bulan lagi pindahnya?"

"Efektif datenya 3 bulan lagi Bu."

"Jadi 3 bulan lagi Mas Rayhan pindah Jakarta lagi?"tanya Desi.

"Iya."

"Pas banget, Han. 3 bulan cukup buat persiapan nikah."

Rayhan melongo.

"Emang Mas Rayhan jadi nikah? Kan mbak Gista ga mau sama Mas Rayhan."celetuk Desi.

"Des, Ibu mau bicara sama Masmu. Kamu ke kamar dulu ya."pinta sang Ibu.

Setelah Desi ke kamar, keheningan melanda mereka. Rayhan melirik Ibunya sangat serius, tidak ada keramahan seperti biasa.

"Dia gadis yang sangat baik dan terjaga. Gadis kota yang tumbuh sederhana dalam lingkungan desa. Dia permata yang susah dicari jaman sekarang. Kamu akan kesusahan menemukan yang seperti dia. Ibu cuma pengen kamu jangan lewatin kesempatan itu, Han."

"Tapi dia masih kecil, Bu. Andai dia sudah lulus SMA, Rayhan  mau mempertimbangkannya. Dia baru lulus SD, Bu."

"Ibu sama Bapak selisih 11 tahun. Buktinya bisa juga menikah."

"Ya kan karena Ibu nikah pas udah lulus SMA."

"Jaman dulu lulus SMA itu kayak lulus S2 sekarang, Han. Telat nikahnya. Ibu jadi olokan."nada suara Yati sedikit meninggi.

"Ya itu kan jamannya Ibu dulu, beda sama sekarang."

Yati terdiam, "Emang kamu udah nemu calon yang sesuai kriteria Ibu?"

"Belum Bu."

"Nah, mending kami nikahin Aisha aja."

"Bu, Rayhan ga ada rasa apa-apa ke Aisha. Dia itu seperti adik kandung Rayhan. Bagaimana rumah tangga Rayhan kedepan kalau ga ada rasa sedikitpun?"

Aisha bukan AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang