Abyanca [04] || Rumah sakit

129 13 6
                                    

Clek...

Pintu ruangan tempat maudy dirawat terbuka lebar, menampilkan Bianca dan Abyan yang berada diambang pintu.

Bianca yang tadinya memegang gagang pintu kini berlari menuju tempat maudy berbaring.

"Mami," tangis Bianca pecah, melihat orang yang teramat iya sayangi kini terbaring lemah tak berdaya.

Hiks... Hiks... Hiks...

Nafas Bianca tersendat-sendat mencari udara yang tak lagi manis, matanya yang menatap maudy. Aliran air mata itu bukan lagi sungai kecil yang amat tenang, tapi arus deras penuh dengan kesedihan.

"S-sayang, mami tidak papa. Kamu nggak usah khawatir, lebih baik kamu pulang dulu, ganti pakaian, lalu kesini lagi. Mami mau bicara hal penting kepada mu," Maudy menghapus air mata bianca.

"Bianca mau disini aja, pasti mami nantinya membutuhkan bantuan Bianca." ucap Bianca memegang tangan maudy yang berada dipipinya.

"Kamu anggap bunda apa, sayang?" tanya Liora menghampiri Bianca dan maudy.

"Eh... Tante, maaf tante Bianca tadi nggak-" belum sempat Bianca berbicara kini liora memotong ucapannya.

"Jangan panggil tante dong, kamu kan calon menantu bunda. Lebih baik kamu biasakan memanggil ku dengan sebutan Bunda," ucap liora yang mengusap lembut kepala Bianca.

"Eh... Iya tan- bunda, maaf." ucap Bianca mulutnya melengkung berbentuk senyuman.

"Nggak papa sayang, kamu pulanglah dulu. Biar Abyan yang mengantar mu dan bunda yang menjaga mami mu," ucap liora yang berbalik mengedipkan sebelah matanya ke arah Abyan.Mata Abyan melebar akibat gombalan bundanya yang mengedipkan mata kearahnya.

"Ya udah, Bianca pulang bentar ya. Papi, Bunda dan om, Bianca minta tolong jagain Mami ya." ucap Bianca tangan mereka satu persatu yang diikuti oleh Abyan.

"Kamu hati-hati ya sayang, dan Abyan. Om nitip Bianca, jagain Bianca." ucap Abimanyu kepada Abyan.

"Siap om, Abyan pasti jaga calon istri Byan dan tidak akan membuatnya celaka. Iyakan sayang," ucap Abyan menarik tangan Bianca dengan lembut dan meninggalkan ruangan maudy.

Hehe... Hehe...

Semua orang yang berada di ruangan maudy tertawa kecil mendengar ucapan Abyan. Mereka semua sudah menebak, bahwa Abyan mencintai Bianca. Dari tatapan Abyan ke Bianca bukan tatapan biasa, melainkan tatapan penuh cinta.

..........

"Lo apa-apan sih?" Tanya Bianca.

"Bukannya itu fakta? Lo sebentar lagi akan menjadi istri gue, hm..." jawab Abyan menghentikan langkahnya dan berbalik menatap gadis yang berada di belakangnya.

"Iya sih, tapi gue nggak suka kata lo yang terakhir tadi," ucap Bianca menatap sinis Abyan.

"Yang mana emang?" tanya Abyan. Perasaan kata-kata nggak ada yang salah.

"Itu, yang tadi. Waktu lo bicara sama papi gue," ucap Bianca.

"Kenapa emangnya kalau gue panggil lo dengan sebutan sayang?" Abyan mendekati Bianca yang terdiam.

"Ya... P-pokoknya gue nggak suka." melihat Abyan semakin mendekatinya dan...

Bruk...

Punggungnya menabrak dinding yang ada di belakannya. Untungnya kepala tidak terbentur di dinding akibat perbuatan Abyan.

"Lo jangan macam-macam, Byan." ucap Bianca menahan dada bidang Abyan agar tidak terlalu dekat dengannya.

"Hanya sedikit, nggak banyak." ucap Abyan yang mendekatkan bibirnya ke arah Bianca.

Abyanca || Abyan & BiancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang