23. Ingatan Masa Kecil (Marsha)

1.2K 123 25
                                    

"Kak Gita..... "

Panggilan itu terdengar sebelum pintu kamarnya terbuka dengan pelan. Pemilik kamar itu tau betul siapa yang memanggilnya dan terkadang ia juga kesal dengan tingkahnya yang suka melanggar privasinya itu. Namun, saat ini ia memilih untuk mengabaikannya dan kembali sibuk akan sesuatu yang lebih penting untuk dilakukannya. Ia punya sebuah misi dan ia tak akan membiarkan gangguan kecil itu menghancurkan rencananya.

"Kak Gitaaa.... Waktunya makan malam." Ucap seorang gadis kecil yang masuk ke dalam kamarnya itu.

"Nanti..." Sahut Gita dengan malas. Namun, gadis kecil itu malah mendekat dan tidak menghiraukan ucapan Gita.

"Tapi tante mama dan yang lain udah nunggu dibawah."

"Ck! Kubilang nanti ya nanti!" Ucapnya dengan kesal. Gita masih sibuk untuk memilah-milah barang apa saja yang harus ia bawa untuk rencananya itu.

Tidak ada yang membuka suara selama beberapa saat sampai suara kecil menyebalkan itu kembali terdengar di telinganya.

"Kak Gita lagi apaa?"

"Dilihat juga tau, kan?" Sahut Gita cuek. Saat ini ia tengah sibuk melipat pakaian dan tidak ingin diganggu.

"Uhmm.... Beres-beres?"

"Berkemas, marmut cebol!" Kali ini Gita dengan kesal mengoreksi kesalahan gadis kecil itu.

Ia harus cepat-cepat menyelesaikan semua ini sebelum ada yang memergokinya. Yah, meskipun secara teknis ia sudah tertangkap basah oleh marmut cebol ini, tapi si cebol ini tidak pernah masuk dalam hitungan Gita.

"Kak Gita mau pergi?"

"Hmm.... Aku mau kabur."

"Kabur? Marsha boleh ikut?" Tanya gadis kecil bernama Marsha itu dengan antusias dan penuh harap.

Ia memang tidak tau apa itu kabur, tapi melihat isi tas Gita yang penuh dengan snack, coklat, susu kotak, buku komik, jaket, pakaian, dan mainan legonya itu, Marsha berpikir kabur adalah hal yang menyenangkan.

"Nggak!"

"Eh? Kenapa?"

"Karena aku nggak mau kau ikut."

Ucapan Gita sukses membuat Marsha mengerucutkan bibirnya dengan sedih.

"Terus... Kapan Kak Gita pulangnya?"

"Aku nggak akan pulang."

"Kenapa nggak pulang?!" Protes Marsha.

Ia sudah terbiasa diacuhkan oleh tetangga sekaligus teman bermainnya ini, tapi mendengarnya tidak akan pulang membuatnya sangat tidak rela.

"Karena aku nggak mau." Jawab Gita sambil membalikkan badannya menatap gadis kecil yang menggemaskan itu.

"Lagipula nggak ada yang bagus disini. Papa hanya peduli pada kakak bodoh itu, sementara mama cuma peduli sama papa yang peduli sama kakak dan kakak bodoh itu selalu menguyel-uyelku setiap hari. Itu menyebalkan."

"Tapi... Kalau Kak Gita nggak pulang, terus kapan kita ketemu lagi?"

"Nggak tau." Jawab Gita jujur.

Ia juga tidak tau kapan ia bisa bertemu dengan gadis kecil yang merupakan teman bermainnya sejak gadis itu masih bayi. Di buku komik yang ia baca, pertanyaan seperti itu tidak pernah dibahas.

"Tapi di drama korea yang mama tonton kemarin, orang yang kabur dari rumah itu hanya kembali saat ia sudah tidak bernyawa."

"Maksudnya apa?" Tanya Marsha dengan bingung.

Gita & Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang