IDT - 30.

1K 104 16
                                    

... 🖊

"Aku sudah mengatakan semua padanya, dan aku yakin setelah ini dia tidak akan bisa lepas dariku. Karena dia tidak akan bisa menolak bayi ini" ucap Irene pada sang sahabat saat makan siang setelah dia menemui Xander di kantornya.

...

Xander tidak mengetahui bahwa Shannon mendengar semua percakapannya dengan Irene, dan sekretaris Min juga tidak menyampaikannya pada Xander bahwa dia melihat Shannon berdiri di depan ruangan saat Irene mengabarkan kehamilannya.

Shannon kembali bekerja dengan teamnya dan kali ini dia menolak mengantarkan berkas ke ruangan Presdir dengan alasan masih banyakpekerjaan yang harus dia selesaikan.

Akhirnya team lain yang menggantikannya mengirim berkas ke ruang Presdir Vante tersebut seperti yang biasa Shannon kerjakan.

"Sampai kapan kita di kantor ini dok??" tanya Shannon

"Sepertinya tinggal beberapa hari saja nona,, karena ini kloter terlahir dan setelah itu Presdir yang akan melakukan wawancara akhirnya" Jawab dokter Cha.

"Apa anda akan  kembali ke Klinik setelah proyek ini selesai nona??"

"Saya belum tau dok karena saya harus mengejar ujian skripsi agar saya segera lulus"

"Apa anda baik-baik saja nona Shan??" tanya Dokter Cha karena melihat psikolog cantiknya tidak lagi ceria seperti hari sebelumnya.

"Hihi,,, saya baik-baik saja dok" Jawab  Shannon dengan senyum khasnya.

Beberapa saat kemudian salah satu team yang mengantarkan berkas ke ruangan Presdir kembali dan menyampaikan pesan untuk Shannon bahwa sang Presdir meminta agar Shannon segera kesana karena ada beberapa CV yang sepertinya tertukar.

Akan tetapi Shannon mengabaikan pesan yang dikirimkan Xander melalui salah satu dari teamnya tersebut.

Tanpa sepengetahuan Yugi sang bodyguard, Shannon meninggalkan kantor setelah meminta ijin pada dokter Cha selaku kepala team.


Shannon memutuskan pergi ke suatu tempat dimana dia bisa mendapatkan ketenangan setiap kali kepalanya penuh dengan berbagai macam hal yang terus beradu.

Bangku kayu dibawah pohon bunga sakura selalu menjadi tempat favoritnya untuk membuang kepenatan yang dia alami.

Desir angin menerbangkan dedaunan mengikuti arah kemana angin itu meniupnya.

Mungkin seperti itulah manusia yang hanya bisa mengikuti arah takdir yang akan membawanya ke ujung hidupnya kelak.

Tinggal sendiri di kota sebesar Seoul membuatnya harus menjadi seorang yang tangguh dan tidak mudah hanyut dalam kesedihan yang diakibatkan oleh orang lain, entah berupa ucapan atau tindakan yang menyakitkan.

("Baby setelah ini pasti akan ada hal mengejutkan yang terjadi, teruslah percaya padaku baby")

Ucapan sang kekasih terus terngingang di rungunya.

"Serumit itukah cerita hidup keluarga Kim??" gumamnya

Shannon memainkan bunga sakura yang baru saja jatuh diatas pangkuannya.

"Mungkinkah aku salah karena terlalu cepat mengambil keputusan? atau aku terlalu mengikuti emosi dan tidak sabar menunggu waktu yang tepat??"

"Aku harus tenang, dengarkan semua suara yang masuk dari segala sisi satu per satu lalu putuskan dengan kepala dingin dan perasaan yang tenang pula"

IDENTIK (TAEKOOK) (GS) (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang