Thya kembali kerumah mamahnya bersama dengan Theo dan Bono, Theo penuh ketakutan saat berada didepan rumah mamahnya. Mimpinya ketika dirumah Bono kembali terlintas, ia takut bahwa mimpi itu akan menjadi kenyataan.
"Kenapa diam?" Tanya Thya.
Theo menggelengkan kepalanya.
"Ayo masuk." Thya menarik tangan Theo dan mereka pun memasuki rumah itu.
Saat pertama kali masuk, bau amis menyelimuti rumah itu entah dari mana asalnya hingga membuat Theo mual.
"Bangsat!" Kata mutiara kembali terucap dari mulut Thya.
Thya berlari ke kamar mamah nya dan benar saja, disana mereka mendapati kembali ayah tiri mereka sedang melakukan hal tak senonoh dengan wanita lain lagi.
Thya yang sudah dipuncak emosi dengan cepat menarik wanita itu dan mengusirnya, ia menatap jijik ke arah ayah tirinya yang tidak memakai pakaian apapun.
Dengan tampang tak tau malu, pria itu menghampiri Theo dan untung saja Bono dengan sigap menarik Theo kebelakangnya.
Thya tak bisa tinggal diam lagi, ia melempar amplop tebal yang berisikan sejumlah uang tabungannya yang selama ini ia kumpulkan.
Bahkan, ia juga membelikan tiket pesawat untuk ayah tirinya itu pergi ke Amerika. Sudah cukup kesabaran Thya selama ini menghadapi tingkah laku ayah tirinya itu, hingga berakhir dengan mamahnya yang terbaring lemah dirumah sakit.
"Pergi Lo dari rumah ini! SEKARANG JUGA!" Usir Thya.
"Kamu tidak bisa mengusir saya, ingat mamah kamu itu masih istri saya." Ucap pria tua itu dengan senyum smirk.
"Apapun yang terjadi, gue nggak akan pernah biarin Lo ketemu sama mamah. Dan ingat, pewaris hak itu jatuh ke tangan Theo sepenuhnya jadi Lo nggak bakalan ada hak apapun disini." Ujar Thya yang juga menunjukkan senyum smirk nya.
"Nggak mungkin, mamah kalian sudah ngasih saya surat warisan itu beserta juga tanda tangannya." Bantah pria tua itu.
Thya tertawa sinis.
"Surat itu sudah ada di pengacara mamah setelah ayah meninggal, surat itu juga sudah ditanda tangani oleh Theo dan mamah. Jadi, kemungkinan besar surat yang dikasih mamah ke Lo itu palsu." Ujar Thya dengan wajah kemenangan.
Disaat yang bersamaan, pria tua itu mengeluarkan pistol dari dalam saku celana nya dan dengan cepat Bono melindungi mereka berdua.
"Serahkan surat wasiat itu atau kalian semua akan mati!" Ancam nya.
Theo kembali flashback kemimpinya, ingatan itu membuat Theo takut bukan main apalagi ini sangat sama seperti di mimpi Theo.
"No, mundur." Perintah Thya.
Bono pun mengangguk.
Pria itu mulai menarik pelatuk pistol itu dan bersiap akan menembak, Thya menatap foto keluarga bahagia mereka disaat sang ayah masih hidup. Lalu, ia kembali menatap ayah tirinya itu dengan tatapan sinis dan jijik.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARSA (END)
Teen Fiction"Hidup dengan penuh keindahan" itulah kata yang sesuai untuk Maria Sofia Isabella wanita cantik dengan banyak talenta yang dia miliki serta otak yang cerdas. Bagaimana jadinya jika semua keindahan yang dimiliki Maria sekarang akan menghilang satu pe...