Bayang-Bayang yang Terlupakan
Bab 1: Taehyung yang Terabaikan
Di sebuah rumah besar di pinggiran Seoul, keluarga Kim hidup dengan nyaman. Namun, di balik dinding-dinding mewah itu, tersembunyi cerita yang kelam tentang seorang anak yang terabaikan. Taehyung, anak ketiga dari lima bersaudara, selalu merasa seperti bayangan yang tak pernah dianggap ada.
Ayah dan ibunya begitu menyayangi Jimin, saudara kembar Taehyung, yang sejak kecil menderita penyakit kronis. Mereka menghabiskan seluruh perhatian dan kasih sayang mereka untuk menjaga Jimin. Bahkan kakak-kakaknya, Namjoon dan Seokjin, serta adik bungsunya, Jungkook, lebih peduli pada Jimin daripada dirinya.
Namjoon, kakak tertua, sangat membenci Taehyung. Baginya, Taehyung adalah beban yang hanya menambah masalah dalam keluarga. "Kenapa kamu tidak bisa seperti Jimin? Dia selalu berusaha meski sakit, sedangkan kamu hanya menambah kesulitan," kata Namjoon dengan nada dingin setiap kali mereka bertemu.
Seokjin, seorang dokter yang sukses, juga tidak memberikan perhatian lebih kepada Taehyung. Dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan perhatiannya kepada Jimin, memastikan adiknya yang sakit mendapatkan perawatan terbaik.
### Bab 2: Kesehatan yang Terabaikan
Tidak ada yang tahu bahwa Taehyung sebenarnya juga menderita penyakit yang sama dengan Jimin. Dia terlalu pandai menyembunyikannya, tidak ingin menambah beban keluarganya yang sudah berat. Setiap hari, dia berjuang melawan rasa sakit sendirian, tanpa ada yang peduli atau menyadarinya.
Suatu hari, saat Jimin dilarikan ke rumah sakit karena kambuhnya penyakit, Taehyung merasa tubuhnya juga semakin lemah. Namun, dia memilih untuk tidak mengatakan apa-apa. Dia tahu, tidak ada yang akan peduli bahkan jika dia mengatakannya.
### Bab 3: Kesepian di Tengah Keramaian
Malam itu, Taehyung duduk sendirian di kamarnya, memandang foto keluarganya. Senyum di wajah mereka terasa begitu palsu baginya. Di bawah cahaya bulan yang masuk melalui jendela, dia merasa begitu kesepian. Di luar kamar, dia bisa mendengar suara tawa dan obrolan keluarga yang tidak pernah melibatkan dirinya.
Jungkook, adik bungsunya, adalah satu-satunya yang kadang memperhatikannya. Meski Jungkook masih terlalu muda untuk mengerti sepenuhnya apa yang terjadi, dia sering mencoba menghibur Taehyung. "Hyung, kenapa kamu selalu sendiri? Apa yang membuatmu sedih?" tanya Jungkook dengan polos.
Taehyung hanya tersenyum lemah. "Tidak apa-apa, Jungkook. Hyung hanya lelah," jawabnya, berusaha menenangkan adiknya.
### Bab 4: Pengakuan yang Menyakitkan
Suatu malam, saat Taehyung hampir pingsan karena rasa sakit yang tak tertahankan, dia mendengar suara Jimin memanggil. "Taehyung, kamu di mana?" Jimin terdengar panik. Taehyung berusaha bangkit, tapi tubuhnya terlalu lemah. Jimin menemukan Taehyung terbaring di lantai kamar mandi, wajahnya pucat.
"Apa yang terjadi padamu?" tanya Jimin dengan suara gemetar. Dia segera memanggil Seokjin yang langsung datang dan memeriksa Taehyung.
"Kenapa kamu tidak pernah bilang kalau kamu juga sakit?" Seokjin menatap Taehyung dengan mata yang penuh penyesalan. "Kami bisa membantu kalau kamu memberitahu kami."
"Apa gunanya? Tidak ada yang pernah peduli padaku," jawab Taehyung dengan suara serak. "Semua perhatian selalu untuk Jimin. Aku hanya bayangan yang terlupakan."
### Bab 5: Rasa Bersalah dan Pengungkapan
Mendengar itu, Jimin merasa sangat bersalah. Dia tidak pernah menyadari bahwa saudara kembarnya juga menderita. "Taehyung, maafkan aku. Aku tidak tahu kamu juga sakit," kata Jimin dengan air mata mengalir di pipinya.
Seokjin, yang selama ini selalu sibuk dengan pekerjaannya, juga merasa sangat bersalah. Dia mengatur agar Taehyung dirawat di rumah sakit yang sama dengan Jimin. Untuk pertama kalinya, Taehyung mendapatkan perawatan yang seharusnya dia dapatkan sejak lama.
### Bab 6: Kebencian Namjoon
Namun, Namjoon tidak menunjukkan simpati yang sama. Dia marah melihat Taehyung di rumah sakit. "Kenapa kamu selalu membuat masalah? Tidak cukup satu orang sakit di keluarga ini?" Namjoon berkata dengan nada marah.
Taehyung hanya diam, menahan rasa sakit di hatinya yang lebih besar dari rasa sakit di tubuhnya. Jimin yang mendengar itu merasa sangat marah. "Namjoon hyung, bagaimana bisa kamu berkata seperti itu? Taehyung juga saudara kita. Dia butuh kita," kata Jimin dengan tegas.
### Bab 7: Plot Twist yang Mengubah Segalanya
Di rumah sakit, Seokjin memutuskan untuk melakukan tes lebih lanjut pada Taehyung. Hasilnya mengejutkan semua orang. Penyakit yang diderita Taehyung ternyata lebih parah daripada yang dialami Jimin. Penyakit ini sudah menyebar luas dan menggerogoti tubuhnya dengan cepat.
Dokter Seokjin pun memberitahu keluarganya bahwa Taehyung butuh perawatan intensif dan perhatian khusus. Ayah dan ibu mereka yang selama ini tidak pernah peduli, mulai merasa bersalah. "Kami tidak pernah tahu... Kami terlalu fokus pada Jimin," kata ibu mereka dengan air mata mengalir.
Namun, yang paling mengejutkan adalah pengakuan Namjoon. Dengan suara gemetar, dia mengatakan, "Aku membenci Taehyung karena... aku selalu merasa dia lebih kuat dariku. Dia tidak pernah mengeluh, meskipun dia sakit. Aku merasa tidak berguna di hadapannya."
### Bab 8: Penerimaan dan Perpisahan
Dengan perawatan yang intensif, kondisi Taehyung mulai membaik, meskipun dia masih harus berjuang melawan penyakitnya. Keluarganya mulai menunjukkan perhatian dan kasih sayang yang selama ini dia rindukan. Namjoon, yang selama ini paling membencinya, mulai berubah. Dia sering menghabiskan waktu di samping tempat tidur Taehyung, berbicara tentang hal-hal yang tidak pernah mereka bicarakan sebelumnya.
Namun, meski ada perbaikan, Taehyung tahu bahwa waktu yang tersisa tidak banyak. Dia merasa lega karena akhirnya keluarganya mulai peduli padanya. "Aku hanya ingin kalian tahu, meskipun aku selalu merasa terabaikan, aku tidak pernah membenci kalian," kata Taehyung dengan suara lemah suatu malam.
### Bab 9: Cinta yang Terlambat
Hari-hari terakhir Taehyung dipenuhi dengan kasih sayang yang selama ini dia rindukan. Jimin selalu ada di sampingnya, memegang tangannya. Seokjin memastikan dia mendapatkan perawatan terbaik. Namjoon, ibu, dan ayah mereka selalu memberikan dukungan moral.
Pada suatu malam yang tenang, di bawah sinar bulan yang lembut, Taehyung menghembuskan napas terakhirnya dengan senyum di wajahnya. Meski hidupnya penuh kesedihan, dia pergi dengan hati yang penuh cinta, akhirnya merasa dicintai oleh keluarganya.
### Epilog: Warisan Taehyung
Setelah kepergian Taehyung, keluarganya berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Mereka belajar untuk saling mencintai dan memperhatikan satu sama lain. Namjoon, yang dulu penuh kebencian, kini menjadi sosok yang lebih penyayang dan pengertian.
Jimin selalu mengenang saudara kembarnya dengan penuh kasih. Setiap kali dia melihat bintang di langit malam, dia merasa Taehyung selalu ada bersamanya, menjaga dari kejauhan.
Meski Taehyung telah pergi, warisannya tentang cinta dan keteguhan hati tetap hidup di dalam hati keluarganya. Mereka akhirnya belajar bahwa cinta yang tulus tidak pernah mengenal batas, dan setiap orang berhak mendapatkannya.