5

6 1 0
                                    

Hari itu, Jaehyun sibuk di kantornya, merampungkan berbagai dokumen penting. Ketika ia sedang tenggelam dalam pekerjaannya, pintu ruangannya terketuk 3 kali lalu tidak lama terbuka, dan seorang perempuan muda yang anggun melangkah masuk. Jaehyun langsung mengenalinya sebagai putri CEO Choi.

"Selamat pagi, Jaehyun-ssi," sapa perempuan itu dengan senyum manis. "Saya Choi Hyejin, ayah saya sering bercerita tentang Anda."

Jaehyun tersenyum sopan dan bangkit dari kursinya. "Selamat pagi, Hyejin-ssi. Senang bertemu denganmu. Silakan duduk."

Hyejin mengambil tempat duduk di depan meja Jaehyun. "Ayah saya meminta saya untuk mengunjungi Anda hari ini. Katanya, Anda adalah sosok yang sangat penting bagi perusahaan kami."

"Terima kasih, Hyejin-ssi. Saya hanya menjalankan tugas saya," jawab Jaehyun sambil tetap menjaga sikap profesionalnya, meskipun dalam hatinya ia merasa risih dengan situasi ini.

Mereka berbincang sebentar tentang bisnis, dan Hyejin terlihat sangat ramah. Namun, Jaehyun merasa percakapan itu mulai melebar ke hal-hal yang lebih pribadi. Ia berusaha tetap sopan untuk menjaga nama baiknya dan perusahaannya.

Sementara itu, Taeyong sedang dalam perjalanan ke kantor Jaehyun. Ia membawa kue kesukaan Jaehyun sebagai kejutan kecil. Setibanya di kantor, Taeyong menuju ke ruangan Jaehyun dengan senyum di wajahnya. Namun, ketika ia mendekati pintu ruangan Jaehyun, ia terkejut melihat perempuan berdiri dekat dengan Jaehyun. Dalam sekejap, perempuan itu merangkul Jaehyun dengan cara yang tampak akrab, membuat hati Taeyong tersentak.

Taeyong berhenti sejenak, merasa kecewa dan bingung. Ia memutuskan untuk tidak masuk ke dalam ruangan dan memilih duduk di sebelah resepsionis, menunggu Jaehyun menyelesaikan urusannya. Perasaan campur aduk menguasai dirinya, antara ingin mempercayai Jaehyun dan rasa cemburu yang tak bisa dihindari.

Setelah beberapa waktu, Hyejin akhirnya meninggalkan ruangan Jaehyun dengan senyuman lebar. Jaehyun menghela napas lega, merasa sedikit bebas dari situasi yang tidak nyaman. Ia membuka pintu dan melihat Taeyong duduk di dekat resepsionis.

"Taeyong-ah," panggil Jaehyun, senyum menghiasi wajahnya. "Apa yang kau lakukan di sini?"

Taeyong berdiri dan mencoba tersenyum meskipun hatinya masih sedikit terluka. "Aku membawakan kue kesukaanmu. Aku pikir ini bisa menjadi kejutan yang menyenangkan."

Jaehyun merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam sikap Taeyong, tapi ia tidak langsung menanyakannya. "Terima kasih, Taeyong. Kau selalu tahu bagaimana cara membuatku bahagia."

Mereka berjalan bersama menuju ruangannya. Saat mereka duduk, Jaehyun membuka kotak kue dan mencicipinya. "Ini enak sekali, seperti biasa. Terima kasih, Taeyong."

Namun, Taeyong tetap terlihat agak jauh. "Sama-sama, Jaehyun hyung. Aku senang bisa membuatmu senang."

Jaehyun menatap Taeyong dengan penuh perhatian. "Ada yang salah, Taeyong? Kau terlihat sedikit berbeda hari ini."

Taeyong menghela napas pelan. "Tidak ada apa-apa, hyung Mungkin aku hanya lelah."

Jaehyun meraih tangan Taeyong dan menggenggamnya erat. "Kau tahu kau bisa berbicara padaku tentang apa saja, bukan? Aku ada di sini untukmu."

Taeyong tersenyum tipis, berusaha melepas tangan Jaehyun. "Aku tahu, Jaehyun. Terima kasih."

Meskipun Taeyong berusaha bersikap normal, Jaehyun tetap merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Setelah beberapa saat, Taeyong memandang jam di tangannya dan menghela napas. "Jaehyun hyung, aku harus pergi sekarang."

Jaehyun tersadar dari lamunannya. "Apakah aku bisa mengantarmu? Aku tidak ingin kau pulang sendiri."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Ride To Fate [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang