"lo, itu sebenernya punya perasaan ga sih sama felix?" tanya syera meminum orange jus nya.
"lo, apaansih." jawab cilla malas memotong daging sapinya dan menyuap nya.
"jangan gitu syera, dia udah punya suami." celetuk cessa sembari memainkan handphone-nya.
"iya, ga mungkin juga gajelas banget lo." sinis cilla.
"bukan gitu! felix keliatan deketin lo mulu." ucap syera.
"orang temen, ngapa sih lo suka sama felix?" tanya cilla.
"gak." elak syera memutar bola matanya malas.
"WTF, APA LO SUKA SAMA JARREL??!!" pekik cessa langsung cilla bekap mulut pink nya itu dengan kencang.
mata arcilla memicing curiga ke arah syera "lo gila ya? gua masih punya hati." jawab syera.
"hati apa?" tanya cessa.
"hati babi." celetuk cilla dengan diiringi tawa, dan cessa syera pun ikut tertawa.
"liat, disana ada tiga cowok cakep gua liat liat, deketin ga sih?" genit syera menggigit bibirnya sembari memang ketiga cowok itu penuh nafsu.
"gue liat, tapi tuh orang ngikutin kita dari tadi gak sih?" tanya cilla melirik tiga orang lelaki berkaca mata hitam terus mengikutinya.
"jangan jangan, bodyguard daddy lo?." jawab syera melirik cowok itu.
"bukan, bodyguard daddy selalu berpenampilan jas." ucap cilla.
"bodyguard papa lo, cess?" tanya cilla dibalas gelengan oleh cessa.
"samperin syer." titah cessa menunjuk cowok itu dengan dagunya.
syera mengangguk langsung touch up sedikit lalu menghampiri ketiga cowok itu dan bercipika cipiki "emang gatel tu orang." hujat cilla dengan senyum miringnya.
"gua samperin juga kali ya?" ucap cilla pada cessa langsung diangguki.
"gue disini aja ya." ujar cessa memainkan handphonenya pada cilla yang mulai berjalan ke arah syera.
"eh, gak jadi deh." ucap cilla kembali pada duduk nya teringat akan ucapan jarrel sebelum meninggalkannya.
"Kenapa?" tanya cessa bingung tapi hanya dijawab gelengan.
syera dan ketiga cowok itu menghampiri meja mereka "hai, kenalin maxime." sapa cowok dengan kaca mata hitamnya menjulurkan tangan pada cessa lalu beralih ada cilla.
"halo, princessa."
"cilla."
"boleh gabung nih?" tanya cowok tinggi tanpa kaca mata.
"boleh." ucap cessa mengangguk dengan senyum manisnya.
"kalian lagi ngapain disini?" tanya cilla menatap ketiga cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramírez
Teen Fiction"dad! yang bener aja masa aku dijodohin sama cowok kayak dia?!" tanya seorang perempuan membantah seorang ayah nya. "sayang, Daddy udah tau bagaimana kehidupan dan sifat dia." ujar daddy nya dengan lembut untuk meyakinkan bahwa pilihannya adalah pi...