Katherina
Setelah basa-basi sebentar dengan Teh Dara dan dirinya serta berdiri menjauh dan sama-sama menjaga jarak dengan Jefan. Masing-masing bahkan saling memasang wajah kaku seolah ingin saling menelan hidup-hidup. Setengah jam kemudian Dipa pamit pulang dengan diantar oleh Teh Dara keluar ruangan. Tinggal menyisakan mereka berdua, ia dan Jefan, yang juga berdiam diri tak mengucapkan sepatah katapun.
Ia sedang setengah berbaring di atas tempat tidur dengan posisi memunggungi Jefan sambil memeluk Nemo yang terasa halus dan lembut di kulit. Sementara Jefan duduk di sofa sambil memegang remote dan sedang menggonta-ganti chanel televisi.
Awalnya dari layar televisi yang tak terlihat layarnya terdengar suara news anchor membacakan berita prime time. Namun sedetik kemudian berganti menjadi suara film kartun anak-anak. Tak sampai lima menit kembali berganti dengan suara talk show. Semenit kemudian layar televisi mulai memperdengarkan kupas tuntas investigasi tentang kasus kekerasan massal yang terjadi di Situbondo, Jawa Timur hampir seminggu lalu. Dengan suara reporter yang tengah mewawancarai seorang narasumber penting.
"Pemirsa, mari kita ikuti bersama, penjelasan dari Kombes Wiratama Yuda, Direskrimum Polda Jatim, tentang kasus kekerasan massal di Situbondo."
Ia sontak mencibir demi mendengar suara Mas Tama yang menggema di layar televisi. Kali ini hampir 15 menit lamanya chanel tak berganti. Bahkan hingga sesi pertama interview dengan Mas Tama selesai dan tayangan diselingi iklan komersial, chanel tak juga berpindah.
Membuatnya mulai kesal karena Jefan tak sekalipun angkat bicara. Bahkan sejak awal kemunculan di ruangan, Jefan sama sekali tak menyapanya. Hanya menjawab pertanyaan yang sesekali dilontarkan oleh Teh Dara untuk sekedar basa-basi.
"Lo mau ngapain ke sini?" tanyanya kesal dengan punggung tetap membelakangi Jefan saking sudah tak tahan lagi selama beberapa menit hanya saling berdiam diri.
Sementara layar televisi kembali memperdengarkan interview sesi kedua dengan Mas Tama.
"Penanganan kasus kekerasan terhadap orang dan pengerusakan yang dilakukan Polres Situbondo di back up sepenuhnya oleh Ditreskrimum Polda Jatim. Dilaksanakan secara profesional dan sudah diamankan tersangka yang sedang dalam proses penyidikan."
"Janjian sama Mas Sada," jawab Jefan dengan suara datar.
"Jam berapa?"
"Delapan."
Ia memberenggut sambil melirik jam yang menempel di salah satu sisi dinding ruangan, masih kurang satu jam lebih menuju jam 8 malam. Membuatnya menoyor-noyor kepala Nemo dengan kesal.
"Terus ngapain masih lama udah ke sini?" tanyanya lagi makin kesal.
"Biar sekalian nunggu di sini. Kenapa? Kamu merasa terganggu aku nunggu di sini?"
Sebenarnya ia sama sekali tak merasa terganggu dengan kehadiran Jefan. Entahlah, ia sendiri tak yakin, tapi keberadaan Jefan di sekitar kini mulai terasa familiar. Sedikit menenangkan malah. Hanya saja, sikap diam yang ditunjukan Jefan saat ini sungguh amat sangat menyebalkan.
"Tadinya sengaja datang lebih awal biar bisa ngobrol banyak sama kamu."
Terus kenapa sekarang malah diam dua ribu bahasa? Ih, dasar ngeselin! gerutunya sebal namun hanya dalam hati.
"Tapi ternyata kamu lagi asyik ngobrol sama orang lain. Jadi, mungkin apa yang bakal aku omongin kurang menarik buat kamu."
"Emang lo mau ngomong apa sama gue?" tukasnya cepat.
Jefan menjawab dengan gumaman tak jelas.
"Apa?" tanyanya karena tak terlalu mendengar apa yang diucapkan Jefan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Pagi | Na Jaemin
RomansaSometimes someone comes into your life so unexpectedly, takes your heart by surprise.