💉Controlling Memory💉

475 29 4
                                    

Bulan sudah menampakkan dirinya saat ini dengan beberapa bintang di sekelilingnya.

Di dalam kamar yang bercat merah milik si bungsu Sekarang, kedua insan itu saling mendekap. Dengan Yang lebih muda tengah menyandar di dada yang lebih tua darinya.

Menyandar di kepala tempat tidur sambil mengelus lembut tangan yang lebih kecil dari miliknya. Suasana terasa lebih intim, namun di balik itu, ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan.

"Hy-hyung, kenapa tiba-tiba ingin pindah, dan mengajakku? Aku tidak mau jauh dari ayah dan ibu,"

suaranya terdengar ragu dan takut.

"Hyung sengaja, aku ingin kita hidup bersama, jauh dari pengaruh orang tua kita. Lagipula, kita saling mencintai bukan ?"

Keduanya terdiam sejenak. Pemilik mata coklat terang itu tahu, ini bukan tentang jauh dari orang tua mereka saja.

Ini tentang hyungnya yang ingin mengontrolnya lebih dalam, menjauhkannya dari dunia luar.

Perlahan, ia merasa dirinya semakin terjerat semangkin dalam, tak bisa kabur meskipun ia ingin melarikan diri.

Jungwon melihat kebingungan di wajah adiknya, namun ia tak peduli. Baginya, ini adalah langkah yang tepat untuk menguatkan ikatan mereka.

Ia yakin, dengan waktu haeachannya akan mengerti dan menerima semunya. Dan jika tidak, ia siap melakukan apa saja untuk mempertahankannya.

"Apa yang kau pikirkan, mmm?"

Ia membalik tubuh yang menyandar dengannya sedari tadi, sehingga  telungkup di atas badannya. Mengusap punggung si manis.

Mata kucingnya menatap dalam mata beruangnya itu, seolah ingin membaca isi pikiran pemuda itu.

"T-tidak ada, Hyung,"

jawabnya kaget karena tiba-tiba tubuhnya di balik. Ia merasa terpojok, tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.

Pemilik mata kucing itu tersenyum licik, tangannya mengusap lembut punggung si manis.

"Jangan berbohong, Hyung tahu kamu pasti banyak mikirin hal-hal aneh,"

ucapnya berbisik rendah di telinga si bungsu. suaranya terdengar begitu dekat dan berat.

Si empu merasa bulu kuduknya berdiri, detak jantungnya semakin kencang.

"Hyung... berhentilah,"

Ia tertawa pelan, tangannya masih mengusap-usap punggung Jake.

"Kenapa harus berhenti? Kamu kan sudah menjadi milikku, CK ,"

Ia berdecih, mengeratkan pelukan mereka. Kemudian, dengan perlahan, ia baring bersama si manis dan akan mulai tertidur di sampingnya.

"Tidurlah, dan mimpikan aku"

Ucapannya mempu membuat si pemilik mata coklat terang itu merasa jengkel, dan mulai memejamkan matanya.

=============================

Matahari datang dengan cahayanya memasuki kamar biru milik si manis seolah ingin membangunkannya dari mimpi.

"Mmm..."

Laki-laki pemilik mata coklat terang itu mulai terbangun, gerakannya lemah, namun matanya perlahan mulai terbuka, mencari sosok yang biasanya ada di sisinya.

Mata kucing itu dengan  cepat kembali ke tempat tidur setelah menyadari pergerakan dari si manis.

"Ada apa, Mimpi buruk mmm ?"

Haechan menggeleng pelan, masih mencoba mengumpulkan nyawanya dan ingatannya ?.

"Tidak, Hyung. Hanya... rasanya ada sesuatu yang, ah entahlah chani juga tidak tahu,"

My Brother Obsession [ Jungwon X Haechan ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang