Chapter 21 - Spoiler Bab

63 4 0
                                    

🦊🦊🦊


Di dalam Pathé Tuschinski, Andin sedang duduk di salah satu kursi yang berada di tengah-tengah, Sean sedang keluar, pergi ke kamar mandi dan sekalian membeli minum yang Andin minta barusan.

Sepuluh menit sebelum film di mulai, dan Sean yang sudah datang, meletakkan minuman hangat itu untuk Andin di tengah-tengah mereka. Sean melirik ke arah Andin yang kini tangannya terjalin erat di pangkuannya.
.
.


"Kenapa kau menonton film ini lagi?" tanya Sean pada Andin yang kini sudah menegakkan tubuhnya, menatap fokus pada layar bioskop.

"Kenapa?" tanya Andin kembali dengan gumaman pelan.

.
.



"Bukankah film ini sangat bagus?" tanyanya dengan senyum cantiknya.

Sean masih melihat ke arah layar, yang kini menampilkan seorang pria sedang duduk di bar dan menatap terpaku pada seorang gadis yang menyanyi di panggung bar.


"Nyanyianya tidak buruk, dan yah, aku jadi semakin terbiasa mendengar suaranya." kata Sean berpendapat. Karena ini sudah yang ketiga kalinya bagi Sean menonton film ini, yang entah di bagian mananya dari film ini yang sudah berhasil membuat Andin tidak pernah bosan melihatnya.

Ketika Sean dan Andin melihat pemeran pria dan wanita melakukan kecupan pertama mereka, keduanya memikirkan juga kecupan pertama yang Sean dan Andin pernah lakukan, dengan orang yang pastinya berbeda di dalam pikiran masing-masing.

Sean yang kembali mengulang kecupan pertamanya bersama Andin waktu itu di dalam ingatanya. Dan kini harus menanggung konsekuensi atas sikap impulsifnya karena kelancangannya malam itu. Lalu tangannya terkepal di sisi pahanya yang tersembunyi, menekan dadanya yang bergemuruh sesak.

Sedangkan Andin, mengingat kembali kecupan pertamanya yang Al ambil tanpa izinnya di waktu dulu.

'Menjauh dariku Aldebaran!'

Al remaja tetap tidak bergerak menjauh, meski dorongan dari tangan Andin di dadanya begitu kuat.

Al sudah jatuh cinta pada gadis ini setelah dia pertama kali melihat Andin bermain figure skating di salah satu Olimpiade yang tidak sengaja dirinya lihat, bersama Jason- kawan kuliahnya.

'Jadilah kekasihku, Ndin. Aku sungguh-sungguh jatuh cinta padamu pada pandangan pertama.' ujar Al dengan mata serius menatap lekat pada wajah Andin yang lugu dan cantik.

'Sinting!' maki Andin pada remaja yang tiga tahun lebih tua darinya itu. Dia merasa kesal sebab tangan Al terulur menjebak tubuhnya di pintu masuk kamar asramanya. Membuat dia merasa putus asa sekaligus takut ditemukan oleh penjaga asrama.

🦊🦊🦊

Cerita ini bolak balik masa lalu dan masa kini. Jangan bingung 🐰

Musimnya Cinta (Season's Of Love Series/SoL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang