Chapter 22 - Spoiler Bab

39 4 0
                                    

Masih flashback masa lalu.

.
.
.

Al tidak memedulikan sikap apatis Andin terhadapnya. Ia semakin mendekatkan wajahnya, berbisik di depan bibir Andin yang sangat dekat dengan bibirnya. Dia hanya perlu sedikit menunduk untuk bisa mempertemukan bibirnya dengan bibir Andin yang setengah terbuka, mengundang dirinya untuk segera mencicipi gadis yang menawan hatinya ini cepat.


Andin menahan napasnya dari kedekatan Al yang tanpa aba-aba. Berhasil membuat jantungnya berdegup liar karena antisipasi.

"Aku serius dengan apa yang aku katakan. Aku sungguhan jatuh cinta padamu." ulang Al pada gadis yang memiliki tinggi badan tidak sampai sedagunya itu. Yang saat ini menatapnya dengan tatapan seperti meremehkan ungkapan perasaannya.

Mungkin bagi gadis itu, dia hanyalah remaja sinting yang tidak punya malu sama sekali. Tidak saling kenal, datang secara tiba-tiba, malah langsung menyatakan perasaan. Dan seperti tebakan Al, memang begitulah Andin berkomentar tentang dirinya.

"Menyingkir kubilang, Aldebaran! Apa kau tak paham bahasa manusia?! Perlu aku bicara padamu dengan bahasa yang bisa kau pahami? Bahasa alien misalnya!" sarkas Andin sambil menaikkan alisnya yang melengkung indah.

Al tahu Andin tak akan memercayai kata-katanya. Dengan kedua tangan yang masih menjebak tubuh Andin, Al maju selangkah dan tidak ada ruang bagi Andin untuk kabur lagi.

Andin semakin dibuat panik saat Al menyatukan dahi mereka, hingga dia bisa merasakan napas panas remaja tampan bermata coklat gelap di hadapannya itu.

'Aku... Aldebaran, tidak akan mundur mengejarmu. Sampai kau, Andiniku sayang, mau menjadi kekasihku."

"Mustahil! Aku tidak akan pernah jatuh cinta p...." mata hazel Andin yang jernih langsung terbelalak saat dengan tiba-tiba tangan Al meraih dagunya, membuatnya menengadah ke arah remaja tampan itu dengan lehernya miring ke kanan, dan Al menunduk ke wajahnya. Bibirnya yang tergores gigi Al langsung terasa perih.

Ciuman pertamaku? Oh, tidak! Jerit Andin di dalam hatinya. Andin sudah membayangkan kalau ciuman pertamanya seromantis mungkin. Tapi kenyataannya, dia baru saja selesai latihan skating dan sangat kucel, dan di cium paksa oleh remaja nakal yang sangat keras kepala. Rasanya dia mau pingsan saja! Al bajingan ini!

Andin yang kepalanya di pegang erat oleh tangan Al hanya bisa melihat ketika pria itu mulai membuka paksa mulutnya.

Meski Andin sudah berjuang sekuat yang dia bisa untuk lepas dari capitan tangan Al yang sekeras baja itu, tidak bisa sama sekali menggeser remaja itu yang kini tenggelam dengan kesenangannya.

"Jangan katakan kau tak akan pernah jatuh cinta padaku. Karena aku akan membuatmu tak bisa hidup tanpa diriku. Ingat baik-baik perkataanku, Andiniku sayang!" Itu adalah penegasan yang penuh percaya diri oleh Aldebaran pada Andin.

Andin merosot duduk dari pegangan Al setelah remaja itu langsung melepas pegangan di wajahnya. Tepat, setelah Al selesai mencuri ciuman pertamanya.

.
.

🦊🦊🦊

.
.

Andin kembali melirik pada jalan seberang yang kini tidak ada siapapun berdiri di sana.


"Aku yakin melihatnya di sana. Apa itu hanya halusinaku saja?" gumam Andin pada dirinya sendiri. Jelas sekali dia melihat Al berdiri di ujung jalan dan menatap kepadanya.

Andin yang terus memandang tempat Al berdiri tadi tidak menyadari kalau orang yang disangkanya sebagai halusinasinya saja kini berdiri tepat di belakang tubuhnya.

Al melihat Andin masih menatap dengan linglung ke jalan di luar butik itu, selepas kepergian Sean. Berpikiran bahwa, wanitanya sangat menyukai pria yang di capnya sebagai saingannya mulai detik ini.

"Andin." panggil Al dengan suara semerdu Cello yang lembut khasnya.

Andin tersentak kaget. Ia langsung membalikkan badannya dan melihat seorang pria dengan pakaian casual yang dilapisi long coat sampai lutut sudah berdiri di hadapannya.

Sejak kapan Al berada di sini? tanya Andin di dalam hati. Dadanya sudah berdegup kencang hanya dengan melihat keberadaan Al yang ada di hadapannya. 


Andin menenangkan dirinya sebentar, lantas menyapa sapaan Al barusan.

"Aldebaran...."

Musimnya Cinta (Season's Of Love Series/SoL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang