Bonus Chapter 04

15.8K 750 96
                                    

Bertahun-tahun lamanya hidup berdua, tak ada sosok ayah maupun ibu yang membimbing mereka dalam menjalani kehidupan. Terutama di saat ini, momen dimana Jendral dan Nana sebagai orang tua baru harus belajar sendiri bagaimana mengurus bayi yang baru lahir.

Bersyukur karena mereka hidup di jaman modern yang memudahkan mereka untuk mempelajari beberapa hal dalam mengurus newborn dari video-video dokter spesialis anak, dan lain sebagainya dari para ahli terpercaya.

Ditambah lagi Om Johan yang menyarankan untuk mempekerjakan pengasuh bayi profesional, kini peran sebagai orang tua baru itu tak terlalu menyulitkan mereka sebab Jendral maupun Nana menerima usulan itu.

Mereka mempekerjakan seorang pengasuh bayi profesional yang usianya cukup jauh di atas Jendral, kinerjanya bagus dan mereka pun banyak belajar cara mengurus baby Zayn dari pengasuh tersebut.

Tapi tetap, Jendral tidak menginginkan orng lain untuk menginap di rumahnya, jadi pengasuh itu akan datang di jam 7 lalu pulang setelah jam 5 sore.

Hampir setiap malam baby Zayn menangis saat lapar maupun saat buang air. Untungnya, Jendral lah yang memilih untuk bergerak cepat mengatasi si bayi.

Alasannya simple kata Jendral, Nana sudah lelah membawa baby Zayn selama 9 bulan lamanya, maka setelah lahir bayi itu akan menjadi tanggung jawab Jendral untuk mengurusnya.

Dari matahari terbit sampai terbenam memang Nana dan sang pengasuhlah yang lebih banyak peran merawat baby Zain, tapi saat dilihatnya sang istri sudah tampak lelah maka tanpa disuruh pun Jendral lekas membantu Nana.

Setiap malam pula Jendral selalu dalam mode siaga, begitu mendengar lengkingan tangis pertama dari si Jagoan, Jendral otomatis langsung bangun dan segera memeriksa putranya itu agar tangisnya tak semakin keras yang berujung mengganggu tidur sang istri.

Apabila baby Zayn buang air maka Jendral akan langsung mengurusnya dengan telaten, dan apabila si baby haus maka Jendral hanya perlu mengambil sebotol ASI hasil pompa dada Nana yang paling baru di kulkas ASI lalu menghangatkannya hingga bisa langsung diminumkan ke anaknya.

Seperti saat ini, baby Zayn tengah rewel menunggu si Papa yang belum juga memberinya susu.

"Eunggh... hic-eumm~" rengeknya menggeliat tak sabar.

"Iya Nak, iya sabar ya... Anak Papa udah laper banget ya, ini dia ini susunya." ujar Jendral lembut kini menyodorkan sebotol ASI yang sudah bersuhu hangat itu ke mulut baby Zayn.

Si baby di gendongan Jendral langsung terulur-ulur tangan mungilnya tak sabar lalu ikut memegang botol dot itu bersama tangan besar sang papa.

Bayi berusia 2 bulan itu terus menghisap dot-nya dengan rakus, tampak benar-benar kelaparan pada dini hari ini.

Sedangkan si papa muda, masih setia memandangi jagoan di gendongannya tersebut meski jam sudah menjukkan pukul 3 pagi.

Entah hilang kemana rasa kantuk Jendral padahal setiap malam ia selalu terbangun saat baby Zayn menangis. Ya.. mungkin ada sedikit rasa kantuk, tapi binarnya lebih menonjol melihat sang buah hati yang tumbuh sehat sampai detik ini.

Masih sibuk memberi Zayn sebotol susu, Jendral tiba-tiba mendengar langkah kaki dari arah tangga. Ia yang sedang duduk di sofa ruang tv langsung menoleh ke belakang, melihat istri Cantiknya berjalan mendekat dengan mengucek matanya sambil menguap.

"Baby haus Mas?" tanya Nana setelah mendudukkan diri di sebelah Jendral.

Kepalanya jatuh bersandar di bahu kokoh suaminya sambil mata Nana tak lepas memandang anak di gendongan sang dominan.

"Iya. Kenapa bangun, Sayang? Mas ganggu tidur kamu?" kata Jendral lembut saat menyempatkan diri mengecup pucuk kepala Nana.

Si Cantik menggelengkan kepala kemudian berkata, "Enggak. Tadi Adek nyariin Mas tapi Mas sama Zayn gak ada, jadi Adek turun."

Mas Jendral |[NOMIN]| {END} ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang