Setelah selesai makan siang Lyora memutuskan untuk menikmati udara segar dibalkon ruang keluarga yang terletak dilantai 2.
Lyora sengaja bediri dekat pembatas yang tingginya hanya sepinggang, karena ia tahu bahwa perbuatan sang mertua tidak akan berhenti sampai tadi saja.
"Udah makan siangnya?"
Lyora menyapa tanpa menoleh kebelakang, ayah Sagara sangat terkejut bahwa Lyora mengetahui kedatangannya yang tidak menimbulkan suara sedikitpun.
"Kamu itu sebenernya apa sih?!" Pungkas Ayah Sagara menahan kesal
"Manusia biasa kok yang makan nasi"
Memang sedari dulu Lyora memiliki insting kuat, seperti sekarang ini yang tiba-tiba menghindar dengan pandangan yang lurus ke depan.
Rupanya ayah Sagara hendak mendorongnya namun lagi-lagi meleset karena Lyora menghindar ke samping, alhasil ayah Sagara terjatuh dan hanya berpegangan pada ujung lantai balkon.
Lyora yang melihat itu hanya jongkok dan tersenyum miring disertai kekehan sinis
"Ini belum seberapa kok" Pungkas Lyora
Lyora dengan entengnya menarik kerah belakang kemeja sang mertua layaknya menarik seekor kucing untuk naik keatas.
"Mana yang katanya intel? Seberapa jauh data saya yang kamu dapatkan, hah?" Tantang Ayah Sagara membuat Lyora tersenyum simpul
"Liat aja nanti malam, saya pastikan anda malu atas perbuatan anda sendiri"
Melihat sang menantu pergi berjalan meninggalkan area balkon dengan wajah datarnya membuat ayah Sagara merasa ketakutan.
Takut orang banyak mengetahui sisi buruknya yang selama ini ia tutupi dengan kebohongannya.
Malamnya, pukul setengah 7 Ayah Sagara sudah duduk manis didepan tv ruang tamu ditemani beberapa snack ekstrudat dan minuman soda. Berharap tidak ada yang menayangkan berita tentang sisi buruknya.
Namun tepat saat jarinya memindahkan satu angka channel langsung menampilkan pembawa berita yang tengah membeberkan sisi buruknya selama ia bergelut didunia perusahaan bisnis.
Saat itu juga ia mendengar derap langkah menuruni tangga, saat pandangannya berputar kebelakang ia melihat Lyora turun dengan setelan piyamanya tengah memegang secangkir teh.
"Liat dulu tuh, belum beres"
Bodohnya, Ayah Sagara secara tak sadar menurut dan kembali menonton berita yang semakin menjadi-jadi. Tak lama ponselnya mendapatkan notifikasi yang tidak ada hentinya membuat beliau mendadak geram, sedangkan Lyora hanya terkekeh kecil.
"Nantangin sih, udah dibilang saya bakal dapet data pribadi sampe ke akar ya ngeyel gini deh akibatnya" Ejek Lyora dengan nada santai
Berita tersebut memberitahu bahwa pihak kepolisian lah yang mendapatkan data tersebut dan juga meminta Ayah Sagara untuk menyerahkan diri. Akibatnya beliau sangat terkejut mengetahui tidak ada nama sang menantu disangkut pautkan didalam berita.
"Udah kapok? Apa belum puas?" Tantang Lyora berjalan mendekat
"Sialan kamu! Menantu gatau diuntung!!" Bentak Ayah Sagara murka
"Istri kan harus nurut suami, jadi sudah tugas saya membersihkan nama suami saya yang kotor karena anda, sekarang giliran nama anda yang kotor tuan. Bahkan lumpur dan sampah pun tak layak disandingkan dengan nama anda yang saking kotornya sekarang"
Ucap Lyora tersenyum puas disertai halis yang mengangkat satu, lalu Lyora beranjak pergi dari sana meninggalkan Ayah Sagara yang sudah sangat murka saat ini.
Rupanya sang ayah mengikuti Lyora ke dapur dan dengan mudahnya ia menyeret tangan menantunya secara kasar lalu ia hadiahi tamparan keras.
Lyora?
Dia hanya diam merasakan tamparan panas dan perih pada pipinya dan ia yakini sekarang sudut bibirnya tengah berdarah.
"Menantu kurang ajar!! Saya bakal nyuruh anak saya buat talak kamu!!" Bentak Ayah Sagara keras tepat dihadapan wajah Lyora
Lyora masih santai dan membalas tatapan mertua dengan tatapan datar lalu disusul senyuman miring yang lagi-lagi emosi mertua tersulut.
"Orang pintar akan merenung saat dinasehati sedangkan orang bodoh akan tersinggung dan anda termasuk golongan kedua, apa tadi? Ashraf? Suami saya? Anak anda? Apa dia menganggap anda juga sebagai ayahnya?" Balas Lyora teramat santai
"Jadi kamu mengatai saya bodoh??!!" Balas Ayah Sagara tak terima
"Lalu? Orang pintar mana yang santai dirumahnya disaat seluruh media sosial dan jagat maya tengah mencari keberadaannya sekarang?" Tanya Lyora balik
Ashraf rupanya sudah berdiri tak jauh dari mereka berdua dan memilih tak bersuara agar Lyora dan sang ayah tidak menyadari kehadirannya yang sudah dari tadi disini.
Ashraf hanya tersenyum bangga melihat seluruh respon sang istri yang terbilang bijak tanpa membalasnya dengan kekerasan juga namun menyerang mental terlebih dahulu.
"Intinya kamu menantu kurang ajar yang pernah saya temui!!!" Bentak ayah Sagara kehabisan kalimat
"Oh masih kurang ceritanya data yang saya dapatkan? Iya? Baiklah, besok pagi saya pastikan dapatkan semuanya tanpa sisa"
Lyora pergi seraya menepuk bahu mertuanya beberapa kali dengan tanda menyemangati lalu hendak meninggalkan dapur namun menemukan Ashraf sang suami tengah tersenyum bangga padanya.
"Pinternya, ini baru istri aku"
Ashraf meraih satu tangan Lyora lalu ia genggam lembut seraya membawanya pergi dari sana.
Melihat adegan romantis tapi singkat, membuat gejolak emosi ayah Sagara kian menjadi-jadi. Mengetahui anaknya malah semakin mencintai Lyora, bukannya kesal ataupun tak terima melihat harga dirinya dijatuhkan istrinya.
Ashraf masih memandangi wajah Lyora disampingnya yang menatap lurus ke depan menikmati udara malam yang segar diarea halaman belakang.
"Meskipun dia sendiri bertingkah sampe buat gua kecewa bahkan sakit hati, gua tetep mencintainya dengan perasaan yang besar dan tak pernah berujung dan selesai"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Worst Marriage
Фанфик[On Going] "Dari awal gua emang salah, jadi gua harus terima kalau lo gabisa bales perasaan gua sampai detik ini"