26. Memilih Pilihan Ortu

9 4 0
                                    

"Keyfa, kamu mau ya ibu jodohkan dengan seseorang?"

Ibu Keyfa bertanya, Keyfa menatap ragu pada ibunya, kemudian dia mengangguk setuju begitu saja. Ibu Keyfa terkejut sekali melihat reaksi anaknya yang tak berlebihan seperti orang-orang pada umumnya, Keyfa kembali berkutat pada laptopnya yang menggiringnya untuk tetap menjalankan bisnis online shop nya. Tak biasanya begini, biasanya Keyfa akan memberikan satu atau dua opini penolakan.

Ibu Keyfa sudah lama berteman dengan ibu dari laki-laki yang akan dijodohkan dengan Keyfa, memang sejak lama mereka sudah menandakan anak masing-masing menjadi pasangan kelak.

~

"Mi, gimana kamu dijodohkan dengan Keyfa. Kamu mau?" tanya Ibu Fahmi sekarang, Fahmi yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke pengajian remaja masjid dekat rumahnya.

"Temen nya Syahira?" tanya Fahmi pada ibunya, Syahira adalah nama sepupu Fahmi. Syahira bersahabat baik dengan Keyfa sejak MTs.

Ibu mengangguk, menunggu jawaban Fahmi yang masih bersiap-siap juga. Fahmi menatap ibunya yang masih penasaran, dia tersenyum dan mencium punggung tangan ibunya pamit, "Kalau ibu yang memilih, Fahmi setuju aja bu. Keyfa nya yang engga tau deh," ujar Fahmi, diakhiri dengan kekehan karna mengingat Keyfa yang terkadang tidak mau. Dia tau dari cerita ibunya.

"Dia bisa dibujuk deh, ibunya juga udah setuju sama kamu," ucap Ibu Fahmi.

"Tapi dia kan suka nolak kata ibu."

"Dia nerima, makanya ibu juga kaget." Ibu Fahmi menepuk pundak Fahmi yang sepertinya begitu yakin Keyfa akan menolaknya. Fahmi kembali melihat pada ibunya, awalnya dia sudah ingin berjalan.

"Hah??"

~

Tiba di kajian, Fahmi melihat Keyfa pun ada di sana. Mereka tak pernah berbicara sekalipun, kecuali sebelum menginjak usia baligh dikarenakan dulu mereka satu SD. Keyfa tak melihat balik pada Fahmi, dia sibuk mendengar rapat rutin dari ketua IRMAS (IKATAN REMAJA MASJID). Kali ini adalah pemilihan ketua IRMAS, pemilihan berjalan lancar hingga akhir.

"Ayo kita foto-foto!" seru para remaja saat pemilihan telah pun siap. Entah takdir apa, Keyfa dan Fahmi ternyata bersebelahan saat berfoto. Sesi berfoto berlangsung lama karna penataan tempat dan jumlah yang begitu ramai. Fahmi awalnya canggung, tapi dia berusaha bertanya pada Keyfa.

"Kenapa diterima?" tanya Fahmi sambil melihat ke depan, dia tak mau terlihat seperti sedang berbicara dengan Keyfa.
Keyfa menoleh pada Fahmi, lalu menatap kearah depan lagi. Dia tidak berkata apapun, awalnya.

"Aku mau aja, soalnya kalau yang milih orang tua lebih baik karna sudah direstui kan?." Keyfa pun tidak melihat pada Fahmi, karna tak mau juga terlihat sedang ngobrol dengannya.

"Makasih ya udah terima, aku juga mau karna ibuku yang memilih," ujar Fahmi, dia tersenyum.

"Iya." jawab Keyfa singkat.

~

Saat Fahmi pulang, ibu Fahmi langsung menghampiri anaknya. Menatap Fahmi lalu tersenyum mengejek pada Fahmi.

"Kenapa senyum-senyum? bener kan diterima sama Keyfanya," ejek ibunya, Fahmi tersenyum lagi. Sebenarnya si ibu sudah tau bahwa anaknya ini ada perasaan pada Keyfa karna Keyfa itu memiliki paras yang cantik dan lembut. Ditambah Mereka sebangku saat masih SD. Fahmi langsung ke kamarnya dan menatap foto perpisahan SD nya. Dia berdiri disamping Keyfa.

Ibu Fahmi langsung saja memberitahu ibu Keyfa bahwa Fahmi juga dengan senang hati menerima perjodohan ini. Dan mengatakan bahwa tadi Keyfa dan Fahmi bertemu dan bertegur sapa.

~

"Assalamu'alaikum bu, ayah, Keyfa pulang!" teriak Keyfa saat melepas sepatunya. Dia mendengar larian sesaat setelah dia mengucapkan salam. Ternyata Ayah dan Ibunya buru-buru menghampiri Keyfa yang sedang melepas sepatu.

"Cie-cie, yang baru ketemu calon suami tuh," ejek ibu sambil melihat ayahnya, Keyfa tak tersenyum sedikitpun dan hanya terlihat lelah saja. Seolah diwajahnya dia hanya ingin tertidur sekarang juga.

"Bu, ayah. Udah deh, Keyfa capek nih mau tidur." Keyfa menyalimi punggung tangan ayah dan ibunya, kemudian berjalan masuk.

"Kamu beneran kan terima?!" teriak ayahnya saat Keyfa sudah menutup pintu kamar.

"Iya!" teriaknya.

~

Keyfa menutup pintunya, dia berjalan pelan kearah kasur. Melempar tasnya ke sampingnya lalu melompat ke kasur itu. Dia menanamkan wajahnya pada bantal biru miliknya. Keyfa tersenyum kecil, dia mulai menghentakkan kakinya ke kasurnya. Suara kasur menjadi seperti digebuk-gebuk karna hentakan kaki itu. Dia menggeliat kesana kemari dan membiarkan selimutnya menggulung badannya sempurna. Tapi dia kembali duduk dan menahan senyumnya dengan tangan. Dia menampar-nampar pipinya karna merasa seperti sedang di pelet.

"Ih ngapain sih, gak mungkin aku suka dia. Itu dulu aja, sekarang mah buat apa?" Keyfa memarahi dirinya sendiri, dia kembali menatap langit-langit kamarnya, tapi kemudian dia tersenyum dan menutup wajahnya dengan selimut. Dia kembali menampar pipinya karna merasa aneh.

"Keyfa, kamu udah gasuka sama dia. Ingat diary yang kamu bakar waktu MTs? jangan tentang dia lagi," Keyfa menatap cermin dan menunjuk-nunjuk wajahnya sendiri, seperti berbicara dengan bayangan sendiri. Kemudian dia tertidur tepat pada jam 2 pagi. Karena dia sedang bingung dengan perasaannya sendiri.

~

Keesokan harinya Keyfa sedang merapikan baju-bajunya diruang tamu, dia juga merasa aneh kenapa dia mau menuruti permintaan ibunya untuk menunggu di ruang tamu sambil merapikan baju. Keyfa tau ibunya menyuruh nya begini karna diam-diam mengundang Fahmi dan Ibunya ingin datang kesini secara tiba-tiba pada Keyfa. Tapi Keyfa tetap saja mau duduk disitu. Tadi dia sudah memarahi dirinya sendiri saat dikamar karna menurutinya saja.

"Assalamu'alaikum, eh Keyfa?" Ibu Fahmi disambut baik oleh Keyfa, Keyfa menyalimnya dan menyuruhnya duduk. Fahmi dibiarkan nya untuk masuk dan duduk sendiri. Keyfa menyiapkan minum pada Fahmi dan ibunya, juga untuk dirinya dan Ibunya.

"Ambil kue yang kamu buat kemarin Key, kamu pamerin skill masak kamu itu," ucap Ibunya diakhiri dengan tawaan bersama Ibu Fahmi. Keyfa menurut saja dan pergi kedapur untuk mengambilnya.

"Kenapa aku mau?, kenapa aku nurut banget berapa hari ini?" batin Keyfa, dia merasa seperti di pelet lagi, dia heran dengan perilakunya yang seperti ingin mengambil hati calon ibu mertua. Saat Keyfa sedang sibuk buru-buru memotong kecil kue itu. Dia terkejut kehadiran Fahmi yang memerhatikan cara Keyfa memotong kue itu.

"Rapi ya potongannya, kalau aku udah gemeter karna takut salah tuh." Fahmi masih menatap kue yang sedang Keyfa potong itu.

"Yang penting udah biasa aja, aku kan emang jual kue kadang." Lagi-lagi Keyfa merasa seperti menunjukkan kemampuan sebagai istri yang baik dan bisa memasak, dia membatin lagi kenapa dia begini.

"Yes bagus dong, aku bisa sering-sering makan kue dong nantinya?"

Keyfa terhenti sebentar, kata-kata Fahmi membuatnya tersipu. Maksudnya sesudah pernikahan? pikirnya. Dia memotong lagi kue itu tanpa menjawab perkataan Fahmi. Dia menahan senyuman di bibirnya dengan berpaling kearah lain.

"Oh iya gimana kita tukeran nomor hp aja?" tanya Keyfa pada Fahmi, sekarang giliran Fahmi yang terkejut karena Keyfa tiba-tiba menatap Fahmi padahal hanya beberapa detik saja. Dia merapatkan giginya kuat-kuat supaya tidak terlihat salah tingkahnya.

Ibu Fahmi dan Ibu Keyfa yang melihat itu sejak tadi pun membuat kesimpulan. Ternyata mereka bukan dijodohkan, tetapi memang sudah berdoa untuk menjadi jodoh sejak lama.

Singkat cerita, akhirnya mereka pun menikah. Mereka berpacaran setelah menikah, dan mengenal lebih dalam juga. Dan mereka juga memang sudah jatuh cinta sejak lama, maka kehidupan pernikahan mereka berlangsung bahagia selamanya.

bersambung..

special tags
Carolineq_
fluffyyoshiii
Melani932
nanasaynana

Gara-gara Tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang