☆ judul lama: love story ☆
Tentang jiwoong dan hao yang nyembunyiin hubungan mereka. mereka udah nikah dan memutuskan merahasiakan semuanya, bahkan teman dekatnya. Hao masih belum siap hadapi fans jiwoong yang agak bar-bar.
"Sampai kapan hubungan ki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jiwoong dan Hao turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya di parkiran supermarket. Mereka pun masuk ke dalam, mengambil keranjang belanja. Suasana di supermarket cukup ramai, apalagi hari ini adalah malam minggu, jadi ramai. Mereka pergi ke bahan makanan terlebih dahulu. Mereka mengenakan masker agar tidak ada terjadi kesalahpahaman.
"Kak, aku boleh ambil daging agak banyak, nggak? Akhir-akhir ini, aku ingin daging."
Jiwoong mengusak rambut suaminya. "Ambil aja semau kamu, asalkan kamu senang aja. Kamu bahagia, aku juga bahagia."
Hao memukul lengan Jiwoong. Ia menatap tajam suaminya ini. "Kak, nggak usah gombal. Ini masih di tempat umum. Kalau ketahuan, gimana?"
Hao berjalan terlebih dahulu ke rak sayuran, dengan diikuti oleh Jiwoong di belakang. Jiwoong memang suka menggoda Hao, karena Hao kalau diganggu, kesannya jadi imut.
Setelah mengambil beberapa bahan makanan, Jiwoong dan Hao pergi ke camilan dan minuman. Hao ambil yang banyak cokelatnya, karena hao suka yang namanya cokelat, entah itu permen dan sebagainya. Beruntung saja, Jiwoong tidak melarang suaminya melakukan apapun. Bagi Jiwoong, kebahagiaan Hao juga kebahagiaan Jiwoong.
Satu jam kemudian, Jiwoong dan Hao selesai belanja dan membayar di kasir. Mereka membawa kresek besar warna hitam keluar dari supermarket. Jiwoong memasukkan barangnya ke bagasi. Setelah itu, ia ajak Hao mampir ke kafe di sebelah supermarket.
"Permisi, kalian mau memesan apa?" tanya kasir perempuan itu terlihat ramah dengan senyuman manisnya.
"Es americano satu, lemon tea satu. Cheese cakenya dua, ya," jawab Jiwoong memberikan beberapa lembar uang ke kasir. Hao sendiri sudah duduk di kursi dekat jendela, sambil melihat kendaraan yang lewat di depan kafe.
Tak lama, Jiwoong datang sambil bawa pesanan mereka. Jiwoong meletakkan pesanannya ke meja, lalu duduk berhadapan dengan Hao. Hao mengambil es americano dan meminumnya. Hao memang pecinta americano. Untung Jiwoong masih ingat minuman kesukaannya.
"Loh Hao, kita ketemu lagi," celetuk seseorang yang baru saja datang bersama seseorang lainnya.
Hao dan Jiwoong menoleh ke samping. Hao tersenyum melihat ada Hanbin di kafe. Hao memang anaknya ramah dan murah senyum, jadi Hao punya banyak teman. Jiwoong yang memperhatikan suaminya, raut wajahnya berubah jadi cemburu.
"Hanbin, nggak nyangka aja kita ketemu disini." Hao menoleh ke sosok manis di samping Hanbin. "Dia siapa?"
Hanbin merangkul pundak seseorang di sampingnya. "Kenalin, dia seok matthew, manager dan teman masa kecilku. Mat, kenalin dia Hao, orang yang aku kenal tadi."
Matthew mengulurkan tangannya ke Hao dengan senyuman manisnya. "Matthew. Salam kenal, Hao."
Hao menerima uluran Matthew. "Aku Zhang Hao. Salam kenal juga dan senang bertemu dengan kamu."
"Ekhem."
Hao melepaskan tangannya dari tangan matthew ketika Jiwoong bersuara. Ia merasa ada aura negatif di diri Jiwoong. Hao yakin kalau Jiwoong lagi meredam amarahnya karena cemburu.
"Hao, aku tunggu di dalam mobil, ya," ucap Jiwoong, kemudian melangkahkan kaki keluar dari kafe, sembari memasukkan kedua tangannya di saku celananya.
"Aduh maaf, ya. Aku harus pulang, kak jiwoong nggak enak badan kayaknya. Sekali lagi maaf, ya," ujar Hao membungkukkan badannya, kemudian menyusul Jiwoong.
Hanbin terkekeh melihat sikap Hao. Hal itu membuat Matthew dibuat heran dengan Hanbin.
"Kakak kenapa?" tanya Matthew dan membuat Hanbin menoleh ke samping.
"Hao manis, ya. Jadi suka deh," jawab hanbin tanpa beban.
"Hadeh mulai. Udah, aku mau pesen dulu."
"Oke. Seperti biasa, ya?"
"Iya, kak. Mending kakak duduk dulu."
"Oke!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.