"Jagan pergi dulu, kamu tidak ingin menyapa ku...."
"Menurut ku itu tidak terlalu penting nyonya sila, dan terimakasih telah merawat Aul selama ini" jawab zayan, tanpa mengatakan apapun lagi Zayan pergi dari sana
"Kak, kak Zayan....kak Zayan Jagan pergi dulu" teriak Auliyah memanggil Zayan
Zayan mendengar Auliyah meneriaki nama nya tapi dia memilih diam dan melanjutkan langkah kakinya
"CK!" Decak Atha melihat kepergian Zayan
Auliyah kembali duduk di sebelah Zein dan sila..... mereka semua duduk sambil mendengarkan cerita Auliyah, cukup lama mereka berbincang dengan Auliyah hingga Atha membawa Auliyah ke kamar untuk istirahat, Karna dia tau Auliyah tadi sangat kelelahan di sebabkan ulahnya
"Hmm.... Auliyah sudah cukup lama berbicara dengan kalian semua. Sekarang waktunya dia untuk beristirahat, ayo Auliyah...." Ujar Atha berdiri dari duduknya
"Tapi kak...a"
"Jangan membantah.... Kamu tadi Sangat kelelahan, jadi sekarang waktunya beristirahat..." Atha mendekat kearah Auliyah, dia meangkat Auliyah di depan para orang tua
"Kyaaa....kak, isss apa apaan sii, kan jadi malu" kesal Auliyah menyembunyikan wajahnya di dada bidang atha
Atha hanya tersenyum kecil melihat wajah malu istri kecilnya "it's okey baby, ngak usah malu...." Bisik Atha melangkah kan kakinya menuju anak tangga
Para orang tua itu hanya bisa menahan senyum mereka...."Atha ngak ada bedanya dengan ayah..." Ujar jeson kepada istrinya
Umay sedari tadi hanya melihat kearah kedua orang tua nya yg ikut berkunjung bukan hanya orang tuanya saja yg datang Aidi juga ikut datang kemari
Orang tua Umay yg tau anaknya sedang di Landa ke cemasan langsung tersenyum melihat wajah tegang Umay
"Umay kemarilah....." Panggil wanita paru baya yg sudah melahirkan nya itu
"Ah! Ada apa Uma...." Jawab Umay mendekat kearah orang tuanya, Umay duduk bersimpuh di depan orang tuanya sambil menunduk kan kepalanya
Malino yg melihat itu merasa kesal....Karna dia belum perna melihat Umay seperti itu, apa lagi ekspresi takut sangat terlihat di wajah Khumaira
"Beraninya kalian membuat gadis ku duduk bersimpuh di depan kalian, orang tua seperti apa kalian. Aku bahkan sangat marah ketika ada nyamuk yg mengigit Umay.... berdiri Umay, aku tidak suka kamu seperti itu. Kamu itu calon nyonya muda keluarga Gargio, tidak pantas untuk duduk dan menunduk kan kepala di depan siapapun kecuali tuhan...." Tegas Malino meangkat Umay
"Kak, apaan si.... mereka orang tua ku,"
Malino menatap tajam kepada Umay "mau mereka orang tua mu, atau siapa pun itu...jika mereka tidak memperlakukan mu dengan baik maka aku akan membunuh mereka" ujar dingin Malino membawa Umay dari sana
Para orang tua yg ada di sana pun tercengang dengan sifat putra mereka yg satu ini.... "Dia emang putra ku" gumam max sambil terkekeh melihat putranya itu
"CK! Maaf atas perilaku tidak sopan anak kami...." Nafisyah meminta maaf dengan perasaan kesal 'awas aja nanti kamu Malino, anak sama ayah ngak ada beda'
"Ngak papa buk Nafisyah, saya engak terlalu memikirkan nya...dan saya merasa bahagia melihat putri saya di perlakukan layaknya seorang putri oleh putra kalian..." Jawab ayah Umay dengan senyum yg mengembang di bibirnya
"Ngomong ngomong.... Acara pernikahan Malino dengan Umay, dan Gabriel dengan decha serta repsepsi Atha dan aul kapan di laksanakan???" Tanya Willy membuat Aidi yg serta dalam ruangan itu tercekat
"Pernikahan??..." Gumam Aidi membuat semuanya bingung melihat tingkah Aidi
"Iya, tujuan kami kemari adalah untuk mengadakan pernikahan mereka, bibi ingin cepat cepat menikah kan mereka. Bibi takut nanti terjadi sesuatu yg tidak di inginkan" jawab Riri selaku mama Umay
"Ah! Begitu" Aidi terdiam, dia melihat kearah decha yg sedang berdiri di sebelah Gabriel, dia melihat dengan jelas tangan Gabriel yg berada di pinggang decha
Dia merasa ingin marah tapi dia ingat dia tidak memiliki hak untuk mengatur hidup decha 'andai aku tidak mengabaikan dia dulu... mungkin dia tetap menjadi milikku'
"Nah! Karna kita lagi disini semua berkumpul bagaimana kalo kita langsung mendiskusikan tentang acara pernikahan mereka ini...." Ujar Clara Semangat membuat yg lain pun setuju
"Kalo begitu aku sama decha mau keatas..." Pamit Gabriel yg di angguk kan para orang tua itu
"Ayo eca..."
"Tunggu sebentar..."cegah Aidi sebelum Gabriel dan decha menaiki anak tangga menuju lantai dua
"Ada apa?" Tanya Gabriel dengan raut wajah dingin
"Bisakah aku berbicara dengan decha hanya berdua untuk terakhir kalinya, Karna aku ngak tau kapan aku bisa kemari lagi atau bisa bertemu dengan dia lagi..." Ujar Aidi memelas
"Tidak.." tolak Gabriel dengan tatapan tajam
"Hmmm, kak biar aku berbicara dengan nya dulu, mungkin yg dia katakan benar... Kami tidak akan pernah ketemu lagi, kami akan berbicara di taman belakang masion.. jadi ijin sebentar ya calon pak suami," decha meminta ijin Gabriel dengan wajah yg dia buat seimut mungkin
"CK! Baiklah tapi aku akan mengawasi kalian dari jauh...." Kesal Gabriel
"Ayo ikuti aku..." Ajak decha berjalan di depan dengan langkah yg begitu anggun bagaikan seorang ratu
"Apa yg ingin kamu bicarakan?" Tanya decha dengan tegas
"Pertama tama aku ingin menanyakan, bagaimana kabar mu.... Apakah tinggal di sini menyenangkan, sekarang cita cita mu sudah tercapai untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri dan tinggal di luar negri, hehehehe... Maaf ya aku ngak bisa nemenin kamu tinggal disini" ujar Aidi menunduk kan kepalanya
"Aku tidak perlu di temani oleh mu disini... Karna aku mempunyai seorang pria yg begitu mencintai ku lebih dari siapapun yg selalu melindungi dan selalu ada di sisiku, Karna pembicaraan kita ini tidak terlalu penting aku ingin pergi dulu" jawab decha ingin pergi dari sana
Decha berhenti karena sebelah tangan nya di cekal oleh Aidi "beri kan aku pelukan terakhir sebelum kita benar benar berpisah untuk selamanya, kumohon" mohon Aidi dengan air mata yg sudah menetes
"Baiklah" decha merentang kan tangan nya, Aidi memeluk dengan erat tubuh kecil decha, tubuh yg selalu dia peluk dulu sekarang telah menjadi milik orang lain
"Terimakasih telah pernah mengisi warna di hidup ku tuan....saya berharap anda bahagia selalu" ujar decha melepaskan pelukan Aidi
Tanpa mengatakan apapun decha pergi dengan langkah nya yg tegas meninggalkan Aidi di taman itu, taman yg begitu indah dan luas menjadi saksi bisu tangis Aidi
"Yeah, aku juga berharap kamu bahagia decha.... Sekarang aku sudah ikhlas memberikan mu kepada pria lain, pria yg selalu membuat mu tersenyum"
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
EL ES MIO
RomanceSeorang gadis yg baru berusia 18 tahun harus menerima begitu banyak fakta yg terbongkar ketika dirinya bertemu dengan seorang pemuda,,,,,,yg mengklaim dirinya sebagai milik nya di pertemuan pertama mereka "Tu eres Mio.." "Hah!!..maksud kamu" "Are y...