SAMPAI KAPAN
2024
***
"Terserah kamu deh."
"Kamu kenapa, Fay? Nggak kayak biasanya, ada apa sih?"
"Aku capek, Yan. Capek ..."
"Fayya—"
"Ayo kita berhenti dulu. Kamu pasti perlu break kan? Selama ini kamu pasti kesusahan menghadapi orang kayak aku. Maaf sering bikin kamu capek." Kini Ean dapat melihat dengan jelas lengkungan yang terpatri pada bibir perempuan itu dengan air matanya yang mulai berjatuhan setelah beberapa kali berusaha ditahannya tadi.
"Aku masih mau temenin kamu, aku mau dengerin cerita-cerita kamu. Kita masih bisa bareng-bareng, Fay, kita masih bisa. Kamu nggak boleh bilang begitu."
"Tapi kita sama-sama tahu kalau ini ... udah berantakan banget, Yan. Untuk sekarang, kalau dengan aku yang saat ini, nyatanya emang aku yang nggak baik buat kamu. Maaf, Yan, tapi aku nggak bisa."
Kalimat itu menjadi komunikasi akhir mereka dan sesaat setelahnya Fayya memilih pergi mendahului Ean, meninggalkannya seorang diri. Namun, hingga saat ini setelah satu bulan lamanya belum ada salah seorang pun dari mereka yang mencoba untuk mengawali kembali hubungan di antara keduanya itu. Mereka hanya sedang menunggu, sampai masing-masing ego dari dalam diri keduanya akan habis.
Kemudian mereka sadar, tetapi setelah menyadari bahwa itu sudah sangat terlambat.